K&K 12

128 4 0
                                    

Kiara POV

"Tapi Kiara bisa jalan sendiri Bu, ga usah pake kursi roda," Ucapku sambil mencegah tangan Ibu untuk membantuku menuju kursi roda.

"Tapi kalo kamu tiba-tiba pusing dan jatuh kan bahaya sayang, ayo kali ini nurut sama Ibu," Ucap Ibu kekeh.

Akhir nya aku pasrah dan membiarkan Ibu untuk membantuku duduk di kursi roda. Ayah mendorong kursi rodaku menuju keluar kamar sementara Ibu membawa tas yang berisi baju-bajuku. Kami memasuki lift dan turun menuju lantai dasar.

Aku keluar dari lift. Beberapa pasang mata menatapku. Biarlah lagi pula aku baru pulih dari kecelakaan itu. Semenjak aku sadar, aku tidak melihat Kenaya sama sekali. Aku bertanya pada Ibu dan Ayah tapi mereka menjawab tidak tahu. Apakah dia kabur ?

Semenjak aku sadar juga aku tidak ingin bertemu Kian dan Kamal. Mereka beberapa kali mengunjungiku tapi selalu ku tolak karena saat ini aku butuh berfikir. Walaupun saat itu aku tidak sadar tapi telingaku berfungsi layak nya orang yang sadar dan mendengarkan perdebatan antara Kian dan Kamal.

Selama ini Kian membohongiku. Kian bilang Papa nya sudah meninggal dan dia anak satu-sati nya tapi ternyata Papa nya masih hidup dan itu adalah Om Heri, dia juga punya saudara kembar yaitu Kamal. Jadi Hani--Adik Kamal-- adalah adik tiri nya Kamal.

Aku kecewa. Aku dan Kian kenal lumayan lama dan kami menjalin hubunganpun cukup lama tapi masih saja ada yang ditutup-tutupi.

"Ra! Jangan bengong, kesambet ntar," Ucap Ibu sambil menepuk pundakku pelan.

Ayah membantuku berdiri dan masuk ke dalam mobil. Aku duduk di jok belakang lalu mereka berdua di depan.

"Besok mau masuk sekolah ?" Tanya Ibu.

"Jangan dulu deh kalo menurut Ayah, biarin dulu istirahat di rumah," Ucap Ayah sambil menyetir.

"Sekolah aja deh Yah,Bu soalnya aku ketinggalan banyak materi, apalagi sekarang udah kelas dua belas," Ucapku. Mereka hanya menjawab 'oke'

Aku mengambil handphone yang ada di dalam tas lalu membuka aplikasi LINE. Yang pertama kulihat adalah nama 'Kian'. Ada 20 pesan masuk. Aku membuka nya.

Kian : Ra lo pulang hari ini ?

Kian : gue kesana ya? Gue kangen..

Kian : Ra lo pulang sama ortu lo ?

Kian : Pls ra bales

Dan seterus nya aku tidak minat untuk membaca nya. Ada pesan dari Kamal juga.

Kamal : Ra kita perlu ngomong

Basi.

Aku merasakan mobil ini berhenti lalu melihat ke luar jendela. Ternyata mobil ini berhenti di depan toko roti.

"Kamu tunggu disini ya sayang, Ibu sama Ayah mau ke dalem dulu sebentar," Ucap Ibu lalu turun bersama Ayah.

Aku memperhatikan pintu masuk yang sesekali terbuka oleh orang yang mau masuk ataupun keluar. Tapi tiba-tiba mataku menyipit melihat siapa laki-laki yang keluar dari toko roti itu bersama seorang gadis. Buru-buru aku menuju kontak di handphoneku lalu mendekatkan layar nya pada telinga sambil mataku tetap mengawasi laki-laki itu.

"Hallo?"

"Hallo Ra ? Lo dimana ? Lo udah nyampe rumah kan ?"

Aku terdiam sejenak untuk mengamati raut wajah nya.

"Lo dimana ?"

"Gue di rumah lagi ngasuh sepupu nih"

Dia bohong. Kian bohong lagi.

Kian & KiaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang