"Mas, nanti, kita jemput Mbak aku ya di bandara." Kata Lily penuh semangat.
Alex yang tengah menyetir hanya mengangguk datar pada calon istrinya itu.
"Jam berapa Mbak kamu datangnya,Li?"Lily tampak berpikir sejenak.
"Malam kalau gak salah,mas."Alex lagi-lagi mengangguk dan terus menatap jalanan tanpa menoleh kearah Lily yang berbicara dengannya.
Diam-diam, Lily merasa kecewa. Bagaimana tidak? Ia berbicara sedari tadi dan respon Alex hanyalah anggukan datar, mata yang terus menatap jalanan-seolah jika Alex tidak menatap jalanan,mereka akan kecelakaan. Lily merasa seakan Alex tidak pernah menganggapnya ada.
Harusnya, Lily sadar, bahwa Alex memang tidak pernah mencintainya, biarpun mereka akan menikah pada minggu depan.Ratusan kali, Lily mencoba membuat Alex jatuh cinta padanya. Tapi hal itu sia-sia. Alex tidak pernah berpaling kepadanya barang sedetik pun.
Hampir setiap pria akan luluh dengan pesona yang dimiliki Liliana Mirabella Santoso. Hidung yang mancung, kulit putih merona, rambut berwarna hitam arang, dan mata berwarna abu-abu.
Tapi sayangnya, pesona yang dimilikinya, tidak cukup untuk membuat seorang Alexander Martin Wijaya untuk bertekuk lutut dihadapannya.Melihat sikap Alex yang begitu datar dan dingin kepadanya, membuat Lily yakin bahwa Alex pasti mencintai seseorang.
Yang jelas, bukan dirinya.
Diam-diam, sebulir air dari sudut mata kiri Lily jatuh.
Rasanya sakit sekali, mengetahui bahwa mungkin, Ia-lah pemilik tubuh Alex, tapi hati pria itu sama sekali bukan miliknya.
Milik perempuan lain, yang Ia tak ketahui namanya.
Jika perempuan lain akan sibuk untuk mencari tahu, Lily lebih memilih bersikap seakan tidak terjadi apa-apa. Semua itu lebih baik, dibandingkan kejujuran yang akan keluar dari mulut Alex.
Biarpun Ia tahu bahwa tidak ada sedikitpun perasaan Alex kepadanya, Ia tetap tidak ingin melepaskan pria itu.
Karena, diam-diam tanpa Ia sadari, bahwa Ia sudah jatuh cinta kepada pria itu.
Dan suatu hari nanti, Lily yakin bahwa Alex pasti akan membalas perasaanya.
Yeah, someday,perhaps."Lily, kita sudah sampai. Kamu tidak mau turun?" Sahut Alex dan memberhentikan mobilnya.
Lily tersentak dan membuat kepalanya terbentur ke kaca mobil.
Gadis itu meringis kecil.Alex berdecak sebal.
Dasar ceroboh,gumamnya pada diri sendiri.
"Makanya jangan melamun aja,Li. Kejedot kan jadinya." Katanya datar. Terbersit sedikit kekhawatiran dari wajahnya.Lily menghembuskan nafas lelah.
Kamu gak tahu, aku lagi mikirin hubungan kita yang gak pasti ini,mas. Pikirnya lelah."Li! Ah, baru saja dibilangin jangan melamun. Lamunin apa sih,kamu?" Kata Alex dan memutar bola matanya.
"Kita udah sampai di depan rumah kamu. Kamu gak mau keluar?" Tanyanya lagi.Dalam hati, Lily memberengut kesal.
Seperti, Ia diusir dari mobil ini.
"Iya mau keluar, siapa juga yang mau disini terus." Gerutunya kesal dan tersinggung.
Lily membuka pintu mobil dan berjalan keluar.
Oh ya, tak lupa dengan sedikit bantingan ketika menutup pintu mobil lagi.Dasar nyebelin! Seru Lily dalam hati dan segera menutup pagar, tanpa menoleh kearah mobil Audi-nya Alex lagi.
*******
Alex terkekeh ringan melihat gadis itu kesal padanya. Ekspresinya sangat lucu dan menggemaskan.
Setelah melihat gadis itu masuk ke dalam rumahnya dengan keadaan aman dan selamat, Alex pun menjalankan mobilnya pergi dari kompleks perumahan Lily.Diam-diam, Alex merasa lelah dengan semua ini. Pernikahan dengan Liliana Mirabella Santoso, jelas bukan hal yang Alex inginkan.
Hanya gadis itu.
Dan kini,Alex tidak mengetahui dimana gadis itu berada.
Tak tahukah,bahwaAlex masih setia menunggunya disini?
Tak tahukah, bahwa di dalam hati Alex hanya ada dirinya?
YOU ARE READING
IF ONLY
RomanceLucy, Lily, Alex dan Lucian. 4 orang yang memiliki kisah rumit nan membingungkan. 4 orang yang saling terjebak dalam suatu hal yang bernama perjodohan, dan tak seorangpun dari mereka yang dapat melepaskan diri dari perjodohan itu. Ada Lucy, yang ter...