Al menatap foto di layar ponselnya. Foto yang dikirimkan Frank dua hari yang lalu. Foto yang masih terus difikirannya
"Bukan bermaksud merusak hubungan rumah tanggamu. Hanya saja, aku tidak ingin kau dibohongi oleh wanita yang notabennya istrimu sendiri Al"
"Dia berpelukan dan berciuman dengan lelaki itu. Aku tidak mengenalnya. Apa kau mengenalnya? But, seriously, Jangan terlalu negatif thinking Al. Keep calm"
Foto Brittany dengan seorang lelaki yang merangkulnya dengan mesra.
Katakan ini terlalu dramatis, tapi memang, foto ini terlalu menguras fikiran AlLelaki itu tampak sangat familiar. Al seakan pernah menemui lelaki itu disuatu tempat--tapi entah dimana
Al berdecak lantas menyandarkan punggungnya di kursi putar kerjanya. Sudah hampir jam makan siang, namun sejak pagi tadi ia belum melakukan apapun. Bahkan berkas kerjanya masih menumpuk dihadapan Al. Sejak tadi, yang Al lakukan hanyalah menatap terpaku ke layar ponselnya. Begitu hal yang dia fikirkan sejak tadi
Jika memang Brittany memiliki lelaki lain mengapa ia masih mau menjalani pernikahan ini? Mengapa Brittany tidak membicarakan hal ini padanya hingga semua masalahnyapun--tentang Yuki bisa selesai? Mengapa Brittany masih mau menjalani hubungan yang penuh dengan kebohongan ini?
Dan Al mengerti sekarang.
Lelaki di foto itulah yang menjadi alasan mengapa Brittany tidak pernah merasakan sakit hati sekalipun Al 'jarang' menganggap kehadiran wanita itu disekitarnya.
Sekalipun Al mencampakkan wanita ituAl juga kini sadar, Wanita itu juga sama dengannya. Tidak terlalu memikirkan tentang hubungan ini
Tapi, jika memang lelaki itu kekasih Brittany...
Mengapa wanita itu masih mengizinkan Al menyentuhnya? Berhubungan layaknya suami istri pada umumnya?
Dan juga ... Bayi diperut Brittany?
***
"Rossie akan datang besok. Seharusnya ia berangkat hari ini jadi bisa sampai besok. Tapi ia dengan kebodohannya yang sudah mengakar mengatakan jika ia kehilangan tiket pesawatnya.. dan Well, dia harus membeli lagi dan mendapat jadwal penerbangan besok"
Michael menatap Yuki yang sedang tidur - tiduran di sofa mungilnya. Wanita itu tampak asik berbaring dengan sebelah tangan mengusap perutnya--jika dengan posisi seperti ini, makin memperlihatkan perut buncitnya
"It's Okay. Setidaknya Rossie hanya menundanya. Bukan membatalkan kedatangannya kesini"Ucap Yuki tanpa menoleh kearah Michael
Michael menjatuhkan tubuhnya di single sofa di sisi kanan Yuki--tepat didekat kepala Yuki
"Aku akan kembali besok pagi buta. Ini peringatan terakhirku. Kau tidak boleh kelelahan. Kau sudah berjanji pagi tadi untuk berhenti bekerja"Ucap Michael sembari mengusap kepala Yuki yang asyik dengan kegiatannya sendiri. "Aku akan berkunjung sejenak ke restoran tempatmu bekerja untuk mengatakan jika kau berhenti"Ucap Michael tegas
Yuki mendengus lantas memutar bola matanya sebal. Sejenak wanita itu teringat dengan perdebatannya dengan Michael pagi tadi--perdebatannya yang membuatnya mau tak mau--dan juga rasa kesal yang amat sangat untuk mengalah pada Michael jika ia akan mulai berhenti bekerja
"Ya..yaa..yaa. lalu apa yang harus kulakukan setiap harinya? Menonton tv? Bahkan kau tidak memperbolehkanku berjalan - jalan terlalu jauh atau menanam bunga di taman belakang. Kau tidak tau Michael.. Dibelakang rumah banyak pot kosong yang sebenarnya bisa kugunakan untuk menanan mawar. Uh--"
"Demi kebaikanmu dan bayimu. Berhentilah mengoceh atau aku akan terus mencubit bibirmu seperti jni sampai besok. Kau mau?"Ucap Michael sembari mengapit bibir Yuki denga jari telunjuk dan jempolnya--hingga Yuki menunjukkan duck face nya. Wanita itu menggeleng