Part 17

412 26 2
                                    

seminggu berlalu seperti hari biasa dingin dan mencengkram hiii menurut gadis keturunan jerman itu.

" Bi lo dimana?" tanya Mili

"Di kantor, tumben lo nanya" ucap Bian dari sebrang sana.

" Gue kosong nih" ucap Mili lagi sembari menatap langit kamarnya.

" Curhat" ucap Bian.

" Serius nih" Mili

" Sok serius lo, sejak kapan lo serius?" ucap Bian mengejek.

" Sejak gue ketemu dia, Bi jalan yuk kangen" Ucap Mili memelas dan membayangkan hari harinya belakangan ini tidak seceria kehidupannya yang dulu.

" Dia siapa?, jam 3 gue jemput" ucap Bian.

" i'll tell you later, ohm oke see u" jawab Mili tidak bersemangat.

" Oke you must tell me later,bye" ucap Bian dari sebrang sana.

" Yeah, bye" ucap Mili lalu menjauhkan iphone dari telinganya setelah sambungan terputus.

----------

" Gue mau jalan, kalau lo mau makan beli aja" Ucap Mili memandang malas Nathan. tidak ada jawaban dari Nathan
oke krikkk

"pipp..pip" *anggapajaklaksonmobil*

" Bian udah datang, gue pergi dulu, lo jaga rumah" ucap Bian lalu berjalan ke arah pintu. belum sempat dia berjalan ke luar rumah suara Nathan memberhentikannya.

" Mil" panggil Nathan

" Apa?" tanya Mili yang berdiri di ambang pintu.

" Tutup pintu" ucap Nathan.

" of course" ucap Mili lalu berlalu di balik pintu itu.

----------

" Haloo Mili sayyang" Ucap Bian saat Mili memasuki mobil

" Hay" ucap Mili tidak bersemangat

" Wow whats wrong with my monkey girls huh?" Tanya Bian

" Nothing, just... lo nyalain dulu lah mobilnya panas ACnya ngak nyala" ucap Mili.

" Biar irit bensin haha" ucap Bian lalu menyalakan mobilnya dan melaju membelah jalanan ibu kota.

" Dasar cina" ucap Mili terkikik.

" i'm canada you know" ucap Bian.

" Up to you oke" ucap Mili lalu memutar radio.

" Nah sekarang kemana ini?" tanya Bian

" Terserah" balas Mili

" Come on whats wrong? tell me" ucap Bian menatap Mili.

" Later i told you" ucap Mili

" Uhm Oke" ucap Bian. suasana berubah menjadi hening dan tidak seperti biasannya saat Mili dan Bian bertemu.
----------
" nah sekarang lo cerita" ucap Bian seraya menyerup caramel machiatonya.

" Oke dari mana yah gue bingung, ini curhatan gue bisa sehari semalam kalau gue jelasin semuanya" ucap Mili lalu mencomot kentang goreng.

" jangan banyak bacot yang intinya aja" ucap Bian ikut ikutan mengambil kentang goreng

" Lo tau gue kira yah hidup jadi istri muda itu gampang tau taunya nyusahin gila, di rumah gue eh maksud gue rumah Nathan udah kek kuburan sunyi banget, gue bersyukur banget ada yang ciptain tv kalau kagak ada tv tau deh itu rumah 100% kek kuburan. lo tau gue dong ngak betah sama yang sunyi sunyi, dan lagi Nathan itu moodnya suka berubah kadang baik kadang nyebelin kadang gemesin minta di tikam, dan lo tau ternyata dia punya kecengan. bukan urusan gue juga sih bagian itu ngak penting. tapi yang bikin gue seneng itu penderitaan gue ini bakal berakhir." Ucap Mili panjang lebar.
Bian hanya mangut mangut sambil memakan kentang goreng di depannya.

" maksud lo penderitaan lo bakal berakhir?" tanya Bian dengan tatapan bertanya.

" iya berakhir,sisa 2 bulan lagi gue bakal cerai sama dia sesuai perjanjian" ucap Mili bersemangat.

" Gila lo, lo kira cerai seenak jidat lo hah? ngak segampang itu kali, lo pernah dengan pepatah mengatakan cinta tumbuh karna terbiasa?" ucap bian yang di balas anggukan oleh Mili

" Nah mungkin aja yah karna kalian sering sama sama rasa perduli kalian mulai muncul dan rasa takut kehilangan itu juga akan muncul. setelah semua itu muncul dan lo nerima kenyataan kalau lo bakal pisah sama dia di saat lo udah sayang sama dia gimana?" ucap Bian panjang lebar. hening seketika

" Gue ngak kepikiran ke situ,toh yang berperan penting dalam pernikahan ini Nathan, gue hanya ngikut kata dia, kalau dia mau minta cerai sekarang juga ngak papa" ucap Mili menaikkan bahunya acuh.

" Ahh bodo amat, untungg gue belum punya suami masih free" ucap bian merentangkan tangannya.

" Iri gue huh" ucap Mili lalu meminum vanila lattenya.

" Eh mil lo udah dengar ngak si Daniel mau balik minggu depan" ucap Bian

" Udah" ucap Mili ringan

" Lo tau ngak si Daniel udah putus ama cewenya?" ucap bian lagi

" Udah" jawab Mili

" Dan lo ngak takut kalau dia datang di saat dia tau lo udah punya suami?" tanya Bian

" Dia udah tau" ucap Mili cuek

" Kapan?kok bisa?" tanya bian kaget

" waktu gue ke paris gue ketemu dia" ucap mili

" terus, terus lanjutin!" ucap Bian menggebu

" kepo lo, yaudah kita jalan bareng, dan gilanya gue di tembak sama dia" ucap Mili

" Lo di tembak sama Daniel? serius? trus lo jawab apa?" tanya bian lagi sembari matanya membulat dengan sempurna

" yah gue jawab gue udah ngak free lagi, gue udah punya suami" jawab Mili

" Kacau abis, di saat Daniel cinta pertama lo ngungkapin perasaannya sama lo di saat itu juga lo udah punya suami, takdir emang kagak ada yang tau yak ckck" ucap Bian menggeleng gelengkan kepalanya.

" Udalah toh udah terlanjur ngak bisa di kembaliin semula" ucap Mili pasrah

" Eh Mil udah jam 18:45 balik yuk? gue masih mau ke kantor ambil berkas berkas" ucap Bian

" Oh oke, Gue juga belum siapin makan malam buat Nathan" ucap Mili sembari berdiri.

" Mba uangnya di meja yah kembaliannya mba ambil aja" ucap Bian lalu berjalan dari cafe itu

" iyadehh tau istri yang baik" ucap Bian menoel pinggang Mili

" Dih hahaha" tawa Mili

" Itu lo belum hamidun dong yah?" tanya bian sesampainya di mobil

" Sial kagak lahh, masihh polos gue haha" ucap Mili mengelus perut ratanya.

" elahh padahal gue pengen liat baby lo sama Nathan" ucap Bian menjalankan mobilnya

" Ngaco lo, ngak ada baby gue sama Nathan hal paling mustahil di ingat keaadaan gue sama dia kek gini" ucap Mili

" Serah lo, tapi lo mesti ingat ungkapin perasaan lo sama Nathan sebelum semua terlambat" ucap Bian yang membuat Mili terdiam.

----------

tbc...
ini mimin masih aja sempat sempatnya nge post cerita padahal lagi uts 😒

makin kesini ceritanya makin ngawur dan membosankan. mimin akuin kok hiks😞

tapi buat kalian yg udah vote n comment makasih banget yah 😊

Love you readers💋💋

The Perfect PersonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang