CHAPTER 23

1.5K 101 12
                                    

hembusan udara yang teramat dingin berhasil membuatku terbangun perlahan, kedua kelopak mataku perlahan-lahan mencoba untuk beradaptasi dengan pancaran sinar matahari yang lembut menyapa dari jendela balkon yang terbuka lebar.

meski sinar matahari cukup hangat tetapi tak mengalahkan hawa dingin di pagi hari kota penuh cinta ini. setelah beberapa menit mencoba menstabilkan mataku, akhirnya aku terduduk di ranjang ukuran king size ini seorang diri. panik tak seketika menyapaku karena melihat justin tidak ada disampingku, tolehku ke arah balkon yang terbuka sempurna memperlihatkan seorang pria yang sudah pasti kau ketahui siapa.

pun akhirnya aku bangun dan mencuci wajahku lalu beranjak ke arah balkon. justin berdiri memandangi sudut kota paris dengan pemandangan menara eifflel yang hanya terlihat seperempat bagian, shirtless. kugaris bawahi sekali lagi, justin shirtless. aku tahu bukan hal yang baru lagi bagiku melihat justin tak mengenakan apapun kecuali boxernya, but i mean the view of paris mix with your man whos shirtless, is that even real?

mendengar derap langkah kakiku, seketika justin lansung menoleh kearahku dan tersenyum.

"morning babe." sapanya.

"morning." jawabku.

justin menarik pinggangku dan memelukku dari belakang, menempatkanku di pelukannya serta wajah justin yang tenggelam dileherku. aku terdiam melihat pemandangan yang sangat indah sedang memanjakan mataku, tidak begitu dengan justin, ia sibuk mencium leher dan bahuku.

"justin." kataku.

"mmm.." justin menjawab tetapi masih sibuk dengan aktivitasnya.

"why do you kiss my neck when you obviously can kiss my lips?" tanyaku.

"is that even a question?" justin membalikkan tubuhku menjadi menghadap kearahnya lalu dengan tanpa aba-aba justin meraup bibirku dan menciumnya dengan rakus.

alisku seketika menyerngit merasakan ada rasa kopi bercampur cigar di bibir justin, perlahan aku menjauhkan diri dari dekapan justin tetapi kedua tangan justin terlalu kuat dan malah mulai memasuki tshirt miliknya yang sedang kupakai.

"did you smoke?" tanyaku setelah berhasil terlepas dari kecupannya.

"i did." jawabnya menatapaku.

"you rarely smoke before, whats wrong?"

"its nothing, babe." justin menjawab seraya mencari pandangan kearah lain.

"oh come on, tell me."

aku tahu justin sedang berbohong dan aku benci itu.

"my casinos are in some trouble." jujurnya.

"what?" bola mataku seketika menegang.

"my guys are fucking cheating on me, they took my money and runaway." pupil mata justin menggelap dan rahannya mengeras menggambarkan jelas kemarahannya.

"you trusted them and they have been worked with you for long time, am i right?" tanyaku.

"i was, but once an asshole will still be an asshole."

DAMAGEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang