- Mili-
Kalian tau rasanya? rasanya hmm begitu sakit saat mendengar penjelasan yang menurut gue ngak masuk ke akal gue. ahh terserah! gue lagi ngak mau ngebahas apapun yang terjadi kemarin. palingan cuman mimpi gue juga. cuman otak gue ngak bisa berhenti fikiran soal yang kemarin itu. dimana gue harus ketemu sama Daniel yang notabenenya cinta pertama gue walaupun yahh bertepuk sebelah tangan itu. Gue ngak nyangka aja bisa ketemu dia di saat gue udah sah jadi istri seorang Nathan Audryasya saputra.
----------" Pagi " sapa Mili lalu duduk di mini bar tepat di depan Nathan.
" Napa tuh muka lo?" Tanya Nathan menyerup tehnya.
" Kenapa? gue cantik? udah dari orok gue cantik" Ucap mili dengan pedenya.
" Harapan lo, tadi malam lo dari mana?" Tanya Nathan.
" Gue? gue makan bareng teman gue waktu SMA dulu, kenapa?lo khawatir?" ucap Mili menatap Nathan jail.
" Apa gue? gue khawatir sama lo? harapan lo ketinggian" Nathan berjalan menuju balkon kamar hotel dengan segelas kopi di genggamannya.
Mili berjalan ke sofa dan menyalakan tv.
" Nath.. kita baliknya kapan?" Tanya Mili.
" Besok jam 10 pagi" Balas Nathan dengan tatapannya tidak teralih dari pemandangan di depannya.
" Ohm, lo boleh duduk sini dulu ngak? ada yang pen gue omongin" tawar Mili.
Nathan pun berbalik menghadap Mili dengan tatapan bingung. Mili menepuk sofa di sampingnya mengisyaratkan agar Nathan duduk di sampingnya. Nathan pun duduk di samping mili dengan acuh.
" Kenapa?" Tanya Nathan
" Gue langsung ke intinya aja tpi lo jawab pertanyaan gue dulu, lo ngak sayang kan sama gue?" tanya Mili
" Engga"
" Lo terpaksakan nikah sama gue?" tanya Mili lagi. entah apa tujuan Mili betanya hal yang tentu dia tau jawabannya.
" Ya"
" Oke, gue punya rencana, usulan sih semacam perjanjian gini gimana setelah 3 bulan kita menikah kita cerai gimana?" Tanya miki to the point
Nathan terlihat menimbang nimbang tawaran Mili. yah memang semua ini ia lakukan demi orang tuanya bukan kehendak dirinya. Tapi jika dia ingin bercera itu adalah haknya. yakan?
" Boleh juga tawaran lo, gue juga ngak betah lama lama dekat sama lo" ucap Nathan lalu menyandarkan punggungnya.
" Oke jadi kita deal?" Mili mengulurkan tangannya yang di terima oleh Nathan.
" Deal" ucap Nathan.
----------" Nath keluar yuk kemana kek, bosan gue duduk mulu" Kata Mili yang melirik Nathan keluar dari toilet.
" Kemana? " tanya Nathan
" Makan yuk, gue bosan makan ini mulu" Ucap Mili mengangkat pop mie yang di bawanya dari tanah air.
" Lo udah makan itu dan lo masih pengen makan? perut lo di mana" Ucap Nathan.
" Perut gue di sinilah ya kali di tumit" Ucap Mili memegang perut ratanya.
" Mhh yaudah kalau lo ngak mau makan,mhh shopping yuk? buat oleh oleh" Ucap Mili bersinar.
" Hmm, gue ganti baju dulu" Ucap Nathan lalu meninggalkan Mili. Mili pun bangkit dan segera ngacir mengganti pakaiannya.
----------
" Yakin lo oleh oleh segini banyaknya?" Ucap Nathan menunjuk kantong belanjaan yang di genggam oleh Mili." Ini masih kurang, belum buat Tante maya, om fardi, temannya mama tante lulu ama-"
" Ahh serah lo" Ucap Nathan lalu berjalan meninggalkan Mili di belakangnya.
----------
Nathan yang tidak menyadari kalau Mili tidak ada di belakangnya itu terus berjalan.
Nathan pun menoleh kebelakang merasa ada yang ganjil mengapa tidak terdengar suara Mili yang dalam beberapa hari ini mengganggunya. Nathan pun bingung kemana perginya Putri cebol itu. Nathan berjalan kembali ke tempat tadi dia meninggalkan Mili.
Terlihat Mili sedang berbicara dengan seorang laki laki tinggi dan begitu akrab. Pipi Mili pun bersemu merah menatap laki laki di depannya itu. Daniel." Suami lo mana?" Tanya Daniel pada Mili.
" Oh itu- ehh ilang dia,gue di tinggal biasa" Ucap Mili dengar cengirannya.
" Lah kok lo di tinggalin?" Tanya Daniel
" Ohh itu mungkin dia kebelet pipis iya kebelet pipis" Ucap Mili ragu. Daniel menatap Mili dengan sebelah alisnya terangkat tanda bingung.
" Ya udah mau gue bantu nyari suami lo? ngak baik cewe manis cantik kek lo jalan sendirian" Ucap Danie tersenyum pada Mili. pipi Mili berhasil bersemu merah akibat perkataan Daniel.
" Pipinya ngak usah merah gitu juga kali" Ucap Daniel tertawa kecil mengacak rambut Mili.
" Lo mau gue temenin ngak?" Tanya Daniel lagi
" Boleh deh" jawab Mili tersenyum.
Mereka yang tidak menyadari di tatap oleh seseorang dengan heran masih saja berjalan dengan senangnya melewati Nathan yang berdiri di dekat toko pernak pernik itu melihat mereka dengan tatapan bingung.
Nathan yang tidak menahu tentang siapa orang itu hanya mengikuti mereka dari belakang. Setelah capek mengikuti mereka Nathan pun berhenti. Ada yang aneh pada dirinya dadanya terasa panas, dia ingin berlari ke arah Mili dan mengambil perempuan itu. dia tidak mau melihat Mili tersenyum ke arah cowo itu. Entah apa itu.Nathan mengambil handphone dari sakunya dan mencari kontak seseorang dan menelfonnya.
"gue pulang deluan lo pulang sendiri aja" putus Nathan sebelum seseorang di sebrang sana menjawab.
perempuan itu masih menatap handphonenya bingung lalu memasukannya ke dalam mini bag nya.
" Dari siapa?" Tanya Daniel
" Dari Nathan" ucap Mili
" Nathan? siapa?" Tanya Daniel. Dia lupa belum memberi tahu nama suaminya itu.
" Oh ia gue belum kasi tau ke lo yah, Nathan itu nama suami gue" Ucap Mili tersenyum. aneh mengapa dia merasa sangat bangga menyebut nama suaminya itu.
" Dia kenapa?" Tanya Daniel lagi
" Dia pulang deluan" Ucap Mili
" Loh kenapa? dia ninggalin lo gitu aja" Ucap Daniel tidak percaya.
" Dia ada urusan mendadak jadi buru buru gitu deh" Kata Mili dengan senyum paksa
" Yaudah gue anter lo pulang sekarang aja" Ucap Daniel yang tangannya telah menggenggam pergelangan tangan Mili. Mili yang di pegang itu merasa darahnya mengalir lebih cepat dari biasanya. dia masih memiliki rasa pada laki laki di depannya itu.
Mili mengikuti langkah kaki Daniel menuju parkiran. Daniel membuka kan pintu untuk Mili.
Daniel pun membelah jalanan kota paris dengan perasaan yang bingung." Udah nyampe, lo ngak mau mampir minum minum dulu?" Tawar Mili
" Mhh boleh deh, kamar lo nomor berapa? udah parkir gue nanti nyusul" Ucap Daniel
" 506 lantai 8" Ucap Mili tersenyum
" Oke nanti gue nyusul" ucap Daniel lalu berjalan mencari parkiran. Mili pun segera ngacir ke kamarnya.
----------
tbc...
maaf pendek yah mimin lagi banyak tugas ngak sempat berimajinasi huahah
ceritanya udah ngawur kemana mana pokoknya udah ngak nyambung banget tapi mohon di terima dengan lapang dada yah readers mimin janji bakal perbaikin di part selanjutnya oke
jangan lupa vote n comment oke
lupppp😘🔫
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Person
Dla nastolatkówCinta itu ngak mudah di tebak kapan datangnya, tapi gue percaya sama kata orang yang bilang cinta itu tumbuh karna terbiasa, seperti apa yang sekarang gue rasain haha jatuh cinta sama cowo irit bicara itu adalah anugrah buat gue.. - Mili Bertingkah...