CHAPTER 17

2.3K 142 2
                                    

"Hello?" Mama menjawab panggilan telepon dariku dapat terdengar nada kepanikan disana.

"Mama, are you ok?" Tanyaku seraya berdiri memandangi hamparan pantai dan laut yang luas dari balkon kamar Justin.

"I'm fine honey, where have you been?" Tanyanya. Sudah kuduga.

"Hmm, i'm so sorry i didnt call you yesterday but i'm fine. I'm with Justin Mama." Terangku.

"Oh Justin? Is he here? I mean in Australia?" Tanyanya sedikit terkejut.

"Yeah, he really mean his words. He came for me, that was the sweet of him. So he want to spend the time with me all day, is that ok Mama?" Aku bertanya perlahan, memberikan penekanan di setiap kalimatnya.

"Of course honey, that's really ok and maybe me and your Papa would love to meet him too. You can come for dinner with Justin." Jawabnya sangat antusias, aku yakin Mama sangat ingin aku bangkit dan tidak berlarut larut didalam kesedihan.

"Ok, cool. What time, Ma?" Seruku.

"At 7 honey, do not forget." Mama tertawa kecil.

"Ok, i love you Mama."

"I love you too honey."

Pun sambungan telepon terputus, aku masih berdiri di balkon menarik napas sedalam dalamnya dan menghembuskannya. Ini masih pukul 10 a.m matahari belum terlalu bersinar terang dan Justin belum bangun dari tidurnya. Lazy ass!
Aku berjalan masuk ke kamar dan menemukan Justin masih terlelap dengan rambut blondenya yang mess. Seketika garis bibirku melengkung membentuk senyuman, oh pria ini milikku sekarang. Segera aku merangkak ke atas kasur dan tengkurap diatas Justin. Ku arahkan kedua tanganku ke rahangnya dan jari-jariku mengusap dahi hingga rambutnya, berjalan turun untuk mengusap bibir merahnya dan menyentuh hidungnya.

"Justin wake up." Bisikku tepat didepan wajahnya dan mencium hidungnya secara kilat.

Justin hanya mendehem dan tetap menutup matanya. Oh lil prick.

"Baby wake up." Bisikku lagi.

Akhirnya Justin membuka matanya perlahan dan tersenyum padaku. "Lazy  asshole." Kataku.

"I'm not lazy baby, i'm just enjoying my sleep." Bisiknya. Aku hanya memutar bola mataku.

"Whatever. I really wanna go to beach, are you coming?" Aku akan beranjak dan bangun dari tempat tidur tetapi Justin menahanku. Tangannya mendekap pinggangku dengan kuat.

"Gimme morning kiss first." Tanpa aba aba bibir Justin langsung meraup bibirku, bertemu dengan lembut dan menghasilkan sinkronisasi yang amat indah. Justin menghisap bibir atasku lalu beralih ke bibir bawah dan mekalukannya berulang-ulang. Tangannya juga tidak tinggal diam, telapaknya mendekap bokongku dan meremasnya perlahan. Saat bokongku terasa sakit karena diremas cukup keras oleh Justin yang mengakibatkan bibirku terbuka dan Justin dengan sigap memasukkan lidahnya ke dalam lalu bertemu dengan lidahku. Lidah kami bertemu dan bergerak dengan perlahan sangat dramatis. Setelah beberapa menit kami puk melepas kecupan kami.

"I-i cant breathe, hahaha." Aku tertawa kecil dihadapan wajah Justin dan Ia ikut tertawa.

"I like your laugh." Justin berkata sambil menyelipkan rambut ke belakang telingaku. Aku hanya tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepalaku, kedua tanganku yang sedari tadi melingkar di leher Justin beranjak dan meraba dada bidang Justin.

DAMAGEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang