Hai, sampai kapankah aku akan meramu cemburu?
Bertahta sunyi, singgasana fana, tak pernah ada.
Kau buih yang mengiring ombak, lenyap kala ombak terhempas.
Dan ya, kau hujan pada kemarau hari, dan aku retak buana memuja.
Sampai kapankah bumi kan menatap langit, menelusuri lini-lini awan sembari berharap atmosfer kan memeluk?
Ada dusta langit, tangan bumi terulur hendak menyentuh, namun lazuardi terlampau aksa.
Ada dusta sang bayu yang membelai ilalang kemudian lalu.
Ada dustamu.
Sampai kapankah?
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu, dan Selaksa Kata
Poetry[antologi puisi] ;tentang aku, kamu, dan selaksa kata. tentang dusta-dusta euforia maya. tentang hati yang merindu baskara, namun tiada sanggup menjamahnya. tentang afeksi yang tahu destinasinya, namun tak pernah diberi arah.