Berhubung hari ini libur dan ada urusan diluar rumah jadi kuputuskan untuk cepat-cepat bersiap-siap. Seperti nya aku harus berangkat sendiri sekarang dan meminta izin untuk bawa mobil pada Ayah dan Ibu.
Setelah selesai mengikat rambut, Aku turun ke bawah dan menuju halaman belakang. Aku yakin Ayah dan Ibu berada disana sekarang.
"Ayah, Ibu," Panggilku. Ternyata benar, mereka ada disini.
"Kenapa sayang ?" Tanya Ibu.
"Aku boleh bawa mobil ga ?" Tanyaku.
"Mau kemana emang ?" Tanya Ayah.
"Ada urusan sama temen, terus mau ke sekolah bentar bawa data-data OSIS," Kataku.
"Tapi janji ya jangan ngebut-ngebut, jangan pulang malem-malem," Ucap Ayah sambil berdiri dan masuk ke dalam. Aku mengikuti nya sampai ke ruang keluarga, Ayah mengambil kunci dari laci lalu memberikan nya padaku.
"Yeay! Makasih yah, Rara pergi dulu ya, bilang ke Ibu rara pergi," Kataku lalu salim dan segera menuju garasi. Mobil yang ku pakai ini mobil yang Ayah dan aku kendarai kemarin malam untuk membeli makanan. Aku memanaskan mobil nya dulu sebentar lalu masuk dan menjalankan nya.
Pertama, Aku akan pergi ke sekolah untuk mengambil data-data di ruang OSIS. Kedua, Aku akan bertemu dengan teman lamaku. Selanjut nya aku tidak tahu harus kemana lagi mungkin langsung pulang.
Aku memasukan mobil ini ke dalam parkiran sekolah, hari ini ada ekskul basket dan futsal yang latihan. Berarti ada Kian disini. Aku segera berjalan menuju ruang OSIS yang memang memiliki banyak kunci yang di pegang oleh staff inti OSIS. Aku masuk lalu segera mencari lembaran-lembaran kertas yang berisi data diri calon anggota OSIS yang akan diseleksi minggu depan.
Ada banyak yang mendaftar jadi OSIS sekitar 80 orangan tapi yang akan diterima hanya beberapa orang. Setelah dapat aku segera keluar dan mengunci pintu nya lagi, sebelum nya aku akan menuju lapangan di belakang dulu yang di gunakan oleh ekskul futsal.
Mataku mencari-cari dimana laki-laki itu.
"Ra?" Aku menoleh ke samping.
"Eh Kian," Kataku sambil nyengir.
"Ngapain disini ?" Tanya dia.
Aku menunjukan lembaran-lembaran kertas yang ada di tangan kananku. Kian mengangguk mengerti.
"Lo naik apa kesini ? Dianterin ?" Tanya dia.
Aku menggeleng. "Naik mobil sendiri," Kataku.
Kian mengernyitkan kening nya. "Tumben diizinin," Katanya.
Aku hanya mengangguk. "Lo masih lama ?" Tanyaku.
Kian menggeleng, "Kayak nya sih iya, soal nya sekalian latihan buat perlombaan minggu depan," Katanya.
Aku mengangguk, "Kalo gitu gue duluan ya, soalnya abis ini mau ketemu temen juga," Ucapku.
"Cewek apa cowok ?" Tanya Kian dengan mata yang sedikit menajam.
Aku menghela nafas. "Cewek, tenang aja deh gue ga akan selingkuh kecuali kalo lo yang mulai," Aku tertawa kecil.
Kian mengelus pelan puncak kepalaku sambil tersenyum. "Gue ga akan selingkuh. Senakal-nakal nya gue, tapi gue ga akan nyakitin cewek yang gue sayang ini."
Aku terdiam.
Demi apapun yang ada di dunia ini, Kian tidak pernah seperti ini sebelum nya. Aku bisa melihat adanya kejujuran dari matanya. Cara nya menatapku berbeda dari sebelum nya, perlakuan nya juga berbeda seperti ada manis-manis nya gitu..
KAMU SEDANG MEMBACA
Kian & Kiara
Teen FictionKian dan Kiara adalah sepasang kekasih seperti kebanyakan pasangan lainnya. Mereka menghadapi masalah ringan sampai masalah yang berat hingga membuat hubungan keduanya renggang begitu saja. Kian yang penuh dengan rahasia yang Kiara tidak ketahui, Ki...