chapter 5 - you're my love

1K 86 0
                                    

Dia sudah semakin mendekat.

" lihatlah langit itu, just!" Ucapku dengan gumaman.

Dia terus memandangiku dengan tersenyum. Entah Apa yang sedang di pikirkan nya. Dia mengikuti arah yang Aku pandang. Langit biru tua itu.

" menyeramkan" sahutnya.

Aku terkekeh mendengarnya,
Itu sama sekali bukan jawaban yang Aku pikirkan...

" kau.. lucu sekali" Ucapku dengan tertawa. Aku memandangnya dengan lekat. Dia pun juga..
Dia tersenyum, lalu memegang tangan ku Dan mencium nya sekilas.

" kau tahu? Aku sangat merindukan mu. Kau tak tahu seberapa pedihnya hidupku tanpamu. " ucap nya lalu memeluk tubuhku dengan erat.

Aku menangis dalam pelukan nya.

" I miss you too" balasku lirih.

Kami terus berpelukan, sampai rintikan hujan turun satu persatu.

" ayo kita masuk" sahutnya.

Aku Dan justin pun masuk ke dalam kamar. Hanya untuk malam ini saja, justin akan menginap di rumah baruku. Tidur bersama ku tentunya.

Hembusan angin malam itu berhasil masuk kedalam kamarku. Entah bagaimana caranya.
Justin memperhatikan gerak-gerik ku.

" kau kedinginan" ucap nya.

Yeah, kau benar suamiku. Aku kedinginan.

Dia mengambil selimut super tebal yang berada di lemari pakaian. Lalu memakaikan nya padaku. Dia tak tahu, Apa yang kupikirkan Dan yang ku inginkan. Karena Dia tak bisa membaca pikiranku. Kau ingin tahu Apa yang sedang ku inginkan Dan kupikirkan?

Aku Ingin... Tidur dalam pelukan justin.

" kurasa itu tak membantu " ucapku kikuk sembari menggaruk tengkuk ku yang tak gatal sama sekali.

Justin menatapku dengan menyelidik, lalu dia tersenyum . Kuharap dia mengerti juga ...

" kau merindukan ketika aku tidur dengan memeluk mu, right? Mengapa aku tak menyadarinya sedari tadi!" Balasnya dengan menepuk jidat nya sendiri.

Aku tersenyum melihat tingkah nya , dan aku senang karena justin mengerti juga dengan apa yang aku mau.

Dia naik ke atas ranjang lalu tidur di sebelahku , dengan posisi memeluk ku .

Sekarang , hal yang aku rindu-rindukan selama ini tercapaikan juga. Aku bisa menghirup bau tubuh justin yang selalu membuatku nyaman.

#Hidungku masih normal , jadi jika bau tubuh justin tidak wangi , aku tidak akan mau dipeluk nya .

" bagaimana kau bisa berteman dengan alice ?" Tanya justin .

" ceritanya panjang. Bibirku bisa bengkak kalau menceritakannya padamu" balasku .

" sama seperti dulu. Konyol"

Aku dan justin tertawa bersama dalam pelukan kami. Tangan nya menyentuh pipiku. Mengusapnya dengan lembut. Tuhan .. aku merindukan sentuhan nya .

Aku memperbaiki posisi tidurku ,
Sekarang aku benar-benar bisa memandang wajah tampan nya. Entah setan Apa yang merasuki tubuhku, membuatku mencium bibirnya dengan penuh nafsu.

Awalnya Dia membalas ciuman nya, lalu melepaskan begitu saja.

" jangan memancingku, elle" ketusnya.

Aku hanya mengangguk seakan mengerti. Aku langsung tidur memeluk nya. Tapi, Aku bisa merasakan tangan nya mengusap bibirku. Mataku langsung terbuka.

" sekarang kau yang berusaha memancingku"

Dia tersenyum manis dengan menunjukan deretan gigi putih nya.

" kau menginginkan nya?" Tanya nya dengan memandangku lekat.

" kurasa Tidak. Aku belum siap untuk punya anak lagi. " jawabku dengan lirih.

Mataku memanas, kurasa air mata ku akan menetes sebentar lagi. Aku menundukan wajahku. Tapi justin membuat wajah ku sejajar dengan wajahnya.

Ia mencium bibirku. Melumatnya dengan lembut. Akupun membalasnya. Air mataku menetes secara bergantian .

Justin melepaskan ciuman kami. Lalu mengusap pipi kanan ku.

" jangan menangis. Air mata mu adalah kelemahan ku " .ucap nya lirih.

" Aku janji, Aku gak bakal nangis di depan Kamu"

" itu sama saja elle. Pokok nya Kami gak boleh nangis!" Perintahnya.

" huft terserah deh!"

BACK TO YOU -MHIAV THIRD SEQUELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang