"Yuki--Kau melamun!"Yuki tersentak saat Mendengar suara keras berasal dari earphone yang ia kenakan. Dengan malas wanita itu menatap layar laptop dihadapannya yang menampilkan wajah Michael yang sedang kesal
"Im okay! Aku sudah sarapan. Aku sudah meminun susu Ibu hamilku. Aku sudah minum vitamin dan aku sudah mandi. Puas?"Ucap Yuki sembari memutar bola matanya jengah. Michael terkekeh pelan dibalik layar monitornya. Saat ini mereka berdua tengah melakukan skype
"Aku akan mengunjungimu akhir bulan ini"
"Okay"Yuki tersenyum tipis sembari memainkan jemari lentiknya di boneka teddybear mungil di pangkuannya. Entahlah, semenjak kehamilannya, ia merasa begitu girly dan sedikit childish seakan kembali ke masa kecil, Yuki begitu suka dengan boneka - boneka menggemaskan
"Yuki--?"
"Hm"
"Apa kau betah berada di sana? Bali? Hell--tempat itu terlalu jauh dari sini. Dan jika memang alasanmu pergi untuk menghindari penolakan dari bajingan brengsek yang menghamilimu, aku mau bertanggung jawab atas bayi itu"Ucap Michael lembut. Lelaki berambut pirang itu menatap sendu Yuki
"Kau tau, Tinggal di Indonesia adalah impianku sejak kecil. Disini menyenangkan. Banyak tempat yang suatu saat nanti bisa kukunjungi bersamanya"Ucap Yuki sembari mengusap perutnya yang mulai menonjol. "Dan tentang bayiku. Semua ini aku anggap sebagai anugerah tuhan untukku. Aku mampu untuk merawatnya sendiri. Aku sangat mencintainya"
"You'll be a perfect mother"
"And you're a great big bro to me Michael"Ucap Yuki sembari tersenyum tipis
Michael terdiam sejenak, begitu juga dengan Yuki. Tak ada pembicaraan sedikitpun diantara mereka--hanya ada tatapan beradu pandang dari balik layar monitor laptop
"Rossie mengancamku kemarin malam"
"Rossie?"
"Yeah. Dia bertanya padaku tentang keberadaanmu. Ia tau jika terakhir kalinya sebelum kau menghilang, kau bersamaku. Sialnya, dia berfikiran jika aku terobsesi padamu dan menculikmu. Dan juga menyekapmu di suatu tempat yang hanya aku yang tau"Ucap Michael sembari terkekeh pelan
"I miss her"
"Aku berencana untuk membawanya saat akan mengunjungimu akhir bulan ini"
"Ide bagus. Tapi kuharap ia bisa menjaga mulut besarnya itu"Ucap Yuki sembari terkekeh
"Btw, sudah sebulan kau berada disana. Kau merasa betah?"
"Tentu saja. Disini menyenangkan. Rumahku dikelilingi taman besar. Dua puluh meter dari sini, ada sebuah pura yang terkadang juga diadakan pertunjukkan adat istiadat. Menyenangkan"Ucap Yuki sembari tersenyun tipis
"Kau berbohong"Ucap Michael yang langsung menghilangkan senyum tipis Yuki. "Aku tau, kau merasa tertekan berada sendirian disana"
"Kau berlebihan Michael"Ucap Yuki dengan wajah datarnya
"I know you so well Yuki"
***
Al menjatuhkan tubuhnya di ranjang. Ranjang besar tempat biasanya ia bergumul dengan Yuki.
Yeah, sekarang Al berada di Apartemen Yuki. Apartemen kosong itu sudah menjadi tempat istirahatnya setiap malam sejak dua minggu ini. Memang, sudah dua minggu ini dengan berbagai alasan sialan yang ia berikan pada Brittany ataupun keluarga wanita itu, Al tidak pernah bermalam di rumahnya. Entahlah, rumah itu seakan todaj pernah membuatnya nyaman. Selalu ada rasa tertekan saat ia berada disanaNamun berbeda dengan tempat ini. Tempat yang begitu familiar baginya. Tempat yang membuatnya begitu nyaman, melebihi berada dimanapun. Apartemen Yuki--tempat ini begitu menenangkan bagi Al. Tempat yang selalu membuatnya kembali ke masa indah disaat wanita yang ia cintai selalu menunggunya untuk datang setiap malam