Aku menuruni anak tangga dengan terburu-buru lalu menuju dapur untuk sarapan sebentar.
"Pake sweater sama kaus kaki kamu Ra, di luar dingin," Ucap Ibu ketika aku melewati ruang keluarga.
Aku mengambil sandwich yang sudah dibuat oleh Ibu lalu melahap nya sambil memakai kaus kaki berwarna pink sebatas mata kaki dan memakai sweater berwarna putih.
"Mau kemana sih rencana nya ?" Tanya Ayah.
"Gatau," Kataku.
Suara klakson berbunyi dari depan. Aku buru-buru menghabiskan sandwichku dan meminum air putih.
"Rara pergi dulu ya! Assalamualaikum," Kataku lalu berlari ke depan rumah.
Kian berdiri di depan pagar rumah sambil menunduk memainkan handphone nya.
"Kian!" Sapa ku begitu aku sampai di samping pagar rumah. Kian tersenyum manis. Manis sekali.
"Kenaya mana ?" Tanya Kian. Lah ngapain nanyain Kenaya ?
"Ada di dalem, kenapa ?" Tanyaku.
"Pengen ketemu," Katanya.
Aku melotot. "Jadi kesini mau jemput gue apa jemput Kenaya sih ?! Kalo mau jemput Kenaya ya udah gue ke dalem."
Kian memegang tanganku lalu terkekeh. "Bercanda ih, ngambekan. Udah ah masuk cepet," Katanya lalu membukakan pintu untukku.
Aku mendengus lalu masuk dan duduk. Kian menutup pintu nya lalu setengah berlari menuju pintu yang satu nya lagi dan dia masuk.
Selama di perjalanan kami belum mengeluarkan suara. Aku sibuk melihat ke luar lewat kaca jendela. Rintikan-rintikan air mulai turun membasahi jalanan serta kaca mobil ini. Aku suka hujan. Mungkin orang lain berfikir aku suka hujan karena air hujan bisa menyamarkan tangisan. Tapi tidak untukku, aku suka hujan tanpa alasan. Aku suka air dengan begitu aku juga suka hujan. Air itu menurutku tenang walaupun terkadang suara nya memang berisik jika menghantam sesuatu.
"Ra, kita ke rumah gue aja ya," Ucap Kian.
"Iya."
Sesampai nya di rumah Kian, aku membuka sabuk pengamanku.
"Bentar, jangan turun dulu," Ucapnya. Aku menuruti nya. Dia mencondongkan tubuh nya ke jok belakang, ternyata dia mengambil payung. Kian turun dari mobil lalu setengah berlari dia menuju pintu disampingku dan membuka nya. Aku turun dan mendekat kearah badan nya takut bajuku basah. Kian menutup pintu mobil lalu merangkulku untuk berjalan ke arah teras rumah nya.
Aku dan Kian masuk. Ada Ibu nya disana. Begitu dia melihatku dan Kian Ibu nya tersenyum lalu berdiri.
"Kiara, udah lama ga kesini ya," Katanya sambil menghampiriku.
"Iya tante," Kataku lalu salim begitu Ibu nya sudah ada di hadapanku.
"Kemana aja ? Pasti sibuk sekolah ya," Katanya sambil mengelus pundakku.
"Iya tante, banyak tugas sama kegiatan," Aku tersenyum.
Ibu nya mengangguk. "Ya udah kita ke ruang keluarga aja ya sambil nonton tv."
Aku,Kian, Ibu Kian menuju ruang keluarga nya. Ada sofa,karpet,tv,dll nya diruangan ini.
"Tante ke kamar dulu ya, kalo mau minum ambil aja Ra," Katanya. Aku mengangguk. Ibu Kian menghilang dibalik pintu.
"Main PS yuk," Ucap Kian. Aku mengangguk.
"Mau main apa ?" Katanya sambil mengambil tempat kaset-kaset PS nya berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kian & Kiara
Teen FictionKian dan Kiara adalah sepasang kekasih seperti kebanyakan pasangan lainnya. Mereka menghadapi masalah ringan sampai masalah yang berat hingga membuat hubungan keduanya renggang begitu saja. Kian yang penuh dengan rahasia yang Kiara tidak ketahui, Ki...