5

112 8 2
                                    

"Shit! Aku tidak bisa tidur setelah itu.." umpat Rai dalam hati.

"Kau kenapa lagi? Apa kau badmood lagi? Dasar! Btw, kemana Luke? Aku tidak melihatnya dari tadi. Aku rindu dia.." ucap James bercanda.

"Dasar homo, Luke sedang tidak enak badan. Jadi aku menyuruhnya untuk beristirahat."

"Hei, aku cuma bercanda. Huh."

Sejak kejadian itu, Rai sama sekali tidak bisa tidur. Sedangkan Luke, ia sedang membuat sistem keamanan di seluruh rumah agar kejadian tersebut tidak terulang lagi.

"Hei Rai, apa sesudah ini kau ada waktu? Aku ingin mengajakmu Double Date. Apa kau mau?"

"Ha, tidak terima kasih. Aku tidak tertarik buat urusan yang begituan. Lagian aku harus pulang cepat, aku harus merawat Luke. Permisi, tolong bungkuskan satu lagi wafflenya."

"Untuk siapa kau membungkusnya? Untuk aku?"

"Tidak, ini untuk Luke."

"Ah kau Rai, kau selalu saja begitu denganku. Kau terlalu cuek denganku, aku tau bahwa kau itu tidak seperti ini. Kau hanya membuat-buatnya."

"Tidak, aku memang seperti ini. Buat apa aku buat-buat. Terlalu aneh buatku."

Tak lama kemudian pesanan yang di pesan oleh Rai datang dan dia berdiri dari kursinya dan segera menuju ke kasir yang disusul kemudian oleh James. Mereka pun berpisah di perempatan jalan.

Sejujurnya Rai hanya mengarangnya. Dia terlalu malas untuk kencan dengan orang yang tidak dikenalnya. Lebih baik dia pulang untuk membantu Luke memasang keamanan di rumahnya.

"Hei Luke, aku membawakan kau waffle kesukaanmu. Pasti kau tidak makan dari pagi kan? Makanlah, biar aku yang melanjutkannya."

"Oh Rai, kau sudah pulang? Sebentar lagi saja. ini sudah tanggung buat diberhentikan."

"Sudahlah, kau duduk saja sana dan perhatikan aku bagaimana cara melanjutkannya."

"Em Rai, apa kau mengerti masalah mekanik?"

Rai yang tadinya sedang berjalan dan secara perlahan memberhentikan langkahnya. Rai pun membalikkan badannya dengan cengengesan.

"Haha sudah kuduga. Sudahlah, aku akan memakannya dulu. Dan kau mandilah, bau badanmu hingga ke sini."

"Hei hei! Aku sudah mandi ya. Palingan kau yang belum mandi dari pagi!"

"Haha, benarkah? Berarti bau itu berasal dariku."

Luke segera melahap waffle kesukaannya itu ketika Rai sedang melihat-lihat hasil kerja Luke. Dan sekilas terlintas kembali isi surat yang di tinggalkan itu.

"Hei Luke."

"Hm"

"Menurutmu siapa yang mengirimi surat itu? Apakah itu Frankeistein yang hidup kembali?"

"Ntah lah. Kan kau sendiri yang mengatakan bahwa Frankeistein itu sudah mati. Aku kan tidak tahu apa-apa. Wah, wafflenya lebih lezat dari pada yang kemarin" ujar Luke.

"Hei, aku sedang serius. Cobalah untuk serius Luke"

"Hei aku juga serius. Aku kan hanya mengungkapkan pendapatku"

"Shit! Aku tidak bisa tenang jika begini terus! Aku harus menemukan pelakunya" Umpat Rai

"Calm down bro.. pasti kita akan menemukan siapa yang mengirim surat itu. Untuk sekarang tenangkan kepalamu itu, dan lihatlah matamu itu. kau harus tidur, biar aku yang membereskan ini semua."

Soul WeaponTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang