CHAPTER 19

1.8K 114 5
                                    

(warning : sexual content)

"Elma will pick you up, i'm going to go to yard." Justin mengecup keningku lalu beranjak ke luar kamar kami.

Yap, aku dan Justin masih berada di mansion miliknya. Sebentar lagi kami akan kembali ke Vegas dan aku masih bersiap-siap mengemas pakaian milikku dan Justin of course.

Aku masih tak mengerti kalimat terakhir dari Justin, aku tahu Elma adalah housekeeper. Lalu mengapa ia harus menjemputku?

Belum terjawab pertanyaan yang berada dalam pikiranku, suara ketukan pintu membuyarkan semua itu.

"Mrs. Bieber, Mr. Bieber is waiting for you." Oh damn! Mrs. Bieber, Thats sound so pure sexy on me. Elma tersenyum kepadaku, senyumannya yang begitu tulus meskipun kulit wajah sudah mulai keriput.

"Uh... Ok." Senyumku lalu berjalan sambil menyeret koper ke arah Elma.

"Mrs, let it stay. Man guard will bring them." Saran Elma pun aku langsung melepaskan koper yang berada dalam genggamanku.

"Thank you Elma."

"Your welcome Mrs, you looks so beautiful." Senyumnya. Dia sangat sopan.

Aku hanya tersenyum dan dapat kurasa pipiku kini sedang memerah. Oh Becca, can you not?

Elma berjalan didepanku menuntun ke koridor mansion yang belum pernah aku lewati sebelumnya dan melewati jalan setapak kecil beralaskan bebatuan lalu dipagari rerumputan.

Aku berjalan menunduk, fokus agar heelsku tidak tersenggol batu. Jadi aku tidak terlalu tahu kemana diriku di tuntun oleh Elma.

"There he is." Elma menatapku lalu menatap seseorang di tengah lapangan.

Thats my man!

My fucking Justin.

Batinku terkejut melihat Justin yang berdiri disana dengan smirknya lalu tepat dibelakangnya terparkir mini jet. Holy pig!

Aku langsung menatap Elma. "Thank you Elma, its nice to meet you." Pelukku kepada Elma, karena aku tahu aku tidak akan melihatnya lagi di Vegas.

Dia tersenyum lalu membalas pelukanku "Nice to meet you too, beautiful. I like you, young lady; take care of Justin, he is like my own son." Terangnya.

"I will." Senyumku lalu berjalan ke arah Justin yang cukup jauh.

Justin berjalan ke arahku lalu menyodorkan tangannya kepadaku.

"Ready baby?" Senyumnya.

Aku mengangguk dan tersenyum, jari-jari Justin meremas lembut jari-jari milikku.

.

"You sure dont wanna stay the night with me?" Justin menoleh kearahku sambil sesekali melihat kearah jalan.

Yap, aku dan justin telah sampai di Las Vegas. Perjalanan dari Australia ke Vegas cukup membuatku letih dan jet leg. Dan kini justin bertanya hal yang sama sekitar seribu kali kepadaku, dia ingin aku bermalam dengannya dirumah Justin tetapi aku menolaknya. Tentu saja sesungguhnya aku ingin, tetapi aku tak mau merepotkannya, justin sudah sangat baik kepadaku. Jadi membiarkan dia untuk hidup dikehidupannya selama semalam bukanlah sesuatu yang buruk kan?

"I'd love to but thats ok, justin." Jawabku.

"Well, ok then." Balasnya tetap dengan pandangan lurus ke jalan.

Setelah beberapa menit tenggelam dalam sunyi dimobil, akhirnya kami tiba di apartementku. Setelah kalimat terakhir yang justin katakan, ia terlihat marah padaku tetapi aku tak mengatakan apapun. Aku tak ingin beradu pendapat dengannya, aku sangat lelah.

DAMAGEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang