"Kamu tuh teledor tau ga! Kalo nyimpen uang itu di tempat yang aman dong ra! Udah berapa kali kamu ilang uang!"
"Kiara juga gatau Ibuuuuu,"
"Sekarang kamu masuk kamar, Ibu ga nuntut kamu untuk temuin uang itu tapi Ibu cuma ngasih tau kamu jangan teledor ra," Katanya.
Aku menghela nafas lalu buru-buru berjalan ke kamar. Kenapa sih uang yang ku simpan selalu hilang! Setahuku aku menyimpan uang itu di tempat yang cukup aman dan tidak terlihat oleh siapapun. Masa iya ada tuyul datang ke rumahku. Aku tidak ingin berfikir yang aneh-aneh pada Kenaya, aku tahu dia baik.
Handphoneku berbunyi, aku buru-buru mengambil nya dan mengangkat telefon dari Kian.
"Hallo?"
"Hallo Ra, lo di rumah ?"
"Iya, kenapa ?"
"Kenaya ada di rumah lo ?"
"Ngga, dia lagi keluar gatau kemana."
"Gue ke rumah lo bentar ya, ada titipan dari nyokap gue."
"Ya gue tunggu"
Kian memutuskan sambungan telfon nya. Aku melangkah ke dalam kamar mandi untuk mencuci mukaku agar tidak terlalu terlihat kacau. Saat sedang mencuci muka aku mendengar seseorang membuka pintu kamarku. Siapa itu? Apa itu Kenaya?
Aku mengeringkan wajahku dengan handuk kecil lalu keluar dari kamar mandi. Aku melihat Kenaya yang sedang duduk diujung kasur sambil memegang sebuah baju yang lumayan bagus.
"Ken, lo dari mana ?" Tanyaku.
Kenaya mendongak lalu tersenyum. "Gue abis beli baju Ra, liat deh bagus ga ?" Tanya nya sambil menunjukan baju yang ada di tangan nya. Aku mengangguk sambil tersenyum lalu mendekatinya dan duduk di atas ranjang. Dia menarik kresek yang ada di sebelah kiri nya lalu mengeluarkan baju-baju baru yang dia beli. Kenaya banyak uang ternyata.
"Abis ini lo ada acara ga ?" Tanya nya.
"Kian mau kesini katanya," Kataku. Seketika mata nya terlihat berbinar."Serius ?" Tanya nya. Aku mengangguk.
'Clek'
Aku dan Kenaya sontak menoleh ke arah pintu yang terbuka. Ibu berdiri disana.
"Ada Kian Ra," Katanya. Aku mengangguk.
"Gue ke bawah dulu bentar," Kataku lalu buru-buru turun ke bawah. Aku melihat Kian yang sedang mengobrol dengan Ibu. Ibu cepat juga turun ke bawah nya. Aku menghampiri mereka.
"Hai Yan," Kataku. Kian tersenyum.
"Makasih ya Nak Kian, salam ya buat Mama kamu. Tante mau masuk dulu," Kata Ibu. Kian mengangguk.
"Kenaya udah pulang ? Gue liat sandal nya di luar," Kata Kian.
Aku mengangguk. "Pas lo selesai telfon gue dia pulang," Kataku. Kian ber'oh' lalu aku mendengar suara berisik dari tangga dan munculah Kenaya dengan pakaian yang sudah di ganti dengan pakaian yang dia beli tadi.
"Kiara-- Ups sorry lagi ada tamu ya," Katanya sambil tersenyum.
Aku melirik Kian sedikit. Wajah Kian sudah berubah. Dia juga agak sinis.
"Kenapa Ken ?" Tanyaku.
"Gue mau minjem charger, charger gue rusak," Katanya.
"Ambil aja di laci," Aku menatap nya. Dia bukan menatapku balik dan malah menatap Kian.
Aku geram sendiri akhir nya aku berdiri lalu menarik tangan Kenaya menuju ke arah tangga.
"Ambil charger di laci gue! Lo jangan turun lagi ke bawah sebelum Kian pulang. Ngerti ?" Tanyaku. Kenaya mengangguk dan mata nya masih melirik-lirik Kian yang sedang menatap kami berdua. Akhir nya Kenaya kembali ke kamar dan aku menghampiri Kian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kian & Kiara
Teen FictionKian dan Kiara adalah sepasang kekasih seperti kebanyakan pasangan lainnya. Mereka menghadapi masalah ringan sampai masalah yang berat hingga membuat hubungan keduanya renggang begitu saja. Kian yang penuh dengan rahasia yang Kiara tidak ketahui, Ki...