Part 11

450 33 4
                                    

" Nathannnn bangunnn" teriak Mili pada Nathan yang masih menikmati tidur siangnya.

" Ganggu banget lo" eluh Nathan, dan berbalik memeluk lengannya sendiri.

" Buruan penting inii" Teriak Mili lagi. Seberanarnya dia mendapatkan telfon dari sahabat lamanya saat SMA.
Mengajaknya untuk bertemu di suatu restoran

" Apasih!!" Tanya Nathan lalu duduk di sisi sofa dengan muka khas bangun tidur.

" Gue pengen ketemuan sama teman gue, udah lama gue ngak ketemu".

" Urusannya sama gue?" Kata Nathan sembari mengangkat sebelah alisnya.

" Ngak ada sih- ah tunggu, ya hallo lo udah di bawa?.....oke oke gue turun sekarang. gue pergi dulu udah di jemput, lo jangan nakal nakal kalau bosan lo jalan sendiri aja" Ucap Mili sembari memasukkan handphonenya kedalam tas samping miliknya.

" Bye, oh iya ngak usah nunggu gue kalau mau tidur, gue pulangnya lama gue udah minta kunci satu di resepsionis, oke see you" Pamit Mili lalu menutup pintu.

Nathan hanya menatap Mili dengan bingung hingga mili hilang di balik pintu kamar hotel.

" Ngak penting gue nunggu lo" Ucap Nathan lalu menyerup kopi yang di buatnya tadi.
-----------
" Udah lama yah?" tanya Mili pada Daniel.

"Engga kok baru juga nyampe" Balas Daniel dengan senyum memabukkan.

Tidak salah Mili jatuh hati pada cowo tampan dan pintar seperti Daniel. Walupun dia sadar sekarang dia telah terikat dengan seseorang yang bahkan tidak dia cintai. Mili merindukan senyum itu. tatapan itu. Danie seseorang yang pertama kali menggetarkan hati Mili saat SMA. tapi sekarang Mili telah mengikhlaskannya. Daniel adalah kekasih sahabatnya oh tidak yang tepatnya adalah mantan sahabat.Mili memendam perasaannya itu agar sahabatnya tidak sakit hati dan merasa tersaingi. Dan Daniel saat itu juga menyukai mantan sahabatnya Liana. Apalagi yang di harapkannya? cinta yang bertepuk sebelah tangan. akhirnya Mili memutuskan untuk berhenti dan melangkah jauh. Mili semakin jauh dengan Liana dan juga Daniel hingga saatnya Daniel pindah ke Paris dan Liana di indonesia. Mili tidak pernah lagi berhubungan dengan Liana sejak mereka lulus SMA.

" Hello.. Mili..mil are you ok?"Ucap daniel melihat heran ke arah Mili

" ohh.. maaf gue lagi mumet karna kecapean sorry" Kata Mili beralasan.

" Yaudah jalannya di tunda besok aja, lo istirahat dulu aja" Ucapa daniel yang terlihat khawatir.

" Engga kok, ayokk gue udah lapar banget nih" Ucap mili sambil tertawa memaksa.

" are you sure?"

" yes i'm sure" jawab Mili.

Daniel pun menjalankan mobilnya membelah jalanan kota paris yang tidak kalah indah pada malam hari.

" Liana gimana kabarnya?" Tanya Mili membuka percakapan.

" Liana? oh gue udah putus 2 bulan yang lalu" Ucap daniel ringan.

" lah kok bisa? " Tanya mili

" Biasa si Liana cemburuan banget, ngira gue ganjen ganjen di sini. cuman gara gara ngeliat foto gue bareng senior gue yang cewe ckck" Kata nathan tersenyum hambar

" Ohaha, kenapa ngak di selesaiin secara baik baik aja dulu?" usul Mili

" Udalah udah lewat juga, gue malas ngebahasnya" Ucap Daniel

" ups sorry" ucap Mili.

" Ngak papa, yodah lu turun" Ujar Daniel

" ehh udah sampe yah? cepet banget" Kata Mili lalu turun dari mobil.

The Perfect PersonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang