5 (Yuki's POV)

4.3K 421 9
                                    

Malam ini begitu buruk. Aku terbangun dengan wajah yang begitu pucat dan masih terjebak di tempat sialan yang bernama rumah sakit ini. Pagi tadi, aku bertengkar hebat dengan Michael yang terus memaksaku cerita siapa yang menghamiliku--yang tentu saja dengan penuh alasan kutolak. Aku tidak ingin membuat nama baik Al menjadi tercoreng karena kehadiran bayi di rahimku

Dan setelah pertengkaranku dengan Michael yang sempat membentakku--dan membuatku menangis, aku mengusirnya dari kamar ruang rawat inapku. Dan disinilah aku--sendiri di dalam ruangan berbau obat ini

Al, aku tidak tau apa yang akan dikatakannya jika aku memberitahukannya tentang kehadiran anak ini. Ini memang kebodohan kami yang selalu melakukannya tanpa menggunakan pengaman. Tapi, kami sudah setahun lebih melakukannya, tapi kenapa kali ini kami bisa kebobolan?

Aku memposisikan diriku menjadi duduk lantas menyandarkan punggungku di kepala ranjang sembari menatap punggung tangan kiriku yang ditancapi jarum infus

Aku melirik sekilas jam dinding di atas pintu yang menunjukkan pukul delapan malam. Sudah enam jam aku tertidur--pantas saja kepalaku menjadi sedikit pening

Kuraih ponselku yang ada di meja nakas--beruntungnya ponsel itu selalu menggunakan screenlock, jadi Michael tidak mungkin bisa membukanya tadi

Ada empat pesan masuk dan sepuluh panggilan tak terjawab--dan tentu saja dilakukan oleh satu orang yang sama. Pesan pertama dikirim sekitar tiga jam yang lalu--dan itu berarti ia baru menghubungiku baru - baru ini

From : Alexander Shitman
Baby, where are you now? Aku di apartemenmu, dan disini sepi

From : Alexander Shitman
Sayang, kau dimana? Angkat telfonku sekarang!

From : Alexander Shitman
Yuki sayang. Kau dimana? Cepat angkat telfonku!

From: Alexander Shitman
Sayang, kita tidak memiliki masalah kan kemarin? Ayolah, angkat telfonku. Beritau aku kau dimana. Sekarang sudah hampir malam dan kau belum pulang sayang. Aku menunggumu di apartemenmu. Jika kau memang sedang sibuk, katakan saja dimana kau berada sekarang, aku akan menjemputmu

Yuki menghela nafas lelah sembari kembali menaruh ponsel itu di meja nakas--tanpa berniat membalas salah satu pesan Al atau menghubungi Al balik

***

"Rossie menanyakan keberadaanmu tadi pagi"Ucap Michael dengan wajah datar padaku. Kurasa ia masih marah padaku

Well, memang cukup benar jika Michael marah padaku. Michael--adalah sahabat dekatku sejak kita masih dalam masa kuliah. Bisa dibilang aku adalah salah satu dari sekian banyak kaum nerd di kampus. Dan Michael adalah sahabatku satu - satunya, yang masih mau berteman denganku walau banyak dari sahabatnya berusaha membullyku. Jika Rossie, Rossie adalah sahabatku sejak aku pertama kali menjejakkan kakiku menjadi salah satu karyawan di perusahaan milik keluarga Al

"Lalu--"

"Aku tidak mengatakan keberadaanmu."

"Terimakasih"

"Lantas kau masih mau merahasiakannya dariku Yuki?"Tanya Michael lelah sembari menjatuhkan tubuhnya di kursi ramping ranjangku

"Sorry Michael"

"Tapi kau sudah kuanggap sebagai saudariku sendiri Yuki. Biarkan aku memberikan setidaknya lima pukulan di wajahnya yang berani - beraninya menghamilimu tanpa mengikatmu dalam pernikahan"gertak Michael. Kuulurkan tanganku lantas mengusap talapak tangan Michael yang mengepal

"Biarkan kuselesaikan masalahku sendiri"

"Tapi--"

"Percayalah padaku, Michael"Ucapku dengan lembut. Michael menghela nafas kesalnya

"Baiklah. Jadi bagaimana keadaanmu? Apa bayimu baik - baik saja?"Tanya Michael sambil mengusap perutku yang masih datar

"Yeah. Dia baik - baik saja di dalam sana"

"Kau tidak akan berniat untuk menggugurkannya kan jika seandainya lelaki brengsek itu tidak mau menerimamu?"Tanya Michael yang sejujurnya membuatku tercekat. Bagaimanapun aku sudah memikirkan ini, memikirkan jika seandainya Al menolak kehadiran bayi ini

"Tentu saja tidak. Jika memang ia menolak kehadiranku dengan bayi ini, biarkan aku hidup dengan tenang bersama bayiku. Bagaimanapun hanya ia yang kumiliki saat ini"ucapku sembari ikut mengusap perutku

"Terserah lah. Well, kapan kau boleh keluar dari rumah sakit ini?"

"Suster mengatakan jika lusa aku sudah boleh keluar"

"Baiklah. Aku akan pergi dulu sekarang"Ucap Michael sembari berdiri dari kursinya

"Kau akan kembali ke kantor?"Tanya sambil melirik jam yang menunjukkan pukul setengah dua siang--itu berarti jam istirahat makan siang sudah habis

"Tidak. Aku akan ke hotel perusahaan. Ada perayaan lagi yang dilakukan perusahaan"Ucap Michael kubalas desisan kecil

"Aku tidak mengerti kenapa pemilik perusahaan itu begitu suka melakukan pesta. Jadi dalam rangka apa lagi pesta ini diadakan?"tanyaku sembari melipat tangan di dada

"Bukan pesta seperti biasanya. Ini seperti pesta syukuran. Kau tau Alexander Stanley? CEO perusahaan kita? Istrinya sedang hamil saat ini, dan ia baru tau kemarin. Jadi ayah mertua Alexander menyuruhnya untuk mengadakan pesta syukuran di kantor"Ucap Michael yang langsung membuatku tertohok

Brittany--istri sah Al hamil. Dan itu artinya Al akan memiliki anak dari wanita itu

Oh tuhan, kurasa aku ingin tenggelam di dalam bumi saat ini juga

***

Ini sudah dua jam berlalu tapi aku terus menangis terisak. Michael telah pergi--yang otomatis membuatku bebas menangis sepuasku tanpa ia ketahui

Al. Lelaki yang kucintai itu. Akan memiliki bayi dari wanita lain

Kurasa otakku benar - benar buntu saat ini. Fikiranku kalut. Dan takut

Munafik jika aku mengatakan, Al tidak pernah berhubungan intim dengan Brittany. Hell yeah, Brittany adalah perwujudan wanita sempurna di muka bumi ini. Tanpa Al mengatakannya padaku pun aku sadar diri. Al juga memiliki nafsu jika dihadapkan oleh wanita semacam Brittany

Dan andai jika aku tidak memikirkan bayiku saat ini, aku sudah pasti akan menceburkan diriku di laut. Berusaha menghilangkan diri dari muka bumi ini

Aku melirik ponselku yang kumatikan sejak semalam. Baiklah Yuki, kehidupanmu memang sulit tapi kau harus tetap menjalaninya.. Bersama bayimu! Kau pasti bisa Yuki!!

***

Sekarang adalah hari kedua aku berada di rumah sakit ini. Tubuh terasa lebih baik dan juga lebih enak. Michael mengatakan hari ini ia tidak bisa menjengukku karena diutus perusahaan untuk pergi ke kantor cabang di kota lain dan akan kembali tengah malam nanti, tapi ja berjanji untuk menjemputku pulang besok pagi

Aku meneguk segelas air mineral ku setelah menyelesaikan makan siangku. Well--sudah menjadi rahasia umun memang jika masakan rumah sakit itu tidak enak, namun dengan mati - matian dan juga demi bayiku aku harus memasukkan setidaknya tiga sendok bubur berlendir itu kedalam perutku

Well, aku memang mengatakan jika keadaanku mulai membaik bukan? Perlu diketahui, keadaanku memang mulai membaik. Tapi tidak dengan hatiku.
Disetiap ruanganku sepi, aku selalu teringat dengan kenanganku bersama Al, hingga ucapan Michael kemarin jika Brittany telah hamil. Diawal masa kami berpacaran, aku tidak pernah menyangka jika pada akhirnya seperti inilah akhir kisahku dan Al.

Aku memang mencintai Al. Tapi aku tau jika aku membiarkan perasaan ini berlanjut, aku akan dalam masalah. Aku memang mencintainya. Dan inilah saatnya aku membiarkannya untuk menemukan cinta sejatinya

Future (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang