~Author's P.O.V~
Awalnya Luke ingin masuk ke dalam kamar Rai untuk memarahi mereka berdua, tapi setelah di pikir-pikir biarkan saja mereka begitu dulu. Tapi jika mereka udah kelewatan, barulah Luke akan masuk dan memarahi mereka.
Akhirnya Luke memutuskan akan menunggu apa yang terjadi selanjutnya sambil bersender di dinding luar kamar Rai..~15 menit lewat...
~30 menit lewat...
Akhirnya kesabaran Luke menipis ketika mereka berdua tertawa terbahak-bahak ntah untuk apa mereka tertawa..
Di saat Luke hendak menerjang kamar Rai, tak sengaja Luke mendengar James bertanya pada Rai tentang dirinya yang membuat Luke menghentikan apa yang ingin di buatnya..
Setelah mendengar jawaban dari Rai, Luke hanya tersenyum sambil membayangkan apa yang Rai katakan. Pelan-pelan Luke buka pintu kamar itu sehingga Luke hanya memasukkan kepalanya dan memasang tampang dingin sambil berkata..
"Kalian tidak tau ini sudah pukul berapa?" Tanya Luke pura-pura dingin.
"Anoo, jam setengah 12" jawab Rai dengan enjoynya.
"Dan kalian sudah tau apa yang harus kalian perbuat bukan?"
"Tidur" jawab Rai yang masih dengan enjoynya.
"Jika kau sudah tau, sekarang tidurlah sebelum aku membantai kalian berdua" ujar Luke sambil berkata sedingin mungkin.
"Eh i i iyaa.." seru Rai dan James bersamaan.
Rai dan James ketakutan setelah mendengar perkataan terakhir Luke tadi dan memutuskan untuk segera tidur..
Setelah merasa semua telah selesai, Luke pun turun ke bawah sambil tersenyum ketika dia mengingat apa yang dikatakan Rai tadi.. Luke pun tiba di kamarnya, dia menutup pintu kamarnya dan berjalan menuju kasurnya, dia menghempaskan badannya di atas kasurnya sambil tersenyum. Tak lama kemudian, Luke pun tertidur dengan nyenyak.
~pukul 3.30
Luke terbangun ketika ia mendengar suara gemerincing benda yang di adukan. Ia pun turun dari tempat tidur dan pelan-pelan membuka pintu kamarnya. Ia melihat siluet seseorang yang sedang berusaha membuka pintu ruangan tempat Luke meneliti soul. Ia akhirnya berjalan dengan cara menjinjit agar suara kakinya tak terdengar. Ia menuju ke tempat saklar dan CTIIK.
Seketika siluet itu berubah menjadi sesorang yang ia kenal."James? Apa yang kau lakukan di situ?" Tanya Luke dengan was was.
"Eh, Luke. Tidak aku hanya sedang mencari toilet. Dan aku mengira bahwa ruangan itu toilet".
"Apakah kau mengira itu toilet? emang ada toilet yang pintunya sebagus itu?"
"Aku kan gak tau.. maafkan aku Luke.."
"Sudahlah lupakan. (Menunjuk ke arah toilet) Toilet di sebelah sana. Dan tidurlah kembali, besok kita harus ke kantor." Ujar Luke sambil berpaling ke belakang dan berencana meninggalkan James sendiri.
James hanya mengangguk dan pergi ke tempat Luke tunjuk tadi. Luke agak kwatir tentang ini, akhirnya ia menunggu di dapur untuk melihat apa yang akan James lakukan selanjutnya.
Tak lama kemudian James keluar dari toilet dan naik ke atas untuk melanjutkan waktu tidurnya. sepertinya ia telah salah mencurigai James.
"Aku salah. Aku kira dia memang sengaja. Toh, dia kan cuma mencari toilet, buat apa aku curiga" batin Luke.
Akhirnya Luke kembali ke kamarnya, dia besok harus bangun cepat dan membuat sarapan untuk mereka bertiga.
~keesokan harinya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Soul Weapon
Fantasy"Apa hanya segitu kemampuanmu? Dasar lemah!" Ujar Frankeistein sinis. "Cih" cibir Rai yang sudah kelelahan. Dia tidak menyangka ia akan sekuat ini. "Apakah ada ucapan terakhir? Karena kau tidak akan lama lagi menyusul keluargamu disana!" Ujar Franke...