Semua bermuara pada lima huruf yang memiliki cabang tanpa batas.
Tanpanya takkan ada luka dan bahagia
Takkan ada tangis dan tawa
Takkan ada kamu dan aku, tentunyaHal yang biasa sedari tadi yang terpotret netra adalah bayangan dari benda-benda, tetumbuhan dan segala yang berwujud memiliki bayang yang begitu lekat, erat dan tak terlepas
Singkat kata aku berkhayal pada negeri berantah yang menawarkan bingkisan cerita. Segala makna yang terangkap dalam detailnya tak mampu aku jumpai rasa.
Seperti halnya cinta yang kupasrahkan kebas sebelum memulai bahagia yang sebenarnya. Ketika ketukan pertama pada takdir telah mencakupku pada sebuah dunia bersurai cerita tak terpijaki, sebelum ku selsaikan detik yang begitu deras berlalu. Cerita yang mungkin saja menorehkan asa, luka dan bahagia.
Kembali pada titik sebelumnya, cinta menguraikan beragam mozaik yang menepikan bahtera pada dermaga rahasia di penghujung pantai.
Takkan ada nafas jika tak ada cinta
Takkan ada air mata jika bukan karena cinta
Takkan juga ada tawa
Nan penyesalan di rubik waktu yang berlalu.Masa lalu berlalu dan menanggalkan perniknya pada kedalaman memori nan jauh di penghujung tak berujung.
Dan ...
Masa depan siap berkuncup dengan pena yang bergerak gesit menghitung dan menyuarkan arca-arca kata dan laku raga.
Kudapati diriku pada tanah tandus berkemarau, menerawang sejauh mata memandang.
Tanya saling melucuti paradigma, mengikis sebagian jawaban serta lelah yang tak terkira.Segala detak yang menyesal
Nadi yang berdenyut
Tawa yang menggema
Tangis yang meringkih pilu
Dunia yang rusak
Degup yang tak lagi menatapAdalah pemuaraan sang lautan luas tak berdasar ...
Tak bertepi
Tak terbatasCINTA ...
Lima huruf yang menjadi cabang tak terhitung sang rasa
Lima huruf yang menjadi komposisi sesal dan kehancuran
Lima huruf yang mengikat seutas nafsu yang menyulut ribuan nuklir air mata, di antara pertanggung jawaban akhir nantiAdalah cinta yang mengobarkan segala deru dengki sang iblis ...
Yang menjadi apologi sang rumi di mana segala daun menghentak gugur di kedalaman sepi.Senyap, dalam gelap terlingkari kegilaan fana, cintalah yang mengikat ... Cinta dalam artian yang sesat ...
Dan ...
Melupakan kebenaran cinta yang hangat dan manis di antara dekapan Sang Kekasih sejati.
Adalah cinta yang tak sanggup kubenahi puzzlenya, yang memiliki arti di setiap jiwa.
Ini bukan pengertian cinta, aku hanya mengutarakan air mata yang mengendapi dada.
Tak sempat kuluruh dan aku tak ingin menjatuhkan setitik yang bahkan tak beralasan untuk terjatuh.
Ketika hati membaca paragraf cinta taklah salah degup tak bernama mulai merengkuhnya. Namun, sekian lama tenggelam dalam kosa kata cinta, barulah kutahui bahwa yang terbaca telah membuta dalan jalan perihal arti cinta.
Ada kepedihan di saat cinta bermekar indah di salah satu baitnya, ialah cinta yang menghapus segala tatapan hati.
Hendak di kata apa?
Cinta terlalu kuat untuk di hancurkan ...
Dan kusadari bahwa tak ada yang patut di salahkan dalam cinta ...
Itu adalah pilihan hidup jika harus terjatuh padanya, melepaskan atau menerima ...
Bertahan atau memilih pergi ...
Dan setiap pilihan memiliki makna tersendiri untuk para pemijaknyaSerta hasil akhir yang tak teraba bentuknya ...