Part 18

466 27 1
                                    

" Gue pulang" ucapku. ini rumah sunyi banget emang mirip kuburan beneran kalau kek gini.
gue melangkah ke arah kamar dan mendapati seseorang yang seenak jidatnya tidur di atas kasur gue dengan pose yang keren banget setengah badannya toples tanpa baju. siapa lagi kalau bukan Nathan.

" Yaelah tidur dia" ucapku berkacak pinggang di samping tempat tidur. ngelihat dia tidur kek gini adem ayem banget yah rasanya.

" Nathan bangun" ucapku. tidak ada jawaban

" Nathann bangunn"ucapku menaikan volume suara gue. masih tidak ada jawaban. ini orang tidur mati kali yah? suara gue belum cukup besar tenyata.

" Nat- " oh oh lahh ini orang kenapa

" gue janji akan bahagiain lo" ucap Nathan. maksudnya? kalian tau sekarang posisi gue gimana? dia narik gue ke pelukannya.tapi masih dengan mata tertutup.

" Nathan sadar woi sadar" ucapku berusaha melepaskan pelukannya. bukan malah terlepas dia makin kencang meluk gue. woi gue keabisan nafas ini.

" biarin seperti ini dulu" ucapnya lagi. terasa hembusan nafasnya di dahi gue dan menjalar keseluruh tubuh gue. hangat. nyaman. itu yang gue rasain sekarang gue ngak bisa boong emang gitu rasanya.

" Nathan lo kenapa? lo sakit?" ucapku memandang wajahnya yang masih terlelap. tangan gue ngak bisa gerak ini ya ampun. ah gue punya ide.

" NATHANNNN KEBAKARANN" teriakku di depannya. al hasih gue di dorong sama dia sampe guling gulingan di lantai

" Aww" ringisku. ya ampunn badan gue kasian banget.

" kebakarannya di mana?!" tanya Nathan kaget. huahahaha kalian bayangin muka Nathan sekarang gimana?

" Huahahahahahaha" tawaku pecah saat ngeliat ekspresi Nathan saat ini. Nathan balik natap gue masih dengan ekspresi yang sama.

" Lo kenapa?" tanyanya. sekarang tatapannya kembali dingin dan ekspresinya datar.

" hahahaha muka lo Nath aduhh perut gue aduhh-" ucapku masih menahan tawa.

" Lo ngerjain gue?" tanyanya.

" gue ngak bakal lakuin itu kalau lo ngak meluk gue tadi ampe kehabisan nafas" ucapku masih setengah tertawa.

" maksud lo?" tanyanya dengan alis tertaut

" Lo tidur di kamar gue, pas gue bangunin lo malah narik gue dan meluk gue kenceng banget" ucapku. kulihat Nathan mengedarkan pandangannya. lalu memijit pelan keningnya.

" Gue ngomong apa aja?" tanyanya.

" Hmm kalau ngak salah ' gue janji bakal bahagiain lo' ama ' biarin seperti ini dulu' gitu" ucapku menirukan cara bicara Nathan. Nathan sekarang Natap gue dengan tatapan susah di artikan. lalu bangkit dari tempat tidur lalu keluar. ohh gitu yah abis numpang tidur kamar orang, meluk orang sembarangan main asal cabut yah. ngak sopan banget jadi cowo.
setelah Nathan benar benar menghilang dari balik pintu. gue segera ngacir ke kamar mandi.
-----

" Lo udah bangun?" tanya Mili saat mendapati Nathan yang tengah khusyu menatap tv di depannya.

" as you can see" jawab nathan berbalik ke arah Mili

" Nath lo mau sarapan apa? mumpung mood gue lagi baik ini" ucap Mili berdiri di dekat sofa

" terserah yang penting bisa di cerna" ucap Nathan masih focus pada tv.

setelah menemukan ide ingin membuat apa Mili tiba tiba berlari ke arah Nathan dan mendekatkan wajahnya. Nathan yang sedang focus tiba tiba saja kaget akibat ulah Mili

" Gue tau mau masak apa" ucap Mili menatap nathan. Nathan masih dengan muka shocknya.

" Lo ngapain?" ucap Nathan menautkan alisnya. dia dan Mili begitu dekat. wajah Mili terlihat sangat jelas, wajah khas bangun tidur Mili terlihat seperti anak kecil yang menggemaskan. entah mengapa itu yang Nathan fikirkan sekarang.

The Perfect PersonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang