11

2K 189 13
                                    

CHOI SEUNG HYUN

Mataku tidak mungkin salah, Gyunnie turun dari mobil Youngbae. Aku mengepalkan tanganku erat, entah karena marah melihat Gyunnie masih bergaul dengan Youngbae atau karena fakta yang menunjukkan bahwa mereka semakin dekat tiap harinya.

Entah, yang mana.

"T-tabi, kenapa kau disini?" Tanyanya gugup.

"Katakan padaku sekarang kenapa orang itu bisa mengantarmu pulang?"

Ia tak berani menatap kedua mataku, ia lebih memilih untuk memandang ujung sepatunya yang mulai lusuh. Tunggu, baju yang ia pakai sama dengan perempuan yang dipeluk Youngbae di parkiran mall tadi, apa mungkin Gyunnie, dia perempuan yang menangis dipelukan Youngbae? Lalu, mereka berpacaran bukan artinya.

"Seunghyun, sudahlah. Aku hanya mengantarnya pulang, bukan suatu masalah besar." Ucap Youngbae sembari berdiri tepat disebelah Gyunnie, bahkan bahu mereka bersentuhan. Membuat aku risih.

"Katakan padaku, kau kemana Gyunnie." Ucapku dengan nada yang mulai meninggi.

"Aku hanya-"

"Dia sedang di supermarket, dan aku kebetulan melihatnya jaid kutawarkan saja pulang bersama."

Aku mendelik kearah Youngbae yang selalu saja ikut campur urusanku dengan Gyunnie.

"Dengar, aku tidak berbicara denganmu." Ucapku sambil menunjuk wajahnya membuat ia tersenyum sinis.

"Benar yang dikatakan orang ini?" Tanyaku sambil menatap Gyunnie. Gyunnie mengangguk pelan tanpa menatapku.

"Mana kantung belanjaanmu sekarang? Dan kenapa tas sekolahmu masih kau pakai? Kenapa juga kau memakai seragam? Bukannya kau sudah pulang daritadi?"

"Wow, man. Kau ini bukan siapa-siapanya, bukan ibunya, bukan ayahnya, bukan saudaranya."

"Aku sahabatnya." Ucapku penuh penekanan, berharap kalau dia juga sadar akan posisinya.

"Baru sahabatnya, bukan sesuatu yang penting bukan?"

Bug!

Aku meninju Youngbae membuat ia jatuh ke tanah, bahkan Gyunnie tak bisa mengontrol rasa shock nya.

"Apa-apaan kau ini Tabi?!" Tanyanya padaku lalu menolong Youngbae.

"Apanya yang apa?! Jelas-jelas dia bilang aku tidak berarti di kehidupanmu!"

"Bukan berarti kau harus memukulnya!" Ucap Gyunnie tak kalah tinggi dengan suaraku. Aku menarik tubuhnya untuk menjauh dari orang itu, ia memberontak.

"Apaan sih? Lepas!" Ucapnya sambil terus memberontak, bahkan ia tak segan mengigit lenganku membuat aku mengadu kesakitan.

"Taeyang, ayo kita masuk ke dalam aku obati lukamu."

"Tidak." Ucapku membuat ia melirik tajam.

"Kau perempuan dan dia laki-laki, apa kata tetangga-"

"Bahkan kau juga laki-laki, Tabi-ya. Dan kita sering dirumahku berdua tapi tidak pernah terjadi apa-apa bukan?"

Aku menelan ludahku kasar.

"Kau tahu apa? Kau itu egois. Aku memperbolehkanmu jalan dengan Min Ah dan membatalkan janji kita, tapi aku? Aku tidak boleh bergaul dengan Taeyang, ia teman dekat yang aku punya disaat kau tidak ada. Apa aku harus selalu menunggumu disaat prioritas utamamu, bukan lagi aku? Aku juga butuh tempat bersandar, bahkan itu bukan dirimu lagi. Orang yang selalu kuandalkan, punya dunianya sendiri dan aku bisa apa? Aku harap kau bertindak lebih dewasa, Tabi-ya. Bukan dengan tindakan bocah lima tahun seperti kehilangan mainannya. Aku bukan milik siapa-siapa, aku dan kau hanya sebatas sahabat tak pernah lebih, bukan? Urus saja pacarmu sendiri." Ucapnya membuat aku bungkam, tak tahu harus membahas apa lagi.

Heartbreak [FF BIGBANG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang