Saat mereka sampai di kantin, mereka dikejutkan dengan sesuatu yang familiar. Di dalam kantin itu terdapat sebuah televisi yang menyiarkan berita tentang senjata kuno itu atau bagi Rai dan Luke itu adalah soul weapon. Di berita itu tampak mereka sedang menampilkan bagaimana bentuk dari senjata kuno itu. Dari yang awalnya mereka sedang bercanda dan ketika melihat berita itu, sontak itu membuat mereka berdua bungkam sehingga menghasilkan bulir-bulir keringat yang keluar dari wajah mereka berdua, dan mereka sudah tidak fokus lagi dengan apa yang dikatakan James.
"Whoa, begitukah bentuk senjata itu? Ternyata lebih keren dari yang kubayangkan. Aku berharap aku dapat memilikinya.. hei, kalian berdua kenapa? Kok berkeringat? Padahal disini dingin.."
Hening.....
"Hei, jawab pertanyaanku.." desak James
Hening.....
"Hei.. jangan acuhkan aku di sini sendiri.. aku tampak seperti orang gila yang sedang berbicara ke tembok, lihat lah mereka yang sedang berlalu lalang. Mereka mulai membicarakan aku karena aku seperti orang gila." geram James sambil mengguncangkan badan Rai.
"Hei, lihatlah dia.. dia mengguncangkan badan Rai sesuka hatinya. Dia pikir siapa dirinya? Seenaknya saja dia berbuat begitu." "Iya ya. Seenaknya saja dia"
Begitulah apa yang di dengar James sehingga ia malu karena telah menganggu idol para wanita di kantor ini. Karena ia sudah tidak tahan lagi dengan sikap mereka yang tiba-tiba berubah, akhirnya ia memutuskan untuk meninggalkan mereka berdua dan pergi duluan.
Setelah James pergi...
"R-R-Rai, i-itu kan soul weapon! Bagaimana bisa ada disana? Dan itu keliatan asli. Tidak mungkin mereka bisa mengukir lambang-lambang sedetail itu dipedangnya. Rai, senjata itu masih ada sama kau kan?"
"Ssstt, diamlah. Jangan kita bicarakan masalah itu disini. Disini terlalu banyak orang. Aku tidak ingin rahasia terbesarku sampai terkuak ke seluruh dunia! Ayo kita cari tempat yang sepi."
Ketika mereka pergi, di sudut ruangan itu ada seseorang yang sedang menyeringai dengan sinis ke arah mereka berdua.
**ketika sampai ketempat yang sepi**
"Rai, senjata itu masih ada padamu kan? Katakan padaku"
"Senjata itu masih ada padaku, dan aku tidak mungkin membocorkan semua ini. Siapa dalang di balik semua ini. Aku harus segera menemukannya sebelum semuanya bertambah runyam!"
"Rai.. apakah selain kau dan Frankeistein, ada lagi pemegang senjata itu?
"Tidak, tidak. Hanya aku dan Frankeistein yang memilikinya. Ketika seorang pemegang soul mati. Maka senjata itu akan ikut hangus bersamaan hilangnya nyawa pemiliknya."
"Jadi, apakah itu milik Frankeistein?
"Tidak mungkin. Sudah kukatakan kan bahwa dia telah mati. Kau juga melihatnya saat itu"
"Jadi siapa itu? Kau juga mengatakan bahwa di dunia ini hanya kau dan Frankeistein yang memegangnya. Jadi Frankeistein sudah mati dan soul itu ikut lenyap bukan? Jadi masalahnya siapa yang bisa mengetahui bentuk dan detail lambang pada pedang itu. Dan yang mengetahui bentuk pedang ini hanya orang-orang yang sudah mati beberapa abad silam."
Rai hanya diam tidak tau harus menjawab apa. Sangking lamanya Rai berpikir, waktu makan siang telah habis. Mereka terpaksa kembali bekerja dengan perut kosong.
Di dalam ruangan..
"Hei, kalian berdua tadi kemana? Aku mencari kalian tapi aku tidak menemukan kalian.. kemana kalian pergi?" Tanya James.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soul Weapon
Fantasy"Apa hanya segitu kemampuanmu? Dasar lemah!" Ujar Frankeistein sinis. "Cih" cibir Rai yang sudah kelelahan. Dia tidak menyangka ia akan sekuat ini. "Apakah ada ucapan terakhir? Karena kau tidak akan lama lagi menyusul keluargamu disana!" Ujar Franke...