BAB XIX

92 3 0
                                    

BAB XIX
Orang-orang tidak pernah tahu bahwa Khaiv itu adalah kakaknya, meski bukan kakak kandung. Tapi Khaiv sudah memiliki Nataly, dia tidak akan merebutnya.
Kini yang menjadi renungannya adalah Angga, sudah satu minggu sejak Dhikel terakhir mengunjungis rumah ayahnya, dan saat itu Angga tak mau berbicara padanya. Hinngga sekarang , Angga masih tak mau berbicara padanya.
"saudaramu itu sangat tampan yah?"
"yang mana?"
"yang kemarin kesini. Namanya aneh. Khaiv.?"
"orangnya juga aneh. "
Dhikel tersenyum sendiri, nama mereka berdua memang aneh. Khaiv dan Dhikel. Tapi paling tidak, namanya bukan Dhikel lagi sekarang. Tapi Elvina.
Oh, sampai lupa. Hingga sekarang Dhikel itu belum pernah tahu siapa nama Khaiv sebenarnya. Semua nya kan punya nama kepanjangan. Misalnya, suhegy wira atmaja, Angga prasetya wira atmaja. Hanya Khaiv lah yang selalu marah jika Dhikel menanyakan namanya kepadan keluarganya. Anak satu kampus mereka dulu juga tak ada yang tahu siapa nama Kepanjangan Khaiv itu.

"DATANG... DATANG,,, DATANG...".
"SIAPA YANG SETUJU KALAU DIA DATANG KEFAKULTAS KITA?"
"SAYAA,,"
"SAYAA.... "
"KITAAA...."
beberapa mahasiswi mulai menutupi koridor utama tepat didepan ruangan Dosen.
Melakukan aksi Demo lagi. Terkadang Dhikel sendiri heran, ada sih dengan mahasiswa jaman sekarang, selalu saja mencari gara-gara. Sedikit-sedikit demo, apa gak cape yah. Sekarang apa yang jadi permasalahannya, mata kuliah terlalu susah? Dosennya terlalu kejam?? Atau biaya kuliah terlalu mahal. Setahu Dhikel UNJ itu udah gak bermasalah dengan itu semua. Itu persepsi Dhikle. Tapi gak tahu sama yang lain, suka aneh.
Tapi demo kali ini biasa aja , berbeda dari sebelumya., tidak ada ikat kepala, tidak ada spandung atau sekedar coret-coretan kertas. Mereka hanya mengepung seperti borang menunggu BLT. Hanya saja mereka sesekali berteriak-teriak seperti orang yang dicopet, lalu berteriak. MALING,,, MALING..
Ehhh, tunggu. Pesertanya cwe semua, ada apa ini?
"demo lagi yah san?"
Teman yang dari tadi sudah mengajaknya bicara dan menemaninya selama jalan menuju ruangan itu namnay Santi. Sebenarnya bukan teman yang baik, mereka tidak bisa dibilang akrab. Meskipun sekelas, mereka hampir tak pernah saling sapa. Dhikel sendiri malas berbicara dengan Santi. Santi itu belagu, sedikit sombong dan terlalu PD(percaya diri), merasa kalau dia itu terlampau cantik untuk memikat hati laki-laki. Padahal menurut Dhikel orangnya biasa aja. Cantikan juga gue.itulah yang terpikirkan oleh Dhikel.
"ahhh, biasa. Lo gak tahu mahasiswa jaman sekarang aja."
"demo karen apa lagi sih. Aneh deh, pesertanya kok cwe semua."
"ya iyalah, we. Mereka kan pengen ketemu cwo ganteng juga.?"
Cwok ganteng?
"maksud kamu apa sih?"
"itu, fakultas kita kedatangan tamu. seorang mahasiswa paling pinter, pada tahun kelulusannya dialah yang menjadi juara satu seindonesia dengan nila sempurna dari awal hingga akhir. Dia juga mendapatkan beasiswa S2 diluarnegri, keren kan?"
Dhikel hanya mengangguk. Terkadang dia harus jujur jika saat itu hati nya iri mendengarnya. Pasti sangat bahagia menjadi mahasiswa terpintar.
"terus, kenapa pada Demo.?"
"semua anak sastra dan jurusan guru tidak kebagian kunjungan itu, katanya waktunya gak cukup. Jadi mereka demo gitu. Alasannya sih mereka pengen dapet motivasi untuk diri mereka sendiri, bair lebih maju. Tapi gue tahu banget. Bukan itu alasan sebenarnya. Liat aja persertanya cwe semua."
"karena tuh cwo ganteng. Jadi mereka pengen ngeliat?"
Tebak Dhikel. Meski secara fakta, Dhikel bukan menebak, tapi berusaha menggabungkan informasi yang didapat dari Santy, tidak akan salah menebak jika Santy sudah berbicara seperti itu.
"ia lah. Apa lagi? "
"kamu kok gak ikutan demo?"
Biasanya kamu rajanya Demo.
Santy terkenal raja Demo karena dia selalu ada dalam Segala jenis Demo, bahkan Demo diluar dari universitas mereka. Malah Santy sering jadi pelopor Demo untuk unjuk rasa. Mungkin hanya Dhikel dan sebagian kecil orang yang tidak terkontaminasi oleh Santy and DKK.
"malas ah gue, gengsi . nanti kalau sampai tuh cwo tahu gue ikut demo, jatuh dund image gue. Gini-gini kan gue juga jaga image. Lagian gue udah ketemu kok sama cwo nya. Semoga aja demo mereka ada hasilnya. Biar bisa nanya-nanya. Sekalian minta nomer hp , kalo ada kesempatan."
Santy?? jaga image?
"apa segitu gantengnya?"
"makannya, lo berdoa aja biar demo mereka sukses. Jadi lo bisa langsung lihat seganteng apa orangnya." Dhikel tersenyum, dalam hati dia mendoakan semoga demo kali ini benar – benar sukses. Ini pertama kalinya Dhikel mendoakan demo mereka sukses. Selama ini Dhikel malah mengutuk mereka yang ikut berdemo. Tapi sekarang? Apa dia juga sudah terkontaminasi Santy?.
Tiba-tiba Dhikel teringat sesuatu.
"santy.."
"kenapa?"
"gantengan mana dia sama Khaiv?."
"Khaiv sodara lo itu?"
Dhikel hanya menganggut.
"entahlah, gak beda jauh. Coolan kakak lo sih. Tapi gantengan cwo ini. Dia perfeck."

Salju Akhirnya MencairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang