BAB VII
Tadi pagi Dhikel merasa ada perbedaan dari hari biasanya. Angga ikut makan bersamanya, padahal selama ini Angga selalu menunggu mereka haampir selesai makan , baru di akan mengambil bagiannya, tapi tadi pagi tidak. Dia dan kakaknya Angga sama-sama makan bersama disatu meja. Angga tepat duduk disebelahnya,sesekali Dhikel juga melirik kearah kakaknya itu. Dhikel menyadari kakaknya yang satu itu jauh lebih, cerah. Dan gembira.
"gue perhatiin dari tadi lo senyum-senyum sendiri aja. Ada apaan sih.?"
Apa ia sejak tadi dia tersenyum-senyum sendiri. Mendengar pertanyaan Nataly , entah kenapa senyum Dhikel terpancing keluar. Tapi kali ini dengan sedikit gelak tawa.
"yee, ditanyanya juga. Malah ketawa. Gak asik ahh."
"sory. Sory. "
"ada apaan sih kyel."
"bukan apa-apa kok, Cuma gue seneng aja. Kak Angga udah gak berusaha ngehindari gue lagi. Tadi pagi aja kita makan bareng."
"mungkin dia takut telat. Jangan kegeeran dulu lo. Lagipula, apanya yang lucu, gitu aja lo senyum-senyum sendiri."
"yee, jangan salah."
Dhikel tak terima pembantahan dari Nataly, dia harus tahu tentang acara semalam.
"semalam juga kak Angga ngajak gue makan diluar. Dia banyak ngobrol sama gue." Meski gue yang paling banyak ngomongnya dari pada dia.
"dia senyum sama gue. Dia juga ngambil nasi yang ada dibibir gue. Katanya makan gue berantakan."
"ohh. Sosweeet.. "
Ucap nataly bermaksud meledek, tapi dia teringat ucapan terakhir Dhikel. Mengambil nasi dari bibir Dhikel??. Seperti difilm-film saja. Tapi mereka kan kakak beradik. Kok kejadiannya terdengar romantis yah?.
"ehh. Lo bilanng ngambil nasi dari bibir lo."
"iia." Dhikel mengangguk.
"hati-hati lo, entar dia suka lagi sama lo."
"ngaco lo. Gak mungkin lah. Kita kan kakak beradik, udah gila kali lo yah?."
Dalam hati dhikel berusaha meyakinkan kalimat yang baru saja dia ucapkan. Benar, tidak mungkin.
"apa sekarang lo udah banyak perkembangan dengan kak Junior lo itu?"
"belum, kenapa?"
"tuh."
Nataly mengangkat alis dan menunjukan sebuah arah dengan mulutnya, yang mana dari arah itu Dhikel bisa tahu dari sanahlah Junior berasal , dilihat dari arahnya, sepertinya Junior berjalan kearah Dhikel.
Kak Junior kesini. Ngapain?? Ketemu gue?,,,
Dugaan Dhikel memangtidak meleset, kenyataan Junior semakin dekat dan sudah menghampirinya, kini Junior semakin dekat dengan mejanya.
"hei.."
Dhikel merasa seperti mimpi, kak Junior menyapa ku?? meski dia tidak khusus menyapa Dhikel, karena ada Nataly disana. Tapi tetap saja, ini kemanjuan.
Selama ini Junior tak pernah menyapanya, dan sekarang, Junior sudah datang khusus untuk menyapanya. Untuk pertama kalinya.
"ohh, hei juga kak, hmm, sepertinya ada yang ingin kalian bicarakan, sebaiknya aku duluan saja."
Dugaan Nataly memang tidak meleset. Saat ini Junior memang ada perlu dengan Dhikel, dan hanya boleh Dhikel saja yang tahu.
"bye Dhikle."
Nataly mengangkat tangan dan jarinya, lalu pergi meninggalkan mereka hanya berdua .
Dhikel hanya tersenyum. Sekarang dia mulai berfikir apa yang membuat Junior menyapanya lebih dulu. Apa ini ada kaitannya dengan persyaratan Angga?.
"Angga pasti sudah memberitahumu tentang pengajuan syarat itu bukan?"
Tepat!! Perkiraan nya tak meleset sedikit pun. Jadi lo kesini dan khusus nyapa gue hanya karena itu??
"bagaimana kalau ngomong nya cari tempat duduk saja."
"disini saja." Jawab Junior sinis. Dia tak berniat berlama-lama dengan gadis menyebalkan ini.
"mm baiklah, aku memang sudah tahu. Tapi persyaratannya apa aku tidak tahu. Dia bilang ingin memberitahumu sendiri. bukankah ini rahasia?"
"heh."
Junior tertawa. Lebih tepatnya sengaja tertawa untuk memberi kesan peremehannya.
"cita-cita lo jadi guru"
Dhikel tak mengerti maksud perkataan Junior, apa dia berusaha memastikan atau bertanya, atau hanya sebuah kalimat yang tidak perlu kepastian.
"apa??"
Karena tidak mengerti maksud dari intonasi kalimat tersebut., dhikel hanya bisa bertanya apa?.
"Angga bilang lo pengen jadi guru."
Satu kalimat itu membuat Dhikel mengerti, bahwa intonasi kalimat sebelumnya adalah meminta kepastian, apakah benar cita-cita Dhikel menjadi gur atau bukan.
"itu, . memang benar, kenapa?"
"Angga memintaku mengabulkan cita-cita mu itu. Karena itu, saat libur panjang. Bersiap-siaplah. Hanya satu minggu, hanya selama itu saja yang bisa aku bantu."
Benarkah ini, mungkinkah?? Ohh, astaga,,, apa kak Junior bilang selama satu minggu? Apa artinya aku akan menjadi guru selama satu minggu. Atau apa?
Dhikel tak percaya, apakah maksud Junior dia akan menjadi guru dengan bantuan Junior. bersiap-siap? Baru Dhikel tersadar ada pernyataan dari Junior yang harus dipastikannya. Begitu Dhikel menoleh ingin menyakan nya sendiri, tapi Junior sudah tidak ada disampingnya lagi. Dia sudah pergi menjauh dan Dhikel tak berniat untuk mengejarnya.
Ditengah rasa bahagianya, Dhikel tersadar ada orang ketiga yang membuat mimpinya nyata, kak Angga, dia selama ini mengira kakaknya yang satu itu membencinya. Tapi malah kakak nya yang itulah yang masih terus ingat dan memperhatikan mimpinya.
Aku tak boleh lupa untuk berterimakasih nanti.
***
"kau yakin Deddy bakal ngijinin gue. Seminggu lho?? Itu bukan waktu yang sebentar buat mereka."
Nataly hanya mendengar kan dengan baik semua penjelasan dari Dhikel. Memang benar, jika difikirkan Dhikel bukanlah sosok gadis yang bisa ditinggal sebentar diluar sana. Apalagi hanya pergi bersama Junior. tapi harus bagaimana lagi?? Dia tetap harus pergi jika tetap ingin menjadi guru.
"kenapa lo gak coba aja dulu, siapa tahu diijinin, apa salahnya mencoba?"
Dhikel mulai memikirkan saran Natal mencobanya???,..
"yah, liat nanti aja deh. Nanti gue usahain buat ngomong sama Deddy. Lo doain aja, biar gue dapet ijinnya."
"tenang aja, gue pasti doain lo kok.. tapi kenapa bukan Junior aja sih yang minta ijinnya. Kan dia yang ngajak lo. Siapa tahu bokap lo percaya gitu kalau dia yang ngomong mah."
"lo nyuru dia ngomong?? Emang dia punya mulut buat ngomong.. ?"
"heh... gak boleh gitu, orangnya denger baru tahu rasa lo."
Nataly menghentikan kemudi mobilnya. Mereka sudah berada tepat didepan gerbang rumah Dhikel.
"orangnya gak akan denger. Lo fikir dia hantu.. ya udah. Thanks yah Ly, udah nganter gue. Mampir dulu gak??"
Dhikel sudah keluar dari mobilitu.. kini berdiri didepan kemudi Nataly.
"gak deh makasih. Gue langsung pulang aja, ada acara lain."
"lho?? Lo gak mau ketemu , yah ... seseorang gitu dirumah gue??"
"seseorang?? Maksud lo?? Angga??"
"Angga?? Gue fikir Khaiv..."
"ohh..??"
Nataly kelepasan bicara. Ngapain gue bilang Angga segala, Dhikel kan gak boleh tahu..
"yasudah. Gue masuk dulu yah? Hati-hati lo dijalan.."
"okk. Bye.."***
KAMU SEDANG MEMBACA
Salju Akhirnya Mencair
RomanceDhikel, sampai kapan kau akan terus mengganggu hidup ku. - sampai kakak mau jadi pacar aku.