still Farell POV.

6.3K 356 10
                                    

Ah,greget mo lanjut!
Udahlah ya lanjut aja. Hehe, maapkan author yang labil ini ya, muah.

Hope u enjoy it^^

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Elena Gantari Elvaretta.
.
.
.
.
.
.
OH AKU INGAT!

Dia adik kelas pertama yang berbincang denganku, bahkan aku mengenalkan diriku secara langsung kepadanya.

Apa dia benar mencintaiku dengan tulus?

***

Aku turun dari motor ninjaku. Tunggu, itu Elena kan? Dia turun dari motor seorang laki-laki yang entah siapa karna wajahnya tertutup helm.

Siapa itu? Apakah kekasihnya? Apa itu yang dikatakan tulus oleh Galen? Cih, basi! Sudah kubilang bahwa semua perempuan itu sama!

"Ele!" panggil seseorang dibelakang Elena dan orang itu bersama dengan Galen. Siapa? Kekasih Galen?

Oh, pantas saja Galen sangat membanggakan Elena, ternyata dia sahabat kekasihnya.

Galen menghampiriku. "Tuh yang namanya Elena. Cantik kan?"

Aku tersenyum miring. "Hah, pantes aja lo membanggakan si Elena-Elena itu. Ternyata dia sahabatnya pacar lo?!"

"Hey, gue mengatakan sesuai kenyataan. Gue gak mengarang, dia emang bener mencintai lo dengan tulus. Gue menceritakan semuanya yang lo bilang tentang dia kemarin dan wajah dia langsung murung, bahkan hampir nangis. Perempuan itu gak semuanya sama dengan Viola, Rell."

Deg!

Nama itu, Viola.

Aku benci dengan nama itu. Aku benar-benar benci! Dia adalah orang yang membuatku membenci semua perempuan yang menyukaiku.

"Gausah sebut-sebut nama itu lagi deh. Udah gak penting." ucapku jengkel.

"Yaudahlah. Lama-lama juga lo akan menemukan fakta bahwa dia emang mencintai lo dengan tulus tanpa ada maksud dan tujuan."

Aku sebenarnya tidak membenci perempuan yang menyukaiku. Hanya saja aku takut.

Aku bersifat acuh tak acuh karna aku tidak ingin jatuh cinta kepada orang yang salah lagi.

Mom dan Dad. Aku juga sangat menyayangi mereka, aku hanya benci dengan sifat mereka yang mengekangku bukan benci dengan diri mereka. Aku mencintai mereka, sangat sangat mencintai mereka.

Aku bukan seorang badboy. Pernah aku berfikir untuk menjadi seorang badboy karna kehidupanku yang kurasa tak adil ini. Tapi aku berfikir panjang. Apa yang akan orang-orang katakan tentang Carney Companny jika memiliki anak seorang badboy di sekolahnya, Carney Senior High School?

Tentu mereka akan mengatakan hal yang buruk. Aku tak ingin itu terjadi. Karna aku tau perjuangan Dad membangun Carney Companny menjadi lebih maju seperti sekarang itu sangat sulit. Aku menghargai itu semua karna aku mencintai Dad.

Aku adalah penerus tunggal Carney Companny. Aku tak ingin mengecewakan orang tuaku, tetapi aku juga tidak ingin melakukan hal yang tidak kusukai.

***

Jam istirahat.

Aku berkumpul dengan sahabat-sahabatku yang memang tidak pernah mengenal kata malu jika di didepanku dan teman-teman lainnya. Kita layaknya seorang saudara. Kita berkumpul di meja kantin paling ujung.

"Yaudah, kalo emang dia gaakan pernah bisa balas perasaan gue ya gue akan mundur perlahan." ucap seorang perempuan tak jauh dari tempatku.

Saat aku melihatnya, ternyata itu adalah Elena. Siapa yang dimaksudnya? Apakah aku? Aku mulai menajamkan pendengaranku.

"Lo emang beneran cinta sama dia?"

"Ya mana gue tau. Gue aja gapernah jatuh cinta. Yang gue tau, gue suka kesel sendiri kalau ngeliat dia lagi sama cewek lain dan gue selalu mencari informasi tentang dia. Dan waktu dia bilang gakenal sama gue padahal waktu itu udah kenalan, hati gue tuh berasa sakit bgt. Entah kenapa, gue gangerti. Nah, kalau kayak gitu namanya apa? Cinta kah?"

"Fix banget El, lo cinta sama dia. Kok dia cuek banget sih? Emang dia orangnya bossy?"

Apa? Ternyata sifat cuek ku terhadap perempuan dianggap bossy oleh seseorang. Jadi aku harus bagaimana? Mengapa semua yang kulakukan selalu salah?!

"Engga kok. Eum, sebenarnya.." Elena mendekatkan bibirnya ke telinga Felicia-itulah nama yang kutau dari nametagnya-dan membisikkan sesuatu yang tidak mungkin dapat kutahu.

"Apa!? Yang benar?! Dia Carney?" jerit Felicia tapi dengan suara yang rendah. Jadi? Felicia belum tau?

"Jadi? Lo suka sama dia murni dari hati kan? Bukan macem-macem cuma karna uangnya?"

"Fee! Lo jahat banget sih! Enggalah! Kalo cuma karna uang mah mending sekalian pacarin Mr.Carney nya aja. Gue tuh beneran tulus kok. Tapi ya kalau emang dia nya gabisa balas perasaan gue ya gapapa. Perasaan kan gabisa dipaksakan. Gue paling cuma bisa mundur aja kalau emang dia gaakan pernah bisa mencintai gue. Gue akan lebih bahagia saat ngeliat dia bahagia, walau bukan sama gue." ujar Elena panjang lebar.

Oke Farell! Kau mendapatkan bukti bahwa dia mencintaimu dengan tulus!

Tapi.. Apa aku bisa membalas perasaannya?

----------~~~~~~~~~~----------

Bisa gak ya kira-kira?
Mau happy ending or sad ending?
Jawab yah^,^

-bini harry

My SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang