Sesampainya di butik itu Mili masih merasa canggung akibat ulah Nathan yang membuat jantungnya ingin keluar dari tempatnya saat itu, dan membuat wajahnya memerah seperti tomat.
- Mili's-
Sialann si Nathan bisa bisanya ngejailin gue kek gitu mau di taro dimana muka gue arghttt, nih muka juga pake acara blushing lagi. Gue dan Nathan udah sampai tujuan setelah adegan yang ngak banget tadi akhirnyaaa. Gue ngikutin Nathan dari belakang dan masuk ke butik itu. Gue ngeliat pelayan pelayan itu berbaris menyambut kami.
" Apa anda nyonya Mili dan tuan Nathan?" tanya salah satu pelayan itu.
" Iya saya mili ngak usah pake nyonya saya masih muda, itu Nathan" kata gue, yakali gue di panggil nyonya kuliah aja belum kelar muka masih unyu gini di panggil nyonya ngak banget kan. Nathan sedang berkeliling melihat toko itu tanpa menggubris pelayan yang bertanya kepadanya. Dasar ngak ada sopan santunnya sama sekali.
"Mba, mas silahkan kesini pakaiannya telah kami sediakan" kata mba pelayan itu. Gue dan Nathan langsung mengikuti pelayan itu dan masuk ke ruangan yang di tunjuk pelayan itu.
"Wuihhhhh" kalian mesti tau gue takjub sama semua baju pengantin di sini semuanya cantik cantik banget mulai dari yang glamor, casual dan sederhana pun ada. Gue berkeliling melihat gaun gaun itu kerenn banget ya ampunn pasti kalau gue ajak si Bian kesini dia bakal seneng banget bisa jadi inspirasinya dia. Gue berhenti saat ngelihat wedding dress yang sangat wow menurut gue, kesannya simple gitu tapi tetap elegan berwarna putih tanpa lengan dengan di hiasi permata di bagian dadanya dan belakang dress itu transparan. Gaun idaman gue bangett coyyy W O W.
" Mba mau coba ini?" Tanya pelayan itu yang entah dari mana datangnya.
" Boleh deh saya coba ini" Kata gue arghtt semoga gaun ini pas jangan sampe kekecilan omegat gue udah mati matian diet dari minggu lalu oke gue curhat sekarang. cielahh si Nathan berasa di rumah yah dia duduk di sofa sambil baca koran hmm yakin nih gue nikah sama dia? tabok gue coba? alay gue lagi kumat maap.
" Oh iya mba sebelum itu kita akan make up mba dulu biar nanti ngak ribet" kata pelayan itu. gue sih yah ikut ikut aja.
sekarang gue lagi di make over ya tuhan gini yahh rasanya pake bedak tebal ya ampun gue rasa muka gue kaku gini kalau kebiasaannya pake bedak baby mulu nih gini nyesel lagi kan gue.
" Mba ini bedaknya ngak ketebalan yah?" Tanya gue ke mba mbanya
" Engga kok mba ini udah tipis benget" kata mba si make overnya
" Ohmm yah udah lanjutin deh mba" kata gue lalu memeremkan mata.
-------------Nathan-
Gue ngelihat Mili udah kek cacing kepanasan keliling toko ini dan akhirnya dia ngedapatin gau yahh menurut gue lumayan lah. Gue duduk di sofa ruangan itu sambil membaca koran menunggu Mili selesai di make up.
" Mas, anda juga harus make-up sedikit dan mengganti busana anda dengan pasangan dress yang di pilih oleh mba Mili" Kata pelayan itu. Gue pun berdiri menuju ruang ganti. Gue ngak di make-up gue ngak suka dan anti banget pake gitu-gituan muka gue udah putih udah keren dan ngak perlu di apa-apain gue tetap aja cakep, okayy gue kali ini pedenya banget. Tapi tetap gue harus perbaikin rambut gue, hal terpenting dalam penampilan menurut gue itu rambut dan parfum jangan lupa. parfum yang bisa bikin cewe-cewe pada klepek klepek dan ileran.
" Aduhh mbaa jangan nangis" Kata pelayan yang lagi me make over si cebol Mili. Lahh napa tuh anak pake acara nangis sih bikin malu.
" Aduhh Mili ngak bisa pake ginian mbaa, ini apaan sih?" Tanya mili sambil mengucek matanya dan mengambil seperti botol kecil hitam dari tangan pelayan iti gue ngak tau judulnya apa ngak penting juga gue tau. Menurutt gue dia lucu.
WOWW sadarr Nathan ngapain lo bilang Mili lucu wake up Nath sialan napa gue malah muji tuh cebol ciss. Gue pun balik ketempat duduk gue dan nunggu si cebol selesai.
-------------
" Aduh mba jangan di kucek, make-upnya luntur" kata mba itu
" Mau gimana lagii ini air matanya keburu turun mba" kata Mili tersedu-sedu. Mili tidak biasa menggunakan make-up yang sangat ribet menurutnya. dari kejauhan Nathan yang melihat Mili hanya tertawa kecil.
Setelah 1 jam terlewati akhirnya Mili pun siapa walaupun matanya masih terlihat merah menahan air matanya. Mili pun menghampiri Nathan yang sudah terlihat tampan menurutnya." Mas istri anda sudah selesai" Tegur pelayan itu.
Nathan pun berhenti membaca korannya lalu melipatnnya dan menaruhnya di meja samping sofa itu.
Nathan sangat tertegun melihat Mili yang sangat manis dan anggun, tapi Nathan memilih untuk tidak menunjukakn ekspresinya itu dia masih harus menjaga image di depan perempuan itu." Mhh menurutmu?" kata Mili sambil berputar di depan Nathan.
Nathan hanya menatap Mili dan berjalan meninggalkan Mili menuju ruang foto.
Mili yang merasa kesal hanya mempoutkan bibirnya yang berwarna pink itu.
" Ishh dia ngak muji gue sama sekali sialan dasar kutuu" gumam Mili dengan suara kecil tapi masih dapat di dengat oleh Nathan yang berada di depannya. Nathan pun berhenti, Mili yang tidak mengetahui Nathan berhenti berjalan masih saja berjalan hingga akhirnya dia menabrak punggung bidang Nathan. Mili lalu mundur beberapa lamgkah dari Nathan. Nathan lalu berbalik dan menunduk sedikit mensejajarkan tingginya dengan Mili yang tingginya hanya sampai di bahunya. Nathan mendekatkan wajahnya lagi, Mili yang tidak mampu menatap manik coklat milik Nathan itu membuatnya mengalihkan pandangannya ke sembarang tempat." Lo mau banget di puji sama gue hah?" Tanya Nathan masih dengan posisi yang sama.
" Mhh.. engga juga" kata Mili gugup.
" Lo yakin?" tanya Nathan semakin mendekatkan wajahnya dengan mili.Pelayan yang ada di sana melihat mereka sambil tersenyum-senyum dan meloncat-loncat dengan heboh mengira pasangan ini akan melakukan kisiing.
" Yakin!" kata Mili memberanikan dirinya menatap manik coklat milik Nathan.
"Kalau gue bilang lo cantik gimana?" Tanya Nathan dengan senyum jahilnya yang berhasil membuat pipi Mili blushing untuk ke dua kalinya. Mili tidak menjawab pertanyaan Natjan dia segera mendorong dada bidang Nathan menjauh darinya. Mili merasa oksigen di sekelilingnya mulai berkurang dan merasakan keringat dingin di sekujur tubuhnya." Apa-apaan sih lo! malu di liatin orang" kata mili kikuk sambil melihat pelayang yang sedang berpelukan satu sama lain.
" Ngapain malu? Lo itu calon istri gue" Kata Nathan lalu berjalan meninggalkan Mili di belakangnya.
" Yakk siapa bilang? Gue belum ngakuin lo sebagai calon suami gue!!" teriak Mili yang membuat Nathan berhenti dan berbalik menatap Mili yang menatapnya dengan tatapan geram.
"Iya lo calon istri gue" Kata Nathan lalu berjalan meninggalkan Mili.
-------------
Yeyyy udah part 5 semoga ceritanya makin ngawur yah hoho makin bagus maksud mimin
maaf kalau masih banyak typo bertebaran di setiap sisinya
jangan lupa vote n comment yah
💋💋💋
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Person
Teen FictionCinta itu ngak mudah di tebak kapan datangnya, tapi gue percaya sama kata orang yang bilang cinta itu tumbuh karna terbiasa, seperti apa yang sekarang gue rasain haha jatuh cinta sama cowo irit bicara itu adalah anugrah buat gue.. - Mili Bertingkah...