barangkali, satu detik kala netra kita beradu tiap sekolah usai, memiliki makna.
barangkali, kala aku menangkap indra visualmu mengarah pada parasku, memiliki arti.
barangkali, kala kurva terpatri di bibirmu tiap kali gugup memaksaku bersikap, merupakan isyarat sesuatu.
tapi tidak. kadang aku hanya perlu paham, dari ribuan asa yang terkabulkan, imajiku tak sanggup menyentuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu, dan Selaksa Kata
Poetry[antologi puisi] ;tentang aku, kamu, dan selaksa kata. tentang dusta-dusta euforia maya. tentang hati yang merindu baskara, namun tiada sanggup menjamahnya. tentang afeksi yang tahu destinasinya, namun tak pernah diberi arah.