Apaaaa? Kata haris dan lenna bersamaan
"Bagaimana bisa fa setahu ku laki laki yabg mengenal mu bisa dihitung dengan jari"
"Aku juga binggung len, umi bilang dia teman kak zayna, yang aku kenal teman kak zayna hanya bang faris gak mungkin kan?"
"Benar juga, lalu siapa ya fa? Apa umi hanya bilang itu gak bilang nama atau yang lain?"
"Gak ada hanya itu yang umi bilang"
"Lalu kamu jawab apa fa"
"Aku belum memberi jawaban len, aku binggung"
"Ikuti kata hatimu fa shalat dan berdoalah apapun keputusan mu aku mendungnya"
"Kakak juga mendukung fa jika itu membuat kamu bahagia"
"Makasih ya kak, len semoga keputusan ku yang terbaik.
******
Beberapa hari ini wafa terlihat sangat gelisah apa dia akan berdosa jika membuat sakit hati orang yang telah mengkhitbahnya, tapi jika menerima lamaran itu hatinyalah yang akan merasa sakit dia tidak mau munafik dan menyakiti diri sendiri.
......
"Assalamualikum wafa, bagaimna apa kamu sudah shalat istikharah?"
"Wa'alaikumsalam, sudah umi dan waf sudah yakin dengan keputusan ini.
"Baiklah apa jawaban mu, ahh apa sebaiknya kamu bertanya terlebih dahulu siapa yang melamar kamu, siapa tau kamu mau berubah pikiran"
"Insya allah ini pilihan wafa umi, Maaf wafa gak bisa nerima lamaran itu wafa mau menuntaskan sekolah lalu kuliah dulu umi, wafa gak mau karena alasan kuliah suami dan anak wafa nanti gak keurus"
"Jika itu memang pilihan kamu, insya allah itu yang terbaik"
"Aamiin, insya allah ya umi doa kan saja, ohiya wafa pulang hari minggu umi dan mau langsung kepondok maaf gak sempat nengokin umi sama abi"
"Gak papa kok fa, umi tau kamu sibuk. Lagian kan ada ihsan dirumah yang nemenin umi sama abi"
"Loh bukannya dia dipondok mi? Jangan jangan bolos dia?"
"Huussttt... kamu ini adek sendiri dikatain kamu kan libur ya dia juga libur dong gimana sih, umm udah dulu ya fa umi mau masak, assalamualaikum"
"Wa'alaikumsalam"
****
Wafa duduk terdiam dibalkon kamarnya, pikirannya terbang entah kemana, siapa yang melamarnya masih jadi misteri untuknya keputusanya menolak lamaran itu sudah bulat tidak bisa diganggu gugat, hatinya tenggah hancur perasaan nya sedang tak karuan pikirannya tak bisa fokus lagi .
Wafa
Apa aku salah menolak lamaran itu, tapi bagaimana bisa aku menerimanya jika aku saja tidak mengenalnya dan bahkan hati ku saja masih untuk bang faris.
******
Hari ini wafa dan lenna pulang kepesantren, wafa gelisah bagaimana jika dia bertemu faris dipesantren dia takut lukanya yang mulai sembuh akan kembali terbuka, apalagi jika dia melihat faris tersenyum seolah memberi harapan namun kenyataannya dia akan menjadi suami sepupunya sendiri.
Tidak ada yang mengerti dengan rasa sakitnya. Bahkan zayna saja kemarin menelponnya dan memintanya untuk hadir dua hari sebelum hari H pernikahannya, bagaimana dia bisa hadir jika untuk menerima kenyataan saja wafa belum bisa.
******
"Bantu aku ya len aku gak mau ketemu bang faris aku takut"
"Iya fa aku ngerti kok, kita pakai jalan samping taman pesantren aja,lebih jauh sih tapi jarang ada orang"
"Iya len aku setuju, jalan nya cepet len nanti keburu bang faris liat"
"Beres fa. Hati hati lho.."
"Iya len udah ah cepet"
"Assalamualaikum wafa lenna, kalian ngapain?"
Wafa tersentak kaget apa yang dia lihat didepan matanya. Zayna? Bukan bukan zayna saja tapi ada laki laki yang tidak asing untuknya.
"Bang faris?"
Air mata tidak bisa ditahan lagi tepat saat wafa berucap airmatanya ikut tumpah tidak terbendung lagi, bagaimana tidak jika wafa melihat zayna dan faris berjalan beriringan.
******
M.M

KAMU SEDANG MEMBACA
Imamku
EspiritualPerkenalan beberapa hari bisa begitu melekat bahkan hingga berminggu minggu, meskipun aku tau mustahil memilikinya. Dia penyemangatku, sesuai namanya Faris. -Wafa Ayla dara Wajahnya tidak cantik bahkan biasa saja tapi cahaya itu tidak pernah redup...