epilogue.

8.7K 321 2
                                    

Cinta.

Butuh perjuangan.

Butuh pengorbanan.

Aku lelah.

Kapan aku bisa berbahagia bersamanya?

Dua tahun lalu, ia berkata dia akan pergi meninggalkanku dan ternyata dia hanya pergi meninggalkanku sebentar.

Dia hanya tertidur. Tidur yang sangat panjang.

Lihatlah rambutnya yang mulai memanjang karna tak pernah dipotong selama dua tahun ini. Dan lihatlah alisnya yang melengkung unik. Dan hidungnya pun juga sangat unik. Berbeda dengan yang lain.

Kapan kau kembali kak? Aku merindukanmu.

Belum cukupkah penantianku selama tiga tahu kemarin? Hingga kau membuatku harus menunggumu lagi selama dua tahun?

Ayolah kak, buka matamu. Aku merindukan manik matamu yang indah.

Aku menangis, lagi.

Sudah tidak aneh jika aku menangis hingga terisak dan tertidur di sampingnya.

•••

Aku terbangun. Lagi, aku tertidur di samping kak Farell entah untuk yang keberapa kalinya.

"Kak.. Aku pergi dulu ya, aku mau kerja. Nanti pulang aku kerja, aku ke sini lagi liat kakak." ucapku pada kak Farell.

Aku yakin dia mendengarnya, hanya saja matanya sulit untuk dibuka entah kenapa.

Aku mencium keningnya dan pergi meninggalkan kamar itu.

~

"Yaampun El, lo nangis lagi?" ujar Felicia.

Kalian ingat Felicia kan? Fee? Oh, tentu saja kalian ingat. Aku dan dia suksea membangun sebuah restoran. Memang tempatnya tidak terlalu besar, tapi entah kenapa pengunjung selalu berdatangan.

"Ele, sampai kapan lo mau seperti ini?"

"Fee, please..."

"El, dengerin gue. Dia akan kembali. Percaya sama gue. Tapi, lo gausah nyiksa diri lo kayak gini. Lo liat diri lo sekarang, lo itu macam mayat hidup."

"Gue ga perduli Fee. Yang gue perdulikan sekarang hanya Kak Farell. Bagaimana caranya untuk membuat ia membuka matanya?" aku menghela napas frustasi.

"Ah tersedar deh. Pesan gue satu, lo jangan nyiksa diri lo. Karna kalau nanti Farell bangun dan lo sakit, kasian Farell. Dia juga cinta sama lo El. Jangan egois. Gue mau ke dapur dulu okey. Bye."

Benar.

Jika aku menyiksa diriku terus-terusan, aku akan sakit. Kalau aku sakit lalu kak Farell bangun? Siapa yang merawatnya? Memang orang tuanya ada untuk dirinya, tapi aku juga ingin merawatnya.

Oke. Aku akan merubah diriku menjadi lebih fresh.

"Fee! Anterin gue yuk."

"Kemana?"

"Salon." aku tersenyum menampakkan deretan gigiku.

"Mau ngapain mbak?"

"Aaaaah, ayo Fee."

"Okeoke. Sekarang?"

"Iyup."

***

Huft, sangat enak rasanya keluar dari salon tersebut. Aku habis di pijat refleksi, ah pokoknya aku dimanja seharian ini.

Dan sekarang, diriku jauh lebih fresh. Hari ini aku mungki tidak ke rumah sakit karna aku baru pulang dari salon pukul sepuluh malam. Dan, aku jujur aku sangat lelah setiap hari tidur dengan keaadan duduk seperti itu.

My SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang