17

2.1K 188 18
                                    

Eight years later...

AUTHOR POV

Ketika pria itu membuka matanya, ia tahu dunianya tak pernah lagi sama. Dia bukan seseorang yang dulu, seiring dengan dunianya yang berubah, sifatnya pun berubah seratus delapan puluh dejarat.

Ia menjadi sosok yang dingin dan sulit dijangkau, ia seakkan membatasi diri dengan lingkungannya. Walau begitu, hati kecilnya rindu dengan kehangatan masa itu.

Ia memacu mobilnya membelah jalanan kota Seoul.

Delapan tahun sudah terlewati, delapan tahun sudah ia berusaha menghapus bayang wanita itu dipikirannya, terutama hatinya.

Mungkin benar kata orang bijak,

Kita baru menyadari sesuatu itu berharga ketika dia hilang.

Oleh karena itu, penyesalan selalu datang terakhir.

Ia duduk di meja kerjanya, diantara tumpukan berkas - berkas perusahaan yang harus ditanda tanganinya. Namun dengan seenaknya, tangannya bergerak menuju laci dan memandang satu buah foto polaroid yang dia bawa kemana-mana. Foto dirinya, sendirian yang tengah fokus mengisi beberapa soal ujian negara.

"Hyunnie!" Pekik seseorang membuat ia segera memasukkan foto itu kembali ke dalam laci dengan panik.

"Oh, Min Ah?" Tanyanya datar.

"Lihat, kali ini aku membawa sarapan untukmu dan di kotak bekal merah ini makan siangmu. Maaf yah, nanti aku tidak bisa menemanimu makan siang. Aku ada pemotretan." Ucapnya sambil menaruh kotak bekal itu diatas meja kerjaku.

"Iya, aku makan nanti." Ucapku sambil sibuk mengecek berkas tersebut.

"Jangan nanti, sekarang!" Paksanya membuat Seunghyun hanya bisa menarik nafas panjang. Dalam satu kali gerakan, ia mengambil kotak bekal itu dan segera memakannya.

Min Ah? Dia tengah memandangi wajah Seunghyun dengan seksama.

Disisi lain, seorang wanita tengah terburu-buru dan beberapa kali menabrak pejalan kaki di trotoar tersebut. Jepang memang terkenal kota sibuk, tapi bukan berarti tidak ada orang yang tidak disiplin. Wanita itu dengan susah payah berlari menggunakan high heels, tak perduli beberapa orang yang mengumpatnya ia harus sampai ke kantor karena ia sudah terlambat untuk meeting.

Karena kalau dia kali ini terlambat, pekerjaannya ini akan menjadi taruhannya.

Ia akan dipecat.

Setelah membayar beberapa uang yen kepada taxi, yang tak mampu menolong keterlambatannya ia segera masuk kedalam gedung pencakar langit itu dan menekan tombol lift. Seakkan sengaja, lift itu terasa berjalan lebih lambat dari biasanya membuat ia segera beralih ke jalan alternatif.

Emergency exit.

Dengan susah payah ia menaiki satu per satu anak tangga menuju lantai delapan, bahkan ia sengaja membuka high heels menyebalkan itu agar cepat sampai. Tak perduli keringat sebesar biji jagung, tak perduli busananya yang sudah berantakan, setidaknya ia harus sampai. Tepat ketika ia sampai di lantai delapan, ia segera membuka pintu ruang meeting tersebut. Namun naas, kosong.

"Ada apa, nona?" Tanya seorang office boy dengan bahasa Jepang.

"Tidak." Ucap wanita itu sambil menggeleng pelan meningglkan office boy itu dengan kebingungan.

Tamat sudah riwayatnya di Jepang.

"Sung Gyu, boss ingin bertemu denganmu." Ucap karyawati bernama Hikari tersebut.

Heartbreak [FF BIGBANG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang