5

2.1K 209 2
                                    

LEE SUNG GYU

Hari ini, Tabi entah mengapa memilih untuk membawa mobilnya. Setelah seminggu kepergian ibu Tabi, kami bisa kembali melakukan hal yang biasa kami lakukan bersama. Aku mengangguk-anggukan kepalaku sesuai dengan tempo lagu yang mengalun di radio. Aku mengerutkan dahiku ketika melihat Tabi membelokan stirnya ke kiri bukan ke kanan.

"Tabi-ya, sekolah kan ke kanan?" Tanyaku padanya, ia tersenyum kecil.

"Mulai hari ini, kita memiliki teman baru."

Huh? Teman baru? Kenapa Tabi tidak pernah bicara soal hal ini? Apakah itu Youngbae? Tapi sejak kapan Tabi dan Youngbae jadi sedekat ini. Jangan bilang kalau Tabi ingin aku dan Youngbae menjadi lebih dekat. Aigoo, sangat mengerikan!

Tabi menghentikan mobilnya didepan sebuah rumah yang lumayan besar. Ia menyuruhku untuk menunggu di mobil dan masuk ke dalam rumah itu. Aneh, ini rumah siapa? Lagipula memangnya kita punya tetangga yang tinggal disekitar sini?

Mataku terbelalak ketika Tabi keluar dengan orang yang tak pernah ku sangka, Min Ah. Jadi dia yang akan menjadi teman baruku--atau lebih tepatnya musuh baruku. Min Ah menyapaku dan aku hanya menjawab sekenannya dan selama perjalanan Min Ah lebih mendominasi percakapan tentang bagaimana dia saat itu pergi ke Eropa selama satu bulan, memenangkan perlombaan ballet, mencoba mendaki gunung Everest dan sebagainya.

Aku lebih memilih untuk diam, lebih tepatnya aku merasa bingung dengan ini semua. Bagaimana, dalam waktu seminggu Tabi dan Min Ah bisa dekat seperti ini. Apa aku melewatkan suatu hal? Tapi seharusnya Tabi selalu menceritakan perkembangan kedekatannya dengan Min Ah. Apa sekarang, ia mulai melupakanku.

"Gyunnie, sampai kapan kau mau didalam,huh?" Tanya Tabi yang entah sejak kapan berada diluar mobil. Bahkan aku tidak menyadari bahwa kita sudah sampai di sekolah. Aku segera turun dan mendapati mereka berdua berjalan beriringan didepanku. Bahkan mereka tertawa bersama, tak lupa Tabi membawa tas jinjing Min Ah yang menurutku seharusnya sama sekali tidak berat. Aku kesal, tapi aku bisa apa?

"Gyunnie, aku mengantar Min Ah ke kelas dulu ya. Kau bisa ke kelas sendiri kan?"

Bahkan dia lebih memilih Min Ah untuk saat ini.

Aku mengangguk pelan dan menatap punggung mereka yang semakin menjauh. Tak segan, Min Ah bahkan menepuk pelan pundak Tabi sambil tertawa.

Mungkin benar kalau orang bijak berkata, kebahagiaan kita sekarang ini hanyalah semu, karena ada dua kemungkinan kebahagiaan kita itu hilang atau direbut orang.

Dan aku memilih yang kedua.

**
Dua hari kemudian.

"Bye, Tabi, Gyunnie!" Ucapnya ketika kami mengantarnya pulang. Sunyi, aku tidak berusaha untuk membuka percakapan begitu juga Tabi. Hari ini Oh Songsaenim membuat aku harus kerja ekstra karena lupa mengerjakan PR membuat hariku yang sudah buruk karena MinHyun couple sudah tersebar di seluruh penjuru sekolah.

"Gyunnie, ini rumahmu." Ucapnya menyadarkanku. Aku terperanjat kaget dan segera membuka seatbelt. Tanpa sepatah kata pun, aku memilih untuk segera pergi dari situ. Aku memasuki pekarangan rumahku, memutar knop pintu namun sebuah tangan mencegahku.

"Kau ini kenapa lagi?" Tanyanya sambil menahan emosi.

Dia marah? Untuk apa?

"Aku? Memangnya aku kenapa?" Tanyaku bodoh, ia berdecak kesal.

"Kau berubah, kau sengaja pura-pura bodoh atau gimana? Kalau kau marah karena aku tidak memberitahu kedekatanku dengan Min-Ah aku minta maaf. Aku kira tanpa aku beri tahu pun kau akan memakluminya."

Heartbreak [FF BIGBANG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang