Hari ini jadwal aku dan Kian bimbel di suatu tempat yang cukup terkenal namanya. Aku dan Kian satu kelas disana, kami sering duduk bersebelahan. Dari sekolah kami langsung menuju tempat itu. Aku turun dari mobil Kian lalu berjalan duluan menuju kelas kami. Hari ini jadwal bimbel sejarah yang sangat Kian tidak sukai.
Aku duduk di kursi dekat tembok agar bisa nyender lalu Kian duduk disebelahku. Tak lama guru bernama Pak Imran itu masuk sambil membawa buku-buku tebal yang berisi sejarah-sejarah zaman dahulu yang membuat siapapun enggan untuk membaca buku nya yang terlalu tebal, termasuk aku.
"Selamat siang menjelang sore anak-anakku," Katanya dengan senyum manis nya. Walaupun bapak guru ini sudah berumur tapi dia masih memiliki senyum yang cukup manis.
Dari awal Kian memang malas belajar sejarah jadi dia lebih memilih membuka laptop nya dan bermain games. Jika ditanya Kian sedang apa maka jawaban nya buka buku online yang membuat siapapun yang mendengarnya menahan tawa.
"Bapak ada urusan sebentar nanti bapak balik lagi, kerjakan dulu halaman lima puluh empat ya di buku kalian kalau sudah kumpulkan dan simpan di meja guru," Jelas nya sebelum pergi ke luar.
"Yan udah dulu main games nya kerjain dulu ini ntar lanjut lagi," Kataku.
"Males ah, ntar aja gue nyontek aja ya?" Kian nyengir. Aku geleng-geleng kepala. Aku mengerjakan soal-soal ini yang hanya sepuluh nomber lalu mengisi milik Kian.
"Udah gue kerjain," Kataku.
Kian menoleh ke arah buku nya. "Makasih ya, pacar gue baik banget," Katanya sambil terkekeh.
5 menit kemudian Kian mematikan laptop nya lalu memasukan nya ke dalam tas.
"Ra," Katanya. Aku berdeham pelan.
"Kalo kita nikah mau honeymoon kemana ?," Tanyanya hingga membuatku terkejut.
"Apaan sih, ngapain nanya gituan coba!" Kataku.
"Ya biarin kan biar di rencanain sekarang jadi nanti ga ribet harus mikirin lagi," Jelasnya.
"Ya tapi jangan nanya begituan kek, agak aneh tau ga!" Kataku. Dia terkekeh.
"Ya udah ganti pertanyaan, kalau misal nya kita putus gimana ?" Pertanyaan yang mampu membuatku diam sambil berfikir harus menjawab apa. Kenapa dia bertanya seperti itu? Apa dia mau putus ?
"Ra..." Katanya pelan. Aku menoleh ke arah nya.
"Kenapa ? Pengen putus ya ?" Tanyaku. Cukup sulit mengatakan nya.
"Kalo gue jawab iya gimana ?" Katanya pelan. Tuh kan, dia mau putus. Agak nyesek mendengar nya seakan-akan paru-paruku terus menyempit hingga tidak ada ruang untuk udara masuk.
"Ya udah gapapa, mau gimana lagi sih," Kataku. Jujur aku ingin menangis sekarang juga.
Tak lama aku mendengar dia tertawa. Kenapa coba ? Udah pengen putus, ketawa lagi!
"Bercanda Ra jangan baper, siapa sih yang mau putus dari cewek cantik ini?" Katanya sambil tersenyum.
"Ih ga lucu tau ga! Gue pengen nangis tadi, bego dasar," Kataku kelewat bete.
Dia tertawa kecil. "Bercanda sayangku..."
Sayangku
Selama aku pacaran sama Kian baru pertama kalinya dia mengatakan kata-kata itu. Sungguh keajaiban, bilang beb,yang,dan sebagian kata-kata aneh lain nya dia belum pernah baru pertama kali ini.
×××
Malam ini aku free karena besok libur tanggal merah. Aku bingung harus apa sekarang. Chat dengan Kian ? Itu sudah biasa dan pasti aku selalu bosan. Mengerjakan tugas ? Semua tugas sudah beres. Apakah tidak ada hal lain ?
KAMU SEDANG MEMBACA
Kian & Kiara
Teen FictionKian dan Kiara adalah sepasang kekasih seperti kebanyakan pasangan lainnya. Mereka menghadapi masalah ringan sampai masalah yang berat hingga membuat hubungan keduanya renggang begitu saja. Kian yang penuh dengan rahasia yang Kiara tidak ketahui, Ki...