JEALOUSY (B)

54 2 0
                                    

Happy reading,guys.

-azalea-

Playlist for this chapter : All Too Well - Taylor Swift

********

Akhirnya,rancanganku selesai,gumam Alex puas dan mengamati sketsa bangunan rancangannya dengan teliti.
Sempurna,pikir Alex sangat puas akan setiap detil dalam gambarnya.
Alex meregangkan bahunya dan memijit lehernya yang agak tegang karena terlalu serius dalam mengerjakan gambarnya.
Alex melirik arlojinya.
Pukul 3 sore. Ia harus menjemput calon istrinya,Lily untuk foto prewed mereka. Awalnya, hanya Alex dan Lily saja yang mengalami perjodohan ini. Ternyata merembes kepada Lucian dan Lucy, sehingga, kedua pasangan itu menikah di hari yang bersamaan.

Alex berjalan bangkit dari kursinya dan mengambil mobil Audi-nya. Sebenarnya, Ia malas banget menjemput Lily, tapi mau bagiamana lagi? Ia harus menjemput gadis itu.

***********

Lily tengah ingin menelpon Alex, lantaran pria itu terlalu lama menjemputnya.
Mas Alex kemana sih? Ugh, udah 3.45 lagi. Batinnya kesal.
Menunggu bukanlah hal yang disukai Lily. Gadis itu sangat membenci untuk menunggu. Sebelas-duabelas dengan kakaknya, Lucy.

"Halo?" kata Lily tanpa menyembunyikan nada kesalnya.
"Mas udah dimana?"

"Masih di Sudirman. Macet." Jawav Alex dingin.

Lily menghembuskan nafas kesal.
"Ya sudah. Kalau gitu, kita ketemuan di lokasi pemotretannya saja. Mas gak usah jemput aku."

"Oke," kata Alex datar dan mematikan teleponnya.

Entah kenapa hati Lily terasa kesal saat Alex langsung memutuskan teleponnya begitu saja. Entah kenapa, dia setengah berharap bahwa Alex akan mengatakan,goodbye,atau sampai jumpa.
Diam-diam, Lily merasa konyol dengan pemikirannya.
Itu takkan mungkin.

Lily segera berjalan keluar dari area rumah sakit, dan memberhentikan salah satu taksi disana.
Setelah menyebutkan tujuannya, supir taksi langsung menjalankan taksinya menuju tempat yang disebutkan Lily.

**********

"Terimakasih,Nona." kata sang supir taksi dan menjalankan mobilnya dari tempat tersebut. Lily segera menjumpai fotografer prewed mereka sekaligus kakaknya, Timothy.

"Hei,Tim. Apa Alex sudah datang?" Tanya Lily dan mengambil tempat disamping Timothy yang tengah menscroll gambar di laptopnya.

"Tuan Alexander belum datang Nona Liliana." Jawab Timothy dengan nada formal.

Lily sempat tergelak. Timothy dan Ia adalah sahabat sejak 2 tahun yang lalu. Timothy yang Ia kenal juga, akan selalu ber gue-lo dan sangat jarang menggunakan kata-kata saya-anda.

"Tim! Seriously? Ini gue, Lily. Ga perlu formal amat deh," kata Lily dan menepuk pelan bahu Timothy.

"Ya, gue tau lo Lily. Tapi ini case nya antara fotografer dan klien nya. Gue mesti sopan dong!" Seru pria itu dan tersenyum hangat.
"Eh, ngomong-ngomong calon suami elo lama amat sih datangnya?" Tanyanya heran. Menurut Timothy, harusnya Alex bisa tiba lebih awal daripada Lily.

"Macet kali. Lo tau lah Jakarta gimana sekarang,Tim." Jelas Lily singkat. Ia tak mau mood nya hari ini buruk karena mendengar nama pria itu.

"Maaf ya, aku telat datang." kata seseorang dan langsung membuat Lily membalikkan badannya.

Alex. Dia sudah datang ternyata,pikir Lily.

"Aku pikir kamu gak akan datang,Lex." Kata Lily dingin.
Lily sama sekali tidak suka menunggu apapun. Tapi entah kenapa, bersama Alex, Ia menjadi banyak menunggu.

IF ONLYWhere stories live. Discover now