2

139 14 1
                                    

Flashback to century 11

"Frankeistein, aku tidak pernah merasa bahwa kita di bedakan.. kita ini sama-sama murid guru! Buktinya kau juga mendapat Soul Weapon, tidak sembarang orang dapat memegang Soul Weapon. Orang yang dapat memegang Soul Weapon adalah orang yang sudah sangat di percaya oleh guru! Jika benar kita di bedakan kenapa guru memberikan Soul Weapon itu kepada kau!" Teriak Rai.

"Haha, yang merasakannya itu adalah aku bukan kau! Jika benar guru tidak membeda-bedakan kita, kenapa aku mendapatkan Soul hitam? Kenapa tidak Soul putih!" Teriak Frankeistein marah.

Rai yang mendengarnya langsung terdiam seribu bahasa, ingin dia membantah perkataan Frankeistein tapi lidahnya kelu dan tidak bisa mengeluarkan suara sedikit pun.

SRET!!!

Tanpa Rai sadari, pipinya sudah berdarah terkena Soul-nya Frankeistein. "Cih, meleset ya. Andai tepat mengenai matamu aku akan langsung menghabisimu ketika kau sedang lengah." Cibir Frankeistein. Rai yang tadinya sedang shock seketika langsung siaga dan segera mengeluarkan Soul miliknya.

"Wow, akhirnya kau keluarkan juga. Aku sangat menanti ini. Aku bertanya-tanya, siapa yang akan menang? Kau atau aku? Dan pastinya salah satu dari kita pasti akan mati bukan?!" Ucap Frankeistein dengan muka sinis.

"Aku tidak mau kita bertarung hanya gara-gara Soul. Kita sama-sama murid guru. Sama-sama pemegang Soul. Jika kita bertarung, desa akan hancur. Jika kau menginginkan Soul ini, maka akan kuberikan, asal kau tidak berbuat onar lagi." Ujar Rai.

"Siapa kau sehingga bisa kau bisa seenaknya memerintahku! Ini diriku, kau tak berhak untuk memerintahku!!" Hardik Frankeistein.

SYUUT!

Frankeistein mengayunkan Soul miliknya dan memunculkan ledakan besar, mau tidak mau Rai menangkis serangan Frainkeistein. Dan dalam waktu yang singkat, Frankeistein sudah berada di depan mata Rai dan hendak menebas kepala Rai. Tapi bukan Rai namanya jika tidak dapat menahan serangan Frankeistein. Dengan cepat Rai menahan serangan Frankeistein sehingga mereka beradu mata.

"Apa yang kau inginkan?!". tanya Rai. "Yang kuinginkan hanya kepalamu!" Jawab Frankeistein dengan sinis.

Rai tau bahwa Freinkeistein tidak main-main dengan perkataannya. Dengan segera, Rai berusaha untuk menjauhkan Freinkeistein dari dirinya. Dan usahanya berhasil, Rai dapat melarikan diri setelah melempar Frankeistein.

"Kenapa kau lari? Apa kau takut denganku? Dasar pecundang! Apa kau hanya berani melawanku ketika kau mendapatkan perlindungan dari gurh! Kau tak lebih dari sampah busuk!" Teriak Frankeistein.

Ketika mendengar perkataan yang Frankeistein ucapkan. Rai perlahan mulai memperlambatkan laju larinya sehingga sekarang dia hanya berjalan. Sekarang Rai berhenti sepenuhnya, dan segera membalikkan badannya.

"Akhirnya kau berhenti juga, kukira kau bakal kabur." Sindir Frankeistein

"Aku tidak akan pernah lari!" Ungkap Rai dengan penuh kemarahan.

***
This is my first story. I hope you like it, and dont be silent readers. Thanks:)

Soul WeaponTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang