Yuki menghela nafasnya sejenak. Wanita itu tak henti - hentinya meremas gaun yang ia kenakan di bagian dada. Gugup--yeah, itulah yang ia rasakan beberapa jam ini
Hari ini, beberapa menit kedepan ia akan sampai di sebuah Altar megah yang nantinya akan menjadi saksi bisu berubahnya status dirinya menjadi seorang istri
Yah, seminggu berlalu. Dan Yuki benar - benar tidak menyangka jika Al benar - benar membuktikan ucapannya--akan menikahi Yuki seminggu setelah mereka bertemu. Tanpa ada campur tangan dari Yuki--semua persiapan Al lakukan sendiri.
Jangankan ikut campur tangan dalam masalah persiapan pernikahan nanti, Yuki terbangun di malam hari untuk mengambil segelas air putih pun dilarang oleh Al. Yeah, Alexander Stanley Antonious.. Lelaki penyuruh dan tidan bisa dibantahkan.
Tidak bisa Yuki elak, seminggu ini adalah waktu yang indah baginya. Setelah sekian lama harus hidup sendiri, ia akhirnya kembali menemukan sosok yang ia cintai ituDua hari setelah Al kedatangan Al ke Indonesia, lelaki itu langsung membawa Yuki kembali pulang ke Washington
Tanpa sepengetahuan Yuki, bahkan Al telah membeli rumah megah di kawasan perumahan Elit. Tak hanya itu--Al bahkan sudah menyiapkan banyak peralatan bayi, termasuk kamar bayi, box bayi dan sebagainya"Yuki, ayo turun. Kita sudah sampai"Ucap Joanne memecah lamunan Yuki sembari mengulurkan tangannya. Yuki mengangguk singkat lantas turun dari limousin dengan di gandeng Joanne
Bicara tentang kedua orang tua Al--Joanne dan David, saat awal kedatangan Al membawa Yuki ke rumah, Joanne selalu menampakkan ekspresi tidak sukanya pada Yuki. Hanya David saja disana yang berusaha menampilkan ekspresi netralnya dengan menyambut kedatangan Yuki dengan baik.
Namun, saat Al mengatakan jika Yuki telah hamil anaknya, Joanne langsung mengubah sikapnya. Wanita paruh baya itu langsung bersikap lembut pada Yuki bahkan selalu memperhatikan pola makan Yuki. Sikap buruk Joanne yang tidak menerimanya masuk kedalam anggota keluarganya lambat laun berubah menjadi baik. Suatu ketika Al pernah mengatakan jika itu terjadi karena memang sejak dulu Joanne sudah ingin memiliki cucu
Joanne membantu ekor gaun Yuki yang cukup panjang dan berat tersebut untuk keluar dari mobil.
"Jangan gugup. Ini hanya sebentar lalu kau bisa istirahat di hotel jika kelelahan"Ucap Joanne sembari mengusap punggung Yuki lembut
"Ayo" Kini David lah yang mengambil alih. Lelaki itu menyodorkan lengannya untuk digandeng oleh Yuki--karena Yuki tidak memiliki kerabat jadi diwakilkan oleh David--Ayah Al
Yuki melingkarkan tangannya di lengan David lantas menghela nafas lelah
"Apa gaun itu terlalu menghimpitmu?"Tanya David yang masih belum memasuki gereja karena menunggu Yuki yang terus menghela nafas
"Tidak. Hanya gugup"
"Santai saja. Kau hanya perlu mengucapkan beberapa kalimat. Ini akan berlangsung cepat"Ucap David. "Sekarang ayo kita masuk, jangan sampai kita membuat Al mati kebosanan disana"Ucap David dibalas kekehan kecil Yuki
David dan Yuki segera melangkahkan kakinya memasuki gereja--dan tepat dua langkah sebelum memasuki gereja, pintu gereja langsung terbuka otomatis
David menggiring Yuki memasuki gereja--diiringi iringan denting piano yang entah dimainkan oleh siapa. Yuki menggigit bibir bawahnya semakin gugup saat mendapati hampir seluruh orang di gereja ini menatapnya dengan lekat. Yuki meremas kuat lengan David sembari sedikit menundukkan kepala
"Jangan tundukkan kepalamu. Jika kau gugup, lihat saja calon suamimu yang sudah tersenyum seperti orang gila di atas altar sana"Ucap David sembari mengusap tangan Yuki