CHAPTER 9

448 33 1
                                    

Satu minggu sudah setelah kejadian itu Frank tidak pernah lagi menghubungi Seung Yeon, Frank juga jarang terlihat berada di kantor. Seung Yeon pernah sekali berpapasan dengannya tapi dia tidak berani menatap mata Frank.

"Ah, dingin sekali." Gumam Seung Yeon sambil menggosok-gosokan tangannya karena dingin.

Seung Yeon menikmati daun maple merah yang berguguran tertiup angin musim gugur sambil menunggu jam makan siangnya habis di taman dekat kantornya. Seulas senyum tergambar di wajahnya melihat beberapa pasang kekasih yang lewat di depannya. Lalu tiba-tiba terdengar suara ponselnya berbunyi. Dengan enggan Seung Yeon merogoh kantung coat mengambil ponselnya.

Si cerewet : Temui aku!

Seung Yeon terdiam sejenak masih terkejut mendapat pesan singkat dari Frank.

Nona masa lalu : ada apa?

Si cerewet : Kau bilang kau menemukan caranya? Temui aku. Sekarang!

Nona masa lalu : Arra, aku akan keruanganmu...sajangnim.

Si cerewet : Kau naik ke atap gedung!

"Mwo? Atap gedung? Micheoseo eoh? Kau mau bunuh diri?" Omel Seung Yeon pada ponselnya.

Si cerewet : Jangan bawel! Cepat naik!

Seung Yeon langsung menoleh ke kanan dan kirinya mencari Frank yang mungkin saja ada di sekitarnya dan mendengarnya mengomel tadi. Seung Yeon pun bergegas naik lift sebelum Frank memerintahkannya lagi. Seung Yeon tersengal-sengal setelah naik tangga menuju ke atap gedung karena lift hanya mencapai sampai lantai terakhir sebelum atap gedung.

"Kau lamban sekali? Tidak pernah olahraga eoh?" omel Frank sambil berdiri membelakangi Seung Yeon dan memasukan kedua tangannya ke kantung celana.

Seung Yeon sudah tidak punya tenaga lagi untuk meladeni omelan Frank jadi dia hanya terdiam sambil mengatur nafasnya.

"Kenapa harus bertemu di si...," Seung Yeon tidak melanjutkan perkataannya saat melihat atap gedung di sulap seperti sebuah balkon taman dengan gazebo kecil dengan beberapa tanaman dan bunga.

"Sampai kapan kau akan berdiri di situ?" tanya Frank sinis membangunkan Seung Yeon dari lamunannya yang menatap kagum.

Seung Yeon mencibir sambil berjalan ke gazebo mengikuti Frank dan duduk sedikit jauh dari Frank.

"Ini...kau lihat foto-foto ini mungkin bisa membuatmu mengingat masa lalu." Ucap Seung Yeon menyerahkan albumnya pada Frank mengenyahkan canggung di antara mereka.

Frank menatap Seung Yeon sekilas lalu membuka satu persatu foto-foto yang ada di album itu. Tanpa sadar Seung Yeon terus memperhatikan Frank yang memakai kemeja putih dan dasi hitam di padukan dengan jaket hitam yang lengannya dia lipat hingga siku tangan.

"Sudah puas menatap sajangnimmu yang tampan ini, Seung Yeon-ssi?" Ucap Frank tiba-tiba tanpa melepaskan tatapannya dari foto-foto yang dipegangnya.

Seung Yeon langsung tersadar dan berdehem pelan lalu mengalihkan pandangannya ke pohon maple kecil yang berada di dekat gazebo. Terdengar helaan nafas Frank panjang sambil menyimpan album fotonya di meja.

"Wae? Kau ingat sesuatu?" Tanya Seung Yeon penasaran.

Frank menggeleng, "Ani." Jawabnya singkat sambil melipat tangannya di dada.

"Bersabarlah, pelan-pelan saja." Ucap Seung Yeon sedih.

"Kau tidak punya yang lain? Kenangan yang kuat?" tanya Frank.

Fall, Once AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang