thirteen.

6K 311 0
                                    

8 bulan kemudian.

Elena POV

Setelah kejadian 8 bulan lalu saat kak Farell membentakku di koridor, aku tak pernah mencari-cari dimana kak Farell. Maksudku, saat melihatnya aku biasa saja dan dia menghindariku. Seseram itukah wajahku?

Aku sudah memutuskan untuk tidak terlalu berharap padanya. Aku tidak akan berjuang lagi. Sudah lelah hati ini untuk berjuang lebih lama lagi.

Sekarang aku sedang berjalan jalan mencari kelasku. Hari ini aku akan kembali ke sekolah dengan julukan kakak kelas XI.

Ya, aku sukses di kelas X. Nilaiku memuaskan, hanya ada nilai delapan di 3 pelajaran dan sisanya nilai sembilan. Aku masuk kedalam kategori rangking sepuluh. Dan lebih tepatnya aku mendapat rangking 7. Tidak terlalu buruk kan? Hehe.

Tiba-tiba aku terbayang wajah kak Farell.

Rambutnya dengan jambul yang dipaksakan..

Aku terkekeh sendiri dengan pemikiranku. Sangat lucu jika membayangkan rambutnya yang panjang tetapi tipis dan dibuat jambul sehingga terlihat seperti dipaksakan.

Ah sumpah aku kangen dia!

Aku memang berusaha melupakannya dengan cara menghindarinya. Tapi tetap saja aku mencintainya!

Aku sudah menemukan kelasku, tapi aku belum menemukan dia.

Aku merindukannya, sangat.

***

Jam istirahat.

"Huaaaa,kangen banget sama kantin." ucapku pada Fee.

"Hahaha, iya nih. Eh by the way lo udah move on?"

"Ah apaansi, udah ah gausah ngomongin tentang itu."

"Bilang aja belom."

"Hai Pelicia." ujar kak Galen sambil merangkul Fee.

"Udah deh, jadi kambing conge gue." ucapku bercanda.

"Ahahaha, dasar jones. Makanya cari pasangan dong."

"Gimana mau cari pasangan? Orang belom bisa move on kok. Ditambah hari ini galau gaketemu doi." ucap Fee. Apa-apaan sih Fee ini.

"Oiya El--" kak Galen menarik bangku di sebelahku dan duduk diantara aku dan Fee. "Lo belom bisa move on dari Farell?"

Aku menggeleng pelan dengan senyum kecut.

"Greet! Lo tau? Err.. Farell..."

"Kak Farell kenapa?"

"Dia.. Pergi Paris buat ngelanjutin pendidikan dan memilih bidang yang dia suka."

"Apa? Tapi... Kenapa harus? Disini kan sekolah milik Ayahnya kenapa dia harus pergi?" ucapku dengan wajah yang berubah murung.

"Dia dikasih pilihan sama ayahnya, ingin tetap disini dengan syarat mendalami dunia bisnis atau bebas memilih bidang yang ia inginkan dengan syarat pergi ke Paris dan tinggal bersama tantenya." jelas kak Galen.

"Memangnya kak Farell tidak menyukai bidang bisnis?"

"Sama sekali tidak. Dia selalu benci jika orang tuanya sudah mengekangnya untuk terus mempelajari tentang bisnis. Dan karna itu ia menjadi benci berada di rumah."

Begitu banyak hal yang tidak ku ketahui tentang kak Farell..

Dan disini aku benar-benar belum bisa melupakannya. Aku disini masih sangat mencintainya. Aku disini masih merindukannya. Aku ingin melihatnya. Aku ingin melihatnya walaupun tidak ada senyuman untukku.

"Kapan dia kembali ke tanah air kak?" tanyaku. Air mataku sudah mengumpul entah sejak kapan dan bersiap untuk berlomba-lomba keluar dari kelopak mataku.

"Jangan sedih El. Dia akan kembali nanti saat dia sudah membuktikan kepada ayahnya bahwa dia bisa sukses di bidang yang ia pilih dan ia sukai. Jika ia tidak sukses hanya ada dua pilihan lagi; kembali dan mempelajari bisnis atau menetap disana hingga ia sukses dengan apa yang ia pilih."

Apa? Oh tidak. Ini akan menjadi sangat lama. Farell.. Aku kangen kamu.

-----------------------------

Hai, eum mungkin next chapter akan menjadi epilog, entahlah.

Tbc guys.

-bini harry

My SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang