Brukkk!!
Sebuah camcorder DVD berwarna hitam kombinasi silver baru saja menghantam ubin kamar James tanpa ampun. Dengan keadaan layar LCD masih terbuka, barang elektronik andalan putra pertama Potter itu sedikit lagi akan jadi barang rongsokan.
"Jangan rusak, please!" batin James kalut. Dengan segera ia meletakkan kembali gitar listriknya dan bergegas menyelamatkan benda Muggle pertama yang mampu membuat ketagihan.
Pria dewasa berkacamata muncul sesaat setelah bunyi cukup keras terdengar sampai ke ruang kerjanya, "jatuh lagi?! Ini sudah hampir sepuluh kali kau menjatuhkan benda itu," tanyanya dengan suara meninggi.
"Tapi masih bisa menyala, kok, Dad. Please, help!"
Harry menerima handycam yang dulu ia gunakan untuk merekam putra-putrinya semasa bayi. Meski sudah lama, handycam itu masih berfungsi dengan baik mengingat James, anak paling tua, sudah berusia 16 tahun.
"Aku, kan, sudah bilang kalau kau mau gambar yang bagus, kau harus letakkan di posisi yang tepat dan juga aman, James."
"Eh, sejak kapan kau ada di sana?" seru James pada sang adik, Al, yang rupanya sudah berdiri di dekat pintu kamarnya dengan tatapan tak suka.
Al masuk dengan tangan terlipat di dada, "mungkin sekali lagi kau jatuhkan handycam tua itu, tak akan bisa lagi kau buat untuk membuat video cover sok kerenmu itu lagi," Al sarkastik. Jiwa-jiwa seorang Slytherinnya mulai tampak.
"Enak aja, fans aku sudah banyak di YouTube, Al. Mereka pasti sudah rindu dengan video cover gitar terbaruku," James menenteng gitar listriknya penuh bangga. Bak bersama dengan seorang perempuan cantik, James bisa menciumi body gitar listriknya itu setiap hari tanpa perlu mencari seorang perempuan yang dijadikan kekasihnya.
Perlu diingat, gitar listrik berwarna coklat tua itu adalah cinta pertama seorang James Sirius Potter.
"Rekam pakai laptop saja, lebih mudah," saran Al.
"No, hasilnya tak memusakan," jawab James menolak mentah-mentah.
Al menggerutu kesal, "kalau aku yang edit, pasti hasilnya bagus, James!" tukas Al.
Mereka seolah tak merasakan bahwa ayah mereka sendiri sedang sibuk membenarkan handycam tua yang hampir patah jadi dua sementara James dan Al sibuk saling menyalahkan.
"Tapi kalau pakai handycam itu hasilnya lebih bagus, Al-"
"Diam!! Kalian apa-apaan, sih?" Harry marah. Kesal juga mendengar dua anak lelakinya saling melempar argumen sementara ia berada tepat di tengah-tengah keduan. James dan Al sudah tak anak-anak lagi. Itu yang menyulitkan Harry.
James dan Al seketika itu terdiam. "Oke, jadi sekilas Dad periksa, handycam ini masih berfungsi. Dan.. James, kau masih mau menggunakan ini sekarang?" tanya Harry.
"Ya, tentu, Dad. Aku harus segera merekamnya sekarang agar Al langsung bisa mengeditnya dan aku upload segera ke YouTube," jawab James mantap.
Sejak dua tahun lalu, James sering membuat rekaman video ia sedang bermain lagu-lagu dengan gitar listriknya. Selain keahlian James bermain gitar yang tak bisa dibilang remeh, tampang James yang rupawan membuat banyak viewersnya di YouTube mengidolakanya. Pesona James tak perlu diragukan. Seluruh Hogwarts tahu itu.
"Tapi, kau butuh sesuatu untuk membantumu merekam," kata Al singkat.
Harry mengangguk setuju, "kau butuh tripod. Itu lebih aman dan tepat, son!" jawan Harry sambil menyerahkan handycamnya pada James.
KAMU SEDANG MEMBACA
Under the Willow (Fanfic Crossover Harry Potter x The Hunger Games)
FanfictionKeluarga Mellark pindah ke Inggris dan menetap di Godric's Hollow, tepat di samping rumah keluarga Potter. Prim, anak gadis tertua keluarga Mellark merasa orang tuanya pengecut karena kabur demi menjauhi Hunger Games. Prim tak suka dengan sikap peng...