Part 4

554 31 0
                                    

Pertemuan antar keluarga itu telah selesai. setelah saling pamit mili lalu ngacir ke kamarnya dan mengambil handphone di samping tempat tidurnya lalu duduk di atas ranjang king sizenya mencari tempat yang nyaman dengan tangannya telah menari di atas layar handphonenya.
-Mili's-
" Halo?" terdengar suara cempreng dari seberang telfon yang gue yakin itu bianca
"HALOO BIANN LO DI SANA KANNN!?" teriak gue, yakin nih si bian makal ngoceh lagi
" SUARANYA BIASA AJA GUE NGAK BUDEK" bian balik berteriak yang membuat gue cekikikan sendiri.
" Bi.. "
" Apa ngomong aja cepet" pinta bianca
" Gue pen ngasih tau lo sesuatu yg spektakuler tapi lo ngak usah lebay kalo ngedengarnya biasa aja oke" kata gue. gue pengen ceritain semuanya ke bianca,berhubung bianca ngak sibuk dengan sekolah designernya.
" Gue di jodohin" kata gue polos. beberapa detik tidak terdengar suara dari sebrang sana tiba tiba..
" LO LAGII NGAK NGELAWAK KAN MIL? CIUS LO NGAK PERCAYA GUE MILI? DI JODOHIN? DAPAT SEJARAH DARII MANA AMPUNNNN" teriak bianca dari sebrang sana yang ngebuat gue refleks ngejauhin iphone dari telinga gue.
" Bian ngak pake teriak juga gue dengar kalii gue udah budeg gini makin nambah" kata gue
" Mil lo beneran di jodohin? sumpah demi apaaa?" tanya bianca tidak percaya
" Beneran, demi cintaku padamu" kata gue
" Najisss, kok bisa? lu cerita donggg" pinta bianca.
" Ginii.." gue lalu ngejelasin semuanya ke bianca, bianca ngeresponnya ngak slow pake teriak lah, tanya kok bisa kok bisa mulu.
" Sumpahh lu udah mau jadi mak mak ngak kebayang gue " kata bianca
" jangan ngebayangin gue pergi pasar pake daster no wayyyy" kata gue
" huahahha gue ngabayangin lo pake konde ala mak mak trus pake daster mukaa loo mil sumpah ngak kukuh gue" kata bianca sambil tertawa
" sialannnn , nyesel gue cerita di kasi saran engga di ejek iya, jelek banget lu" kata gue
" makasih sama sama, ehh mil udah dulu ue mau tidur besok gue kerja bye muah" kata bianca
" yoww, kapan kapan kita jalan udah lama tau" kata gue lagi
" sip sip, gue matiin yah" lalu sambungan pun terputus.
Gue juga udah ngerasa ngantuk yang teramat dalam cielahh bahasa gue kadaluarsa banget. yodah gue bocan dulu bye.
--------------
Hari hari berlalu. Matahari pagi menembus tirai biru yang membuat seorang gadis yang sedang tertidur memeluk gulingnya itu mengerjapkan mata indahnya.

" Sayang bangun" kata mama sambil mengguncang kecil badan mili yang terbalut selimut.
tidak ada tanda-tanda mili akan bangun, mama yang sudah lelah membangunkan anaknya ini akhirnya menggunakan cara keji untuk membangunkannya.
" Nerdelina Miliansyah bangun sekarang juga,atau engga mama siram!". teriak mama.
" Baru jam 7 mah,masih subuh" kata mili.
" Kamu ngak ingat ini hari apa?" tanya mama
" Hari sabtu" kata mili polos lalu memperbaikin posisi tidurnya.
" Hari ini kamu fiiting baju sama Nathan ingat?" kata mama sambil menarik selimut mili. Mili lalu bangun dan duduk di pinggir ranjang masih dengan muka khas bangun tidurnya.
" Jam berapa?" tanya mili sambil mengucek matanya
" Jam 9 " kata mama
" Sekarang jam berapa?" tanya mili masih dengan posisi yang sama.
" Jam 8" jawab mama menatap putrinya itu.
" Ohh jam 8..... HEHHH jam 8?" teriak mili kaget. mama hanya mengagguk melihat tingkah putrinya.
" Jam 9 fiiting dan mili belum kelar oh my...mama sih ngak bangunin dari tadi arghtt" kata mili lalu berjalan linglung entah ingin melakukan apa.
" Mandi" kata mama.
" Ohh benar mandii.." kata mili lalu mengambil handuknya dan ngacir ke kemar mandi.

Selesai dengan ritual pagi harinya mili melirik jam di atas mejanya yang menunjukka pukul 08: 45, berarti dia mandi hanya 30 menit dan itu waktu tercepat mili melakukan titualnya yang biasanya menghabiskan waktu 1 atau 2 jam. setelah mengeringkan rambutnya mili lalu mengenakan pakaiannya, lalu kebawah menemui mamanya.

" Mah fiitingnya dimana?" tanya mili lalu mengambil roti dengan selai coklat.
" Di Bella Bridal Wholesaler" jawab mama.
" Si kutu masih ngebo?" tanya mili
" Umm you know lah kaka kamu" kata mama.
" Umm oke mili berangkat sekarang" kata mili mengambil kunci mobil di atas rak
" Ehh tunggu" cegat mama
" Kenapa?" tanya mili
" Oh ia kamu berangkatnya sama Nathan, Nathan udah kesini" kata mama, lalu di balas anggukan oleh mili.
------------
-NATHAN HOMES-

" Kamu jemput mili yah" kata mama Nathan.
" Ngapain?" tanya Nathan
" Yah kamu jemputlah biar barengan" jawab mama
" Diakan punya sopir bisa bawa mobil sendiri ngapain Nathan yang jemput?" Kata Nathan cuek.
" Mama tau tapi setidaknya ini kesempatan kamu biar bisa dekat sama dia, ingat dia itu calon istri kamu" Kata mama.
"Baru calon mah, belum istri" kata Nathan lagi.
" Nathannnn!!" kata mama penuh penekanan.
" Iya.. iya Nathan jemput nyusahin banget" Ucap Nathan pasrah.
" Ya udah Nathan pergi dulu" pamit nathan lalu ngacir menuju rumah Mili.
Nathan melajukan mobil sport miliknya membelah jalan raya yang tidak begitu macet hari ini. sampainya di tujuan ia lalu membunyikan klakson mobilnya.
" Mil Nathan udah ada di depan kamu keluar gih" suruh mama.
" ya udah mili pamit" kata Mili lalu mencium pipi mamanya. Mili lalu berjalan menuju pagar dan berdiri di depan pintu mobil Nathan berharap di bukakan pintu oleh Nathan seperti cerita-cerita yang dia baca. tapi, Nathan bukannya membukakannya pintu malah menurunkan kaca mobilnya,
" Ngapain lo di situ? Masuk buruan" Kata Nathan. Mili lalu masuk kedalam mobil dengan hati yang murka.
Dalam perjalan tidak ada percakapan sama sekali, hanya terdengar suara dari penyiar di radio mobil Nathan. Mili yang merasa tak enak lalu membuka mulutnya.
" Ehemm.. gue boleh nanya sesuatu?" Tanya Mili.
" Apa?" Kata Nathan masih fokus melihat jalan di depannya
" Kenapa lo mau nerima perjodohan ini?" Tanya mili
" Nah lo juga ngapain nerima perjodohan ini?" kata Nathan balik bertanya
" Lah kenapa lo malah balik nanya" kata mili. " Lo punya mulutkan? jawab kenapa lo mau di jodohin sama gue" teriak mili judes.
Tiba-tiba Nathan memberhentikan mobilnya yang membuat mili bingung
" Ngapain lo berhenti? udah nyampe?" kata mili lalu berbalik menghadap Nathan. Nathan lalu mendekatkan jarak antara mereka hingga jarak mereka hanya 7 centi dan Mili dapat merasakan Nafas Nathan di kulitnya. Nathan hanya melihat Mili tanpa berkata apapun. Mili merasa daranya mengalir dengan cepat dan jantungnya memompa lebih cepat dari biasnya.
" L..lo..lo mau ngapain?" Tanya mili gugup sambil tersenyum kikuk. Nathan tiba- tiba tertawa, Mili hanya menatapnya bingung.
"Huahaha muka lo biasa aja gue ngak bakal ngapa-ngapain lo" kata Nathan masih tertawa. Mili yang mendengar itu hanya berdecak dan mempoutkan bibirnya, Lalu nathan menjalankan mobilnya lagi membelah jalan raya jakarta yang mulai macet. Tidak ada percakapan antara keduanya sampai di tujuan.
----------
huaaa udah part 4 ternyata keep vote n comment yah

The Perfect PersonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang