Apa yang bisa dilakukan wafa selain tersenyum dan menghapus air mata, berkata pun tak bisa lagi bahkan hanya untuk sekedar menjawab salam.
Lenna pun tak bisa banyak bicara, melihat sahabatnya tersenyum dia yakin wafa berusaha tegar dan kuat dihadapan zayna dan faris, lenna tau wafa bukan tipe orang yang suka merusak hubungan orang lain selain selalu sabar wafa juga selalu berpikir positif seperti saat ini wafa berusaha yakin kalau faris bukan jodohnya meski wafa harus sakit hati akan hal itu tapi itu lah wafa, rela berkorban untuk kebahagiaan orang lain dan dia sengsara seperti ini.
Kadang lenna juga marah dengan kelakuan wafa yang tak pernah memikirkan kebahagiaan sendiri tapi apa daya wafa selalu berdalih jika dia akan bahagia apabila melihat orang lain bahagia.
Itu pemikiran kekanak kanakan pikir lenna....
Zayna tau wafa sedang sedih tapi dia tidak mau bertanya secara langsung disini.
"Fa nanti besok sudah harus kerumah kaka jangan lupa dan jangan telat, okey?"
"Ehhh iyaa ka, insya allah gak telat kok"
Dengan suara terbata bata wafa menjawab pertanyaan zayna, dan zayna pun bertambah yakin dengan pikirannya.
.....
"Yaudah fa kakak mau ketemu sama bu jena dulu, assamualaikun fa len."
"Wa'alaikumsalam kak"
********
" kamu yakin fa akan kerumah zayna besok? Apa kamu kuat aku pikir gimana kalo kamu bilang aja kamu lagi sibuk dan gak bisa dateng, Aku takut fa kamu kenapa napa"
"Gak bisa gitu len, dia kan sepupi aku gimana bisa aku gak dateng, bagaimana pun juga ini takdir yang harus aku hadapi, cepat atau lambat aku akan bertemu sama mereka berdua"
"Iya fa aku tau kamu pandai menutupi perasaan kamu, aku tau kamu pandai beralasan dan menutupi kesedihan kamu, tapi aku, aku gak bisa kamu bohongi aki sahabat kamu kita kenal dari SD fa gak mungkin aku gak ngerti sama perasaan kamu, jujur sama aku fa jujur, apa kamu udah bisa melepas faris untuk zayna?."
"Ahhh aku...aa..akuu.."
"Gak bisa jawab kan kamu fa. Aku tau fa kamu sangat mencintai faris kalau kami tanya dari mana aku tau? Air mata kamu yabg bilang sama aku"
'Tapi len aku gak bisa. Aku gak bisa nolak permintaan kak zayna"
"Kamu sadar gak sih len, tokoh utama disini kamu yabg tersakiti juga kamu dan yang bahagia siapa? Orang lain fa orang lain sadar gak sih fa. Diam diam hati kamu terluka dan kamu selalu menampiknya dengan senyum yang bahkan menyakitkan untuk dilihat"
"Kamu gak ngerti len, kamu gak tau gimana perasaan ku yang sebenernya. Aku sayang sama mereka berdua. Bang faris sayang sama kak zayna begitu juga aku len, aku hanya bisa dateng dan doain mereka untuk merebut apalagi memaksa bang faris untuk sayang sama aku, aku gak bisa aku gak sejahat itu len"
"Aku tau kamu gak bisa kayak gitu tapi paling tidak kamu jujur sama perasaan kamu dan stop nyakitin hati kamu sendiri"
"Aku cape len ngomongin hal ini, aku binggung aku sendiri gak yakin sama pikiran aku sendiri. Besok aku tetap datang kerumah kak zayna, doain aku len"
Bagaimana bisa lenna menolah permintaan sahabatnya. Lenna hanya bisa menggangguk dan tersenyun tulus sambil memeluk tubuh wafa.
*******
Pagi pagi sekali wafa sudah siap berangkat kerumah zayna. Di tenggah jalan wafa berpapasan dengan faris dari kejauhan wafa melihat senyum tipis menghiasi wajah faris.
"Assalamualikum ay"
Wa'alaikumsalam bang"
"Ayla mau kerumah zayna kan gimana kalo bareng aja gak ada yang jemputkan?"
"Lho...bang faris mau kemana? Kerumah kak zayna juga? Bukannya penganten itu gak boleh saling ketemu ya?"
"Iya benar, lalu apa hubungannya dengan abang? Abangkan hanya pengisi acara"
"Pengisi acara? Maksud abang?"
******
M.M
Maaf Typo bertebaran dimana mana:D
Selamat membaca....

KAMU SEDANG MEMBACA
Imamku
SpiritualPerkenalan beberapa hari bisa begitu melekat bahkan hingga berminggu minggu, meskipun aku tau mustahil memilikinya. Dia penyemangatku, sesuai namanya Faris. -Wafa Ayla dara Wajahnya tidak cantik bahkan biasa saja tapi cahaya itu tidak pernah redup...