Kau tahu? Tanggal dua belas pagi ini, aku mengirim doa untuk langkahmu yang menapak enam belas. Entah pada sisa rembulan atau embun nan bergelayutan kau akan menemukan asaku terpendam. Atau mungkin, kau tak pernah menemukannya. Untuk kurva manis yang turut melengkungkan obsidian, untuk tawa yang mengisi rapsodi, semuanya. Mengirim doa yang tak mungkin akan kau dengar. Yah, mungkin di luar sana, cahaya najam yang mengisi gulitamu menjadi kirana nomor satu. Mungkin pula aku hanya sang bayu berlalu saat kau berdansa dengan kejoramu. Aku ingin mengucapkannya, meski hanya dua kata yang menyelipkan fragmen, berharap untuk membekas memori, walau hanya sesaat lalu terlupa. Tapi madahku menjelma doa pupus suara; di mana kau tak perlu tahu.
(semoga kau bahagia)
tertulis dua belas agustus, ketika kau menginjak enam belas, dan ucapanku mungkin tak berarti apa-apa.
.
Late post again :DD
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu, dan Selaksa Kata
Poetry[antologi puisi] ;tentang aku, kamu, dan selaksa kata. tentang dusta-dusta euforia maya. tentang hati yang merindu baskara, namun tiada sanggup menjamahnya. tentang afeksi yang tahu destinasinya, namun tak pernah diberi arah.
