K&K 15 (1)

212 5 0
                                    

Hari demi hari berlalu, seluruh siswa-siswi kelas 12 sedang disibukan dengan persiapan Ujian Nasional yang hanya tinggal menghitung hari. Yang awal nya malas kini berusaha mati-matian untuk belajar, yang awal nya memang sudah rajin kini lebih rajin lagi. Termasuk Kiara yang sibuk menambah jadwal bimbel nya dan mengikuti pengayaan di sekolah nya. Dia sudah tidak aktif lagi di kegiatan kesiswaan.

Kian juga, dia tidak terlalu memikirkan hal-hal lain nya. Yang ada dipikiran nya hanya UN dan UN serta nilai ujian lain nya dan sibuk memikirkan Universitas mana yang akan dia ambil.

Tidak ada lagi yang nama nya bermain futsal atau basket sepulang sekolah, tidak ada lagi yang namanya kumpulan OSIS setiap beberapa hari dalam seminggu, tidak ada lagi yang disibukkan dengan hubungan percintaan mereka, semua nya fokus pada satu tujuan.

Hari demi hari dilewati mereka hingga tiba saat nya waktu Ujian itu. Semua nya datang lebih pagi dan menempati tempat duduk masing-masing. Yang biasa nya selalu mencontek kini sebisa mungkin tidak ada yang mencontek, yang awal nya kelas tidak di lengkapi CCTV kini terpasang di setiap sudut kelas.

Hari kedua berjalan lancar.

Hari ketigapun sama.

Dan hari terakhir juga berjalan lancar. Begitu bel berbunyi seluruh nya bersorak sorai sambil keluar dari kelas mereka masing-masing. Wajah-wajah bahagia mereka terpancar, tidak ada lagi wajah ketegangan dan wajah stress bahkan sampai ada yang menangis.

"Akhirnya UN selesai jugaaaa!!!!" Teriak Nadin.

"Alhamdulillah!" Ucap Kiara dengan wajah bahagia nya sama seperti yang lain nya.

"Btw, katanya prom night nanti disatuin sama pembagian nilai UN ya ?" Tanya Nadin.

Kening Kiara berkerut. "Iya kali, gue belum denger tuh."

"Ya udah yuk balik, gue udah kangen banget sama laptop gue yang dijabel sama emak gue," Ucap Nadin dengan terburu-buru melangkah keluar kelas.

"Lo duluan aja, gue masih ada urusan disini," Ucap Kiara.

"Oke! Bye!"

Kiara keluar kelas. Baru saja kaki nya menapak di lantai luar kelas seseorang sudah memegang pergelangan tangan nya. Kiara mendongak, menatap wajah si pemilik tangan.

Seketika ingatan nya mundur dan berhenti pada kejadian di sore itu beserta memori-memori lain nya yang bermunculan dan berdesakan saking banyak nya momen yang mereka lewati bersama. Tangan Kiara perlahan mendingin, berlawanan dengan tangan pria itu yang justru memberi kehangatan dan kenyamanan tersendiri.

"Ada perlu apa ?" Tanya Kiara.

"Keluarga lo di undang makan malam sama keluarga gue, gue harap keluarga lo dateng karena Mama gue pengen banget ketemu sama keluarga lo," Setelah mengucapkan kata-kata itu, ia melepas tangan nya dari tangan Kiara.

Kiara merasa sebagian dari jiwa nya hilang. Walaupun setengah.

"Kapan ?" Tanya Kiara pelan.

"Besok malem jam tujuh," Katanya.

Kiara menarik nafas panjang lalu menghembuskan nya perlahan. "Akan gue kasih tau, thanks undangan nya."

Tanpa pikir panjang laki-laki itu kembali melangkah menjauhi Kiara. Kiara menatap punggung laki-laki itu, menatap punggung yang pernah mengisi kekosongan hati nya yang kini hilang dibalik tikungan.

×××

"Bu!" Panggil Kiara.

Tak lama Ibu nya muncul dari balik pintu kamar dan duduk disamping Kiara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 08, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kian & KiaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang