4

5.1K 449 21
                                    

Sebelumnya aku mau bilang terimakasih buat yang udah relain sedikit waktu buat baca dan ngasih Vote + Komentar ke story ini. Seneng banget pas kalian bilang kalau cukup emosi sama story ini (dan terutama karakter Al) :D karena kebahagiaan bagi semua Author adalah jika bisa ngebawa readers buat ikut ngerasain emosi didalam story. Dan ngebaca komentar kalian, bikin aku bahagia banget karena bisa bikin kalian emosi. :D *tertawadiataskeresahanreaders.
Btw, story ini udah aku ketik selesai dan udah sampai extra part juga. :D
Jangan bosen buat ngasih vote + komentar di story ini yaah :* makasih

*****

"Antarkan aku ke Mall"

"Dengan cuaca yang hujan lebat seperti ini? Tidak sayang"

"Al--kumohon!"

"Kita akan pergi nanti--jika hujan mulai sedikit reda"

"Kau menyebalkan--seperti Rossie! Ergh! Kalian berdua menyebalkan!"Ucap Yuki sembari mengenakan kemeja tipisnya tanpa menggunakan pakaian dalam. Wanita itu lantas berjalan sembari menghentak hentakkan kakinya menuju dapur mini dan membuka lemari pendinginnya

"Kau sangat emosional sayang"Ucap Al sambil mengenakan celana panjangnya--tanpa kaus, lantas berjalan mendekati Yuki yang sedang membelakanginya. "Ice Cream? Oh tidak di udara yang sangat dingin ini sayang. Kau bisa sakit"Al meraih tepak ice cream di tangan Yuki lantas menjauhkannya dari wanita itu

"Al! Hanya sedikit!"

"Kau bisa sakit jika memakan ini. Tidak Yuki!"

"Al--"dan Kini Yuki menampilkan mata berkaca - kacanya membuat Al mendengus kasar. Demi tuhan! Ia paling tidak bisa melawan air mata Yuki itu. Apapun akan ia lakukan agar wanita itu tidak mengeluarkan air matanya

"Tidak untuk dihabiskan"Ucap Al pasrah lantas memberikan tepak ice cream itu pada Yuki yang menyunggingkan senyum lebarnya

"Terimakasih sayang"Ucap Yuki girang sembari meraih sendok alumunium di meja pantry lalu segera berlalu ke kamar diikuti Al dibelakangnya

Dengan masih membawa tepak Ice Cream berukuran cukup besar, Yuki menjatuhkan tubuhnya di ranjang dan menyandarkan punggungnya di kepala Ranjang

"Kemarilah--temani aku"Ucap Yuki sambil menepuk - nepuk ranjang disampingnya yang langsung di angguki oleh Al.

Lelaki itu menjatuhkan tubuhnya berbaring di ranjang dan memiringkan badannya untuk menatap Yuki yang masih duduk bersandar di kepala ranjang

"Apa? Kau mau Al?"tanya Yuki sembari mengangkat tepak Ice Creamnya.

"Tidak--terimakasih"

"Ph--dhahal ice creamh inhi shangat enhak"Ucap Yuki tidak jelas karena ia menggigit sendok alumuniumnya--yang jujur saja membuat Al sedikit ngilu karena membayangkan sendok dingin itu menyentuh giginya

"Tidak untuk dihabiskan sayang"Ucap Al memperingati yang dibalas gumaman acuh tak acuh Yuki

Al memandang wajah Yuki dari bawah. Memandang wajah wanita yang telah memporak - porandakan fikirannya. Dengan semua keluguannya, kecerobohannya hingga keras kepalanya. Al benar - benar tidak mengerti, daya pikat apa yang Yuki miliki hingga ia tidak bisa berpaling dari wanita itu--bahkan saat ada sosok wanita lain seperti Brittany disampingnya, fikirannya selalu terbayang akan sosok Yuki.

"Sayang, berhenti! Kau sudah menghabiskan lebih dari setengahnya"Ucap Al yang tidak ditanggapi oleh Yuki. Dengan kesal Al menarik tepak Ice cream Yuki lantas menarik juga sendok alumunium di tangan Yuki

"Al!!"

"Berhenti. Atau kau akan terkena flu nantinya"

"Al!"Erang Yuk kesal sambil melipat tangannya di Dada

Future (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang