AWAL

25.1K 766 10
                                    

Aku merebahkan badanku pada ranjang empuk di kamar tercintaku ini, pandanganku kosong menatap atap atap kamar, sejak makan malam tadi aku sudah tidak tenang aku gusar pikiran ku mengarah pada ucapan ayah waktu di meja makan tadi.

"Bukanya ayah ingin memaksa Nasya...!!" Ucap ayah, dengan nada pelan mungkin agar aku tidak tersingung dengan permintaannya.

"Nasya masih mudah ayah... Nasya masih ingin kerja...." aku berusaha menolak dengan sopan, menu buka puasa yang di sajikan ibuku langsung membuatku tidak selera, aku sudah tidak nafsu lagi melanjutkan makan ku.

"Ayah hanya ingin menyumbang tali silaturrahmi dengan teman ayah..." ayah masih berusaha membujukku.

"Menyambung tali silaturrahmi tidak harus dengan perjodohan ayah...???" Aku tahu sekeras apapun aku berusaha menolak, aku tidak akan berhasil karena kau tahu sifat ayahku sendiri bila dia sudah menetapkan suatu hal, hal itu tidak akan bisa di ubah lagi.

Mungkin karena fikiranku terlalu jauh memikirkan hal itu hingga aku tidak tau ibu ku telah masuk dalam kamarku.

"Tidak usah dipikirkan apa yang telah di ucapkan ayah..." ucap ibu sambil mengelus rambutku, aku langsung merasakan ketenangan saat ibu mengeluskan jari jari lentinya di sekujur rambutku "Nasya mau di masakkan apa untuk menu sahur besok...??" Sambungnya

"Terserah ibu saja yang penting jangan masak yang pedas pedas...." jawabku sambil memberi peringatan pada ibu, ibu menarik selimut dan menutupkan di tubuhku, setelah itu aku merasa kamarku sepi terdengar suara pintu sedang di tutup dari luar.

Aku harap malam ini aku bisa tidur nyenyak.....

Jam tiga pagi aku sudah terbangun karena suara arak arakan di luar yang membangunkan orang seluruh kompleks untuk melaksanakan sahur, aku mengucek mataku dengan keras berharap kesadaranku pulih.

Setelah cuci muka dan mengosok gigi aku turun ke bawah ku lihat ibuku sedang menyiapkan berbagai menu sahur di meja.

"Mana adikmu...??" Ucapan ibuku langsung membuatku tersadar akan tugasku membangunkan Fina adik tercintaku, niatku ingin kembali naik ke atas untuk membangunkan adiku tapi kedulaun dia sudah turun duluan.

"Kakak ngak bangunkan Fila...." ucapnya dengan muka kesal yang di buat buat olehnya, Aku melihatnya tingkah adikku ini hanya ku tanggapi dengan senyuman tipis.

Semuanya sudah berkumpul di meja makan, ayah yang duduk di depanku memimpin doa untuk sahur, setelah ber amin kita langsung menyantap makanan, jujur nafsu makanku sedang turun hal ini sudah biasa terjadi bila aku mempunyai beban di pikiran aku langsung kehilangan nafsu makan.

Aku melirik ke arah ayah, beliau sedang asyik menikmati makanannya aku rasa untuk sahur ini ayah tidak akan mengungkit tentang perjodohan lagi.

"Kapan kamu mulai libur Nasya...??" Akhirnya ayah mulai mengeluarkan kata katanya.

"Hari ini last kerja ayah...." ucapku menunduk aku tidak berani menatap ke arah ayah.

"Kalau begitu selesai pulang kèrja nanti kemasi barang barangmu... besok pagi kita akan pergi ke solo..." aku menghembus nafas lega ku kirah ayah akan membahas tentang perjodohan.

"Biar aku aja nanti yang kemasi barang kakak..." sela adikku " nanti pulang kerja pasti kecapekankan..."

Aku tersenyum pada adikku tak lupa pula aku berterima kasih. Selesai makan aku membantu ibu mencuci piring dan mengemasi dapur, fila bolak balik naik turun tangga ia bertanya barang mana yang akan di bawahnya, adiku yang satu ini memenag baik dan perhatian.

Selesai membantu ibu aku menaiki tangga memasuki kamarku aku terkejut saat pintu kamar ku buka, barang barangku bertebaran di mana mana.

"Fila..!!!"

Rain Tears (End Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang