Dan ternyata, tawa dalam kisah kita hanya pulas impresionis kuas patah pada kanvas yang retak.
Sekejap; namun impresi yang mati membusuk dengan cara yang hanya dapat sang pemilik hati yang patah untuk mengetahui.
(Kau pelukis yang menenggelamkan kanvas pada arus
Aku kuas yang patah di tepi tebing, tak ternarasi)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu, dan Selaksa Kata
Poetry[antologi puisi] ;tentang aku, kamu, dan selaksa kata. tentang dusta-dusta euforia maya. tentang hati yang merindu baskara, namun tiada sanggup menjamahnya. tentang afeksi yang tahu destinasinya, namun tak pernah diberi arah.