Entah mengapa fikiran dan perasaan Mili saat ini menjadi tak karuan.dia sendiri tidak mengerti akan hal itu.
" Ini gue kenapa coba?" tanyanya pada diri sendiri.
" ngak mungkin dong gue cemburu yakali" ucapnya lagi dengan masih menatap jalan di depannya.
" Tau ahh" ucapnya pasrah dan menundukkan kepalanya di stir mobil. tepat saat lampu merah menyala.
----------" Kamu sedang apa?" tanya Nathan tiba tiba yang membuat Virli kaget seketika.
" Astaga pak Nathan, bapak mau saya kena serangan jantung" ucap Virli mengelus dadanya.
" Maaf, saya tidak tau kalau itu membuat mu kaget. bagaimana kau siap?" tanya Nathan tersenyum pada Virli.
" Sudah" jawab Virli.
" Saya tunggu kamu di mobil saya" ucap Nathan lalu berlalu meninggalkan Virli.
----------" Kita mau makan di mana pak?" tanya Virli yang entah kapan sudah berada di dalam mobil.
" Ikut aja, saya tidak akan nyulik kamu" ucap Nathan terkekeh
" Kalau bapak culik saya, adik saya yang kasi makan siapa pak" ucapnya juga ikut terkekeh, tapi Nathan tidak
" Bapak kenapa?" Tanya Virli
" Vir bisa kah kau menunggu 2 bulan lagi?" Tanya Nathan menatap manik coklat Virli. dan memberhentikan laju mobilnya
" Menunggu untuk apa pak?" Tanya Virli bingung.
" Saya akan menceraikan istri saya 2 bulan lagi, dan saya akan melamar kamu Vir" ucap Nathan tidak terpotong. Virli masih menatap Nathan dengan tatapan Bingung dan tidak percaya.
" Maksud bapak apa sih?" ucap Virli
" Saya dan istri saya telah berjanji akan bercerai setelah 3 bulan kami menikah. dan setelah saya bercerai saya akan melamar kamu toh saya dan istri saya yang sekarang tidak saling mencintai, dan di fikiran saya hanya kamu Virli" ucap Nathan.
" Maaf pak, saya tidak bisa. kata pabak istri anda tidak memcintai bapak? kalau saja dia tidak menyayangi bapak tidak mungkin istri bapak datang ke kantor ini jauh jauh hanya untuk membawakan bekal untuk anda" Ucap Virli panjang lebar.
" Maksud kamu Istri saya datang ke kantor ini?" Tanya Nathan bingung.
" Saya tidak sengaja melihatnya berlari dari arah ruangan bapak dengan kotak bekal di genggamannya" Ucap Virli
" Dari mana kamu tau kalau orang itu istri saya, mungkin saja dia istri atau saudara pak Hendra " Ucap Nathan tersenyum miring.
" Dia istri bapak, setelah saya melihat dia berlari saya ingin mengejarnya tapi highils saya patah,akhirnya saya bertanya pada resepsionis, dan kata resepsionis perempuan itu istri bapak" Ucap Virli.
" Mungkin dia hanya ngaku ngaku saja" ucap Nathan masih tidak mau percaya
" Lebih baik bapak tanyakan sendiri pada istri anda, saya turun di sini saja" Ucap Virli lalu turun dari mobil.
" Kenapa kamu turun, masuk kita belum makan siang" ucap Nathan.
" Saya tidak ingin merusak hubungan orang lain, walaupun saya susah saya tidak ingin merusak hubungan orang, maaf, bapak boleh lupakan kejadian hari ini," ucap Virli dengan pandangannya mencari cari taxi yang lewat.
" Tapi Vir-"
"Saya deluan" ucap Virli lalu berjalan memasuki taxi.
Nathan masih termenung di dalam mobilnya, mengingat semua perkataan Virli, tidak mungkin Mili datang ke kantornya, hal mustahil. 'tapi kalau saja memang benar dia, apa yang dia lakukan di sana?' batin Nathan. segera dia lajukan mobilnya ke arah rumahnya.
----------
" Ting tong... ting" terdengar bunyi bel dari balik pintu rumah Nathan dan Mili."siapa sih ganggu banget lagi jam tidur siang ini ya ampun", dengan malas Mili berjalan ke pintu utama dan membuka pintu itu. betapa shok nya dia mendapati suaminya berdiri dengan tatapan tanpa ekspresi padanya.
" Lo udah pulang?" tanya Mili menautkan alisnya.
" Belum" ucap Nathan berjalan ke dalam rumah.
" Lah napa lu balik ke sini?" ucap Mili lalu berjalan di belakang Nathan sesudah menutup pintu.
" Lo kira ini rumah nenek moyang lo" ucap Nathan.
" Bukan sih, tapi rumah mama lo" ucap Mili lalu duduk di sofa tv.
Nathan berjalan ke arah dapur dan mendapati di atas meja makan terdapat kotak bekal yang penuh dengan makanan. setelah menggambil segelas air ,Nathan segera ke ruang tv dan bergabung bersama Mili yang focus pada cartoon di depannya.
" Lo ke kantor gue?" tanya Nathan to the point, yang berhasil membuat mata mili membelalak.
" Kagak, ngapain gue kesana, rugi" ucap Mili berusaha kembali focus pada acara tv
" Kata sekretaris gue, dia ngeliat lo di sana" ucap Nathan lagi.
" Haha salah orang kali, malas banget gue ke kantor lo" ucap Mili tertawa hambar.
" Itu kotak bekal di atas meja buat siapa?" tanya Nathan lagi lagi tanpa ekspresi.
" Muka lo ih, mhh itu oh iya itu buat mama gue sama mama lo" ucap Mili mendapatkan alasan yang benar.
tidak ada balasan dari Nathan. tetapi tatapan Nathan tertuju pada Mili yang alhasil membuat Mili salting di buatnya.
" Ngapain lo liat gue? naksir?" ucap Mili
" Tidak" balas Nathan singkat.
" Dih gaje banget" ucap Mili pelan lalu kembali memfocuskan diri pada film cartoon kesayangannya.
" Gue balik" ucap Nathan sembari berdiri.
" Tutup pintunya" ucap Mili masih focus pada tv. Nathan pun berjalan meninggalkan rumahnya untuk lembali ke kantor tidak lupa dia menutup pintu. pesan dari Mili.
--------------
Tbc guys
maaf banget
bekalangan ini mimin sering updatenya lama-,-
tugas numpuk banget huhu
dan mungkin seminggu kedepan mimin tunda dulu updatetannya
soalnya udah mau semester huhu😭
doain mimin yahh# semangatMinLoveYou
ndihh najis hahakeep vote n comment yah guys love youu💋💋
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Person
Teen FictionCinta itu ngak mudah di tebak kapan datangnya, tapi gue percaya sama kata orang yang bilang cinta itu tumbuh karna terbiasa, seperti apa yang sekarang gue rasain haha jatuh cinta sama cowo irit bicara itu adalah anugrah buat gue.. - Mili Bertingkah...