Maafkan diriku jika part sebelumnya bored banget. Tpi aku jamin ini part gak bakalan bored. So, enjoy...
***
~ Author's P.O.V~
Waktu telah menunjukkan pukul 11 malam, akan tetapi Luke masih tetap berkutik di depan pedang itu. Sedangkan Rai? Ntah lah. Mungkin dia tidur atau semacamnya. Bagi Luke, meneliti pedang kali ini lebih menyenangkan dan dia bisa mengetahui bagaimana cara mengaktifkan kekuatan itu.
~Luke's P.O.V~
"Bagaimana membaca huruf ini? Aku tidak mengerti. Huruf ini tidak ada di dalam buku yang sudah kubaca... Ah, apakah di dalam buku itu ada huruf ini? Aku harus mencarinya... BTW, apa yang sedang dia lakukan. Apa dia sudah tidur?"
Luke pun bangun dari tempat duduknya dan berjalan ke ruang bacanya. Sambil sesekali melihat ke atas untuk mendeteksi hawa kehadiran Rai.~Rai's P.O.V~
"Uwaaahh, bosannya... Hmmm, apa yang sedang Luke lakukan ya? Aku ingin kebawah dan melihat apa yang sudah Luke ketahui, tapi aku tidak ingin dia memarahiku. Jika kuganggu dia, dia pasti bakalan marah dan mengusirku" Rai teringat ketika dia menganggu Luke yang sedang melakukan penelitian. Waktu itu Luke sedang meneliti ntah apa dan tiba-tiba ntah dari mana munculnya, Rai mengejutkan Luke yang hasilnya malah membuat Luke marah dan mengusirnya dari ruangan itu. Setelah kejadian itu Rai tidak lagi berani menganggu Luke yang sedang serius atau semacamnya, bahkan untuk lewat depan ruangannya saja tidak berani.
"aih, apa yang harus kuperbuat. Aku sangat bosan.. dan juga aku tidak bisa tidur.."SREK SREK
"Glek"
"Apa itu? Suara apa itu? Itu berasal dari bawah bukan? Mungkin Luke sedang melakukan sesuatu"SREK SREK
"LUUUKEE...." histeris Rai sambil berlari ke luar kamar dan menuju ke bawah.
~Author's P.O.V~
Di ruang baca, ketika Luke sedang mencari buku tersebut terdengar suara gemerisik di luar rumah yang kemudian di susul oleh teriakan Rai yang menggema di seluruh rumah. Rai turun ke bawah dengan tergesa-gesa dan sepertinya dia sedang mencari Luke. Dia berteriak memanggil Luke seperti orang gila yang tidak mengetahui sudah pukul berapa sekarang. Luke hanya menggelengkan-gelengkan kepalanya.
"LUUUKE..."
"Ada apa? Tidakkah kau tau sekarang sudah pukul berapa?!" Teriak Luke dari ruang baca itu.
Setelah mengetahui Luke berada di ruang baca, Rai pun berlari menuju ruang baca itu. "Luke, ada suara gemerisik di luar, suara itu terdengar sampai ke kamarku.."
"Aku juga mendengarnya yang tidak lama disusul dengan suaramu. Tidak bisakah kau diam saja jika mendengar suara seperti itu? Itu mungkin suara gemerisik yang di timbulkan oleh kucing saat sedang mengejar mangsanya. Dan kau tidak perlu berteriak seperti anak kecil."
"A.." ucapan Rai terpotong oleh ucapan Luke.
"Sudahlah, sekarang kau naik ke atas dan jangan mengangguku."
Rai pun berjalan menuju tangga setelah di suruh oleh Luke untuk naik ke atas. Rai hanya berharap malam-malamnya yang selanjutnya akan baik-baik saja. ketika Rai menginjak anak tangga ke-4 terdengar suara bel rumah yang di tekan, dan itu membuat Rai dan Luke menghentikan aktifitasnya masing-masing. Rai pun turun kembali dan menuju ke ruang baca.
"Luke, siapa itu? Buat apa dia kesini pada jam segini."
"Mana aku tau, apakah kau melihat aku berjalan ke depan"
"Luke, coba kau lihat itu siapa"
"Kau saja, aku sedang sibuk"
"Tapi bagaimana itu seorang penjahat yang ingin merampok rumah kita"
KAMU SEDANG MEMBACA
Soul Weapon
Fantasy"Apa hanya segitu kemampuanmu? Dasar lemah!" Ujar Frankeistein sinis. "Cih" cibir Rai yang sudah kelelahan. Dia tidak menyangka ia akan sekuat ini. "Apakah ada ucapan terakhir? Karena kau tidak akan lama lagi menyusul keluargamu disana!" Ujar Franke...