Dan aku hancur saat ini. Berita kehamilan Brittany disusul dengan hilangnya sosok Yuki. Aku benar - benar frustasi
Aku yakin dengan seyakin - yakinnya jika aku tidak pernah berniat untuk menghamili Brittany, bahkan saat berhubungan dengannya aku selalu berusaha untuk tidak keluar dalam dirinya. Namun inilah di kebodohanku yang tidak bisa kutolerir. Memang sudah sejak awal aku seharusnya tidak menyentuhnya. Sudah seharusnya aku menjaga perasaan Yuki dengan tidak melakukan itu pada Brittany
Tapi memang penyesalan selalu datang terlambat. Dan aku menyesal. Kini aku harus terjebak bersama Brittany seumur hidupku. Dan merelakan jika seandainya Yuki akan pergi dariku
Kulangkahkan kakiku keluar dari kantor saat jam istirahat makan siang berlangsung. Aku menghela nafas lelah, sekarang adalah hari kedua sejak hilangnya keberadaan Yuki. Ponsel Yuki sudah tidak aktiv sejak semalam, dan ia tidak bisa melacak keberadaannya lewat ponsel Yuki. Bukan hanya itu, aku juga telah menyuruh anak buahku untuk bertanya pada semua orang yang dekat dengan Yuki namun jawaban mereka tetap sama. Mereka tidak ada yang tau. Bahkan Rossie yang sahabat dekat Yukipun sama - sama khawatir karena tidak mengetahui keberadaan wanitaku itu
Setidaknya, jika memang Anak di dalam Brittany memang anakku, izinkan aku menemui Yuki untuk yang terakhir kali. Untuk mengatakan jika aku benar - benar mencintainya.
Melewati jalanan yang cukup ramai ini selama hampir lima belas menit, akhirnya mobilku berhenti di depan sebuah restoran sederhana. Restoran tempatku biasa makan siang bersama Yuki. Tempat penuh kenangan saat diawal masa berpacaran kami
Sudah hampir setengah tahun aku tidak pernah menginjakkan kaki di tempat ini. Masih seperti dulu, dengan aroma roti panggang disetiap kali baru memasuki restoran ini
Kujatuhkan tubuhku di sofa kecil sudut ruangan--yang juga tempatku dulu saat berkencan dengan Yuki. Oh Tuhan, bahkan belum seminggu aku tidak bertemu dengan Yuki, namun sekarang aku sudah terbayang bayang dengan kehadirannya
Tuhan, aku benar benar mencintainya. Tapi jika memang kehadiranku hanya membuatnya terluka, biarkanlah aku menemuinya, untuk yang terakhir kalinya
***
Seminggu, dan aku masih belum bisa menemukan Yuki. Menenemukannya untuk mengatakan maaf padanya atas semua kesalahanku. Untuk memeluknya terakhir kali
"Al--kau baik - baik saja?"aku hanya menyunggingkan senyum tipis saat mendapati sosok Brittany memasuki area ruang kerjaku. Entahlah, namun sudah tiga hari ini, Brittany begitu rajin mengunjungiku. "Kau belum mencukur kumismu"Ucap Brittany sembari mendudukkan tubuhnya di kursi yang berada didepanku
"Yeah. Aku terlalu sibuk"
"Tapi kau juga tidak boleh sampai melupakan pola makanmu. Kudengar dari maid dirumah, kau tidak pernah sarapan beberapa hari ini, dan kau selalu menolak saat kuajak makan siang bersama"Ucap Brittany sembari mengusap telapak tanganku lembut
Bahkan tanpa diberitahu sekalipun aku sadar jika aku begitu kacau beberapa hari ini. Dengan kumis yang tumbuh tanpa kucukur, rambut berantakan yang biasa kutata rapi dengan gel, hingga tubuhku yanh kurasakan kehilangan berat beberapa kilo.
"Maaf--"
"Tapi kau tidak bisa menolak ajakanku makan siang kali ini"Ucap Brittany yang kubalas dengan helaan nafas panjang
"Maaf tapi aku ada rapat bersama client lima belas menit lagi"
"Bohong. Aku sudah bertanya pada sekretarismu tadi. Kau tidak jadwal rapat dengan siapapun hari ini"ucap Brittany yang langsung kubalas decakan kesal
"Bree--"
"Kali ini saja. Jangan menolak"Ucap Brittany dengan wajah sendunya sembari mengusap perut datarnya
Aku meremas rambutku kesal sebelum akhirnya berdiri dari kursi kerjaku
"Ayo"
Kulangkahkan kakinya pelan menuju area Kantin kantor dengan diiringi Brittany di sampingku. Beruntung bagiku, Brittany bukanlah tipe wanita yang suka bergelayut manja di lengan. Dengan mandiri dan tanpa banyak pertanyaan Brittany ikut berjalan di sampingku
"Jadi--kantin kantor?"Tanya Brittany sembari ikut duduk di kursi kayu sampingku
"Aku sedang malas mengemudi, jadi kita makan siang disini, tidak apa apa kan?"tanyaku langsung dibalas anggukan Brittany
Kuangkat sebelah tanganku--memanggil salah satu penjual di kantin untuk memesan makanan. Jika karyawan lain biasanya harus mengantri untuk memesan makanan, lain untukku, karena aku adalah pemilik perusahaan ini dan tentu saja aku diistimewakan.
Selain itu, sosok kehadiranku bersama Brittany yang makan siang di kantin kantor adalah kejadian yang jarang. Jadi tidak heran jika sejak kami memasuki area kantin itu kami menjadi pusat perhatian karyawan yang juga ikut makan siang disana
Sesaat setelah memesan makan siang disana, kusandarkan punggungku di sandaran kursi. Aku menghela nafas panjang saat Brittany dengan lembut memijat pundakku.
Kuedarkan pandanganku ke sepenjuru area kantin kantor yang cukup ramai dengan karyawanku yang sedang makan siang. Dan bisa kulihat jika beberapa kali, karyawanku melirik kearahku dan Brittany.
Namun saat pandanganku jatuh kesatu sosok lelaki di meja sudut kanan. Aku mengernyitkan kening saat lelaki itu terus menatapku dengan tatapan yang sulit di artikan.
Dan aku mengenal lelaki itu. Lelaki itu adalah sahabat Yuki, Michael
***
"Maaf aku tidak bisa mengantarmu pulang"Ucapku pada Brittany sesaat setelah kami sampai di ruang kerjaku--setelah menghabiskan waktu setengah jam untuk makan siang dikantin kantor
"It's okay! Aku juga sedang ada urusan setelah ini. Mungkin aku akan pulang setelah makan malam nanti"
"Kau akan kemana?"tanya ku sembari menjatuhkan badanku ke kursi kerjanya
"Menemui sahabat lamaku. Eum--aku pergi dulu. Bye Al!"Ucap Brittany sesaat sebelum melangkahkan kakinya keluar dari ruang kerjaku
Dan aku tau--dan sangat sangat sadar dengan hubungan ini. Hubungan penuh drama yang memaksaku terikat dengan Brittany. Tidak ada ketulusan dalam hubungan ini
Aku meraih ponsel yang berada di saku jasku. Tidak ada satupun pesan masuk darinya--Yuki. Ini sudah seminggu, dan wanita itu benar - benar seakan lenyap ditelan bumi.
To : Mine
Where are you? I miss you so much. Maafkan aku jika aku membuat salah denganmu, tapi kumohon temui aku segera. Aku benar - benar merindukanmu sayang. Aku tau jika kau sudah mendengar berita tentangku dan Brittany. Maafkan aku sayang. Setidaknya, izinkan aku menemuimu sejenak untuk memastikan jika kau dalam keadaan baik - baik saja. Jangan membuatku khawatir sayang. Temui aku atau setidaknya hubungi aku segera.
Aku mencintaimuSend
Kutatap layar ponselku sesaat setelah mengirimkan pesan pada Yuki. Aku tidak berharap banyak, aku hanya berusaha aja agar Yuki setidaknya membaca pesanku. Dan memberikan sedikit waktu padaku untuk menjelaskan semua ini
Kutekan tombol hijau dilayar ponselku untuk menghubungi Yuki--sebelum akhirnya suara operatorlah yang menjawab panggilanku. Dan mengatakan jika nomor itu sudah tidak aktiv
Dan aku benar - benar merasakan jika aksi hilangnya Yuki sangat berhasil. Wanita itu berusaha menghilang, menjauh pergi dariku