Surat Dari Sunyi ...

621 14 1
                                    

Maafkan aku ...

Setidaknya dua kata mewakili perasaanku yang entah membawa sebagian arti luka untukmu ...

Kak, aku adalah orang egois yang terus mempertahankan rasa cinta yang terus mengakar merambati ulu jiwa ...

Aku adalah orang egois yang terus menepis tentang kepedihan di mana aku tak dapat merasakan cinta lagi selain cintamu yang terasa begitu tulus.
Namun, aku tahu ini tak mungkin lagi ... Jarak yang selalu mematahkan asa, jarak yang selalu menjadi paradigma lelah untuk merengkuhmu di seberang sana.

Aku adalah orang egois yang terus menerus merasakan debaran ilusi, dan menepis sapa dari hati yang lain.

Aku tak mengerti arti cinta, kak ...

Mengapa begitu rumit. Tak seharusnya aku memegang teguh rasa yang sudah terlepas, mungkin kulepas karena kenyataan yang nyata adalah aku tak bisa merasakan cinta yang sebenarnya.
Cinta yang seharusnya kulihat dengan mata hatiku ...
Cinta yang seharusnya kuterima tanpa melukai lagi ...
Sementara, ego mempertahankan hadirnya. Membentengiku dengan segala serapah masa lalu ...

Aku kebas pada cinta, kak

Sehingga, ketika kau datang menghancurkan kepingan-kepingan sisa dari luka yang masih bertanggal di antara kisi-kisi hati.

Dan ...

.... Kini pun kita berakhir dalam tautan takdir.

Aku tahu, debaran ini masih untukmu ...
Namun, aku tak yakin ini adalah cinta yang sama ketika detak menyambangi nadi kita.

Entahlah, kak ...

Saat ini aku berjalan pada cabang-cabang kehidupan, di mana setiap saat aku terduduk di persimpangan, lelah ...

Aku lelah merasakan cinta, ketika menatap kembali bahtera yang karam. Sang masa lalu yang memahat luka begitu apik, menjadikan opera-opera di mana aku adalah pemeran utama ...

... Untuk di hancurkan

Menanam luka ...

... Menelan kepahitan saat langkah hati keluar dari batas

Sampai ...

Aku lumpuh dan menyerah pada cinta.

Berjumpa denganmu adalah suatu anugerah pun mendapatkan hatimu adalah keindahan yang tuhan tautkan dalam takdir ...

Meski, hanya sementara ...

... Ya, sementara.

Dan, rasa itu yang membuatku tak dapat melihat apa yang harus kulihat.

Dia ...

Yang menawarkan bahunya ketika aku menangis ...

Yang menawarkan lengannya untuk melindungi ...

Jiwanya untuk kumiliki ...

Dan hatinya, yang saat ini kuiris perlahan dengan ego.

Kak, katakan padaku tentang ketulusan ...

Dapatkah aku mempercayai hatinya yang terkadang juga melukaiku?
Dan merawatnya kembali dengan penuh cinta ...

I hope so


14 oktober 2015

Tentang Hati (MISSING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang