CHAPTER 14

2.4K 130 3
                                    


Hari ini adalah hari baru; "oh come on becca, dunia tak selamanya penuh dengan air mata" semangatku pada diri sendiri.

Sinar mentari sedari tadi telah menyapaku untuk segera bangun; bangun dari bayang-bayang segala hal sialan yang tak penting.

Segera aku bangkit dari tempat tidur dan berjalan untuk sekedar membasuh wajah. "Pergi ke pantai seperti tak buruk." Hati kecilku bergumam.

Ya, sepertinya aku butuh penyegaran.

.

Desiran angin berhasil membuat rambutku beruraian ke segala arah. Pancaran matahari tersenyum indah seakan sedang menyapaku. Aku merindukan aroma ini, aroma laut; aroma yang tak pernah membuatku bosan. Kulitku pun tak ingin berpisah dari belaian pasir putih yang lembut bagai salju. Mungkin terlalu berlebihan; tetapi inilah aku; terduduk diam, sendiri dan bahagia.

Mataku tak berhenti memandangi hamparan laut yang berada di depanku; meskipun hanya laut bagai tak ada yang istimewa.

Masih ingatkah kalian bikini yang waktu lalu aku beli bersama spece? ya, aku mengenakannya sekarang.

Ini masih terlalu pagi untuk berjemur; dan terlalu dini untuk datang ke pantai. But who's care? aku masih disini dengan berjuta pikiran yang melayang-layang di ubun-ubunku.

Tak menyia-nyiakan waktu, kubaringkan tubuh; mencari posisi yang pas untuk membiarkan matahari menyapa kulitku. Tak ada waktu yang boleh terbuang; ku ambil salah satu novel kesukaanku dan mulai membacanya.

Selembar dua lembar; tak ada yang mengesankan, seperti biasa yang terdengar hanya deruan ombak yang berlomba mencapai pesisir pantai.

Pikiranku mulai bercabang; semalam aku ingat betul, justin memberi pesan yang tersirat; ia akan datang untuk menemukanku.

Ya, aku sudah tau. Aku tertelan oleh omong kosong itu lagi. Rasa yang aku miliki kepada justin telah membutakan segalanya. Betapa bodohnya aku berharap jika justin akan datang untuk menemuiku. "Just in your dream rebecca." Hati kecilku menunduk penuh penyesalan.

Oh sudahlah, once a fuckboy forever a fuckboy.

Aku kembali keluar dari bayang-bayang itu dan melanjutkan membaca novel yang berada digenggamanku. "Jangan terlalu mengharapkannya rebecca." Hati kecilku kembali berbisik

Seketika hanya keheningan yang menyapa dan suara...

"Got you ms. Simpson." Suara lembut yang khas itu terdengar lagi . Suara yang hampir seminggu ini tak ku dengar.

Justin's.

"Oh sepertinya pikiranmu mulai terganggu rebecca" umpatku dalam hati. "Mana mungkin justin ada disini." Gerutuku dalam hati lagi.

Ditengah perdebatan antara pikiran dan akal sehatku; segera mataku mencari sumber suara justin itu. Dan

Boam!

"Justin!" Dadaku tersentak; terpaku memilih tindakan apakah harus aku ambil; bimbang antara langsung memeluknya atau berpura-pura membencinya atas apa yang telah ia perbuat.

Memang hati kecil tak akan bisa dibohongi. Tubuhku langsung melompat kearah tubuh justin yang berada persis disampingku. Tanpa menanyakan bagaimana bisa dia berada disini, tubuhku seperti sudah tenggelam di dalamnya; hatiku merasa sejuk berada didekapannya.

Oh tuhan. Aroma tubuhnya tak pernah berubah; dan aku suka hal itu.

"How dare you justin!" Kataku dalam dekapannya.

DAMAGEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang